Mohon tunggu...
Efrata Denny
Efrata Denny Mohon Tunggu... wiraswasta -

Praktisi Supply Chain Management. Penggemar Wine, Diving, Traveling, Kuliner, dan Fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Money

Swasembada Sapi = Tidak Makan Sapi

19 Februari 2013   11:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:03 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekjen KDS (Komite Daging Sapi) Jakarta, Afan Anugroho, mengungkapkan kelangkaan daging sapi disebabkan langkanya pasokan lokal. Harga daging sapi di pasaran sudah mencapai Rp90-100 ribu per kilogram.

Sementara pemerintah melalui kementerian pertanian mempunyai target swasembada sapi di tahun 2014. Kementerian pertanian juga mengaku tidak pernah memberikan inisiatif menaikkan quota import daging sapi tahun 2013. "Usulan menaikkan quota import bukan dari kementerian pertanian, melainkan datang dari kementerian lain," demikian kata Suswono, menteri pertanian Indonesia.

Jika suplai daging sapi langka dan quota import tidak ditambah, maka suplai daging sapi akan semakin langka. Daging sapi yang langka akan mengakibatkan harga daging sapi mahal. Harga daging sapi yang mahal akan membuat masyarakat tidak mampu membeli daging sapi. Masyarakat tidak makan sapi karena harga sapi mahal. Kondisi daging sapi yang tidak laku akan membuat daging sapi melimpah di pasar. Di saat daging sapi ini melimpah, kita tidak perlu impor sapi lagi alias swasembada sapi. Apakah definisi swasembada sapi inilah yang diharapkan oleh kementerian pertanian?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun