Mohon tunggu...
Caca
Caca Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ya ini aku

I like the sun but not with the light Elvano

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Sejarah dan Keunikan Peci Batik Jogokariyan

13 November 2021   12:40 Diperbarui: 13 November 2021   12:42 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peci adalah penutup kepala yang terbuat dari kain. Peci sudah terkenal di daerah Giri sebagai salah satu daerah penyebaran Islam yang berada di Pulau Jawa di abad ke-15. Pada zaman dahulu, peci bisa ditukarkan dengan rempah-rempah karena sebegitu berharganya peci pada abad ke-15.

Menurut salah satu versi sejarah, pertama kali yang mengenalkan peci di Indonesia adalah Sunan Kalijaga. Alasan Sunan Kalijaga membuat peci yaitu sebagai hadiah untuk anak raja terakhir Majapahit yang bernama Sultan Fatah. Peci melambangkan persamaan derajat antara rakyat dan raja di mata Tuhan.

Pada tahun 1921, Presiden Indonesia Ir Soekarno di Surabaya menjadikan peci dan jas sebagai icon Indentitas Bangsa. Sebagai tokoh nasionalis, Ir Soekarno berhasil menyebarkan peci sebagai icon identitas bangsa. Kini, peci dipakai pada acara resmi kenegaraan. Peci bukan lagi penanda bahwa penggunanya adalah seorang Muslim. Lebih dari itu, kini peci telah menjadi busana formal.

Selain disebut peci, penutup kepala ini juga disebut kopyah yang mempunyai makna "kosong karena dipyah". Jika digunakan, harapannya bisa membuang kebodohan dan sifat tidak terpuji lainnya. 

Sayangnya, anak-anak muda menganggap peci adalah hal yang kuno untuk berpenampilan sehari-hari. Padahal, zaman sekarang banyak sekali variasi peci yang keren. Memang dahulu, peci hanya memiliki satu warna dan bentuknya itu-itu saja. 

Namun sekarang, banyak sekali peci yang memiliki motif-motif unik, salah satunya peci dengann motif batik yang membuat semakin keren dan stylish saat digunakan. Salah satunya yaitu Peci Batik Jogokariyan yang kualitasnya terbaik dengan bahan utama kain katun.

Alasan kenapa menggunakan kain katun yaitu karena kain katun mempunyai bahan yang lembut terbuat dari serat alami, yaitu kapas atau Gossypium. Kain katun pun banyak digunakan sebagai bahan utama pembuatan pakaian, mulai dari kaos kaki, celana, pakaian dalam, baju gamis hingga hijab.

Produsen Peci Batik Jogokariyan berada di Daerah Istimewa Yogyakarta, lebih tepatnya di Kampung Jogokariyan Gang Suripto. Jardianto adalah perajin yang membuat Peci Batik Jogokariyan yang awalnya hanya iseng membuat peci bermotif batik sekarang menjadi terkenal dan banyak dipakai sejumlah ustadz, selebriti, sampai politisi di Indonesia.

"Saat ini kita baru mampu mejual 40 biji per hari dengan omzet 25 juta per minggu. Karena memang tenaga produksi kita terbatas. Tapi sekarang kita sudah punya tim marketing sendiri. Termasuk suplayer di Malaysia, kalau untuk pembelian pribadi sudah ada yang sampai Belanda, Prancis, hingga jelas" tutur Jardi.

Dengan membeli produk Peci Batik Jogokariyan, kita sama saja dengan bersedekah karena 5 persen hasil penjualan akan disumbangkan ke Masjid Jogokariyan. Masjid Jogokariyan sebagai icon dan banyak wisatawan yang berkunjung ke Majid Jogokariyan.

Setelah produk peci batik dikenal oleh kalangan masyarakat jardi pun menekuni usaha tersebut dengan menjualkan secara offline yang mempunyai outlet dibeberapa tenpat ada di dekat Masjid Jogokariyan, Galeria Mall Jogja, dan Suara Muhammadiyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun