Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Saat Erick Thohir Terjepit di Antara Dua Kepentingan

8 Januari 2025   20:43 Diperbarui: 9 Januari 2025   16:34 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 6 Januari 2025, menjadi momen yang berat bagi Ketua Umum PSSI Erick Thohir, menyampaikan pemecatan Shin Tae Yong (STY) sebagai pelatih Timnas senior lewat konferensi pers.

Keputusan mendadak tiada angin tiada hujan itu, menimbulkan kesedihan kolektif bagi pencinta sepakbola tanah air yang tidak menghendaki STY dipecat dari jabatannya.

Mulai dari anak kecil, kaum perempuan hingga pria dewasa meratapi keputusan tidak populer PSSI tersebut. Media sosial hingga hari ini, masih mengharu biru dengan postingan soal STY.

Ini bukti bahwa sebagian besar pencinta Timnas merasa sangat kehilangan sosok pelatih yang berjasa membawa Timnas Garuda terbang tinggi. Hingga ke round 3 kualifikasi Piala Dunia 2026.

Tidak banyak orang yang mendukung keputusan PSSI. Termasuk beberapa pengamat bola yang sejak awal menghendaki STY out, sebagai pelatih Timnas senior.

Fenomena paradoks di media sosial ini harusnya membuat PSSI berkontemplasi. Apakah keputusan mendatangkan pelatih baru dengan rekam jejaknya, sudah tepat atau tidak momentumnya.  

Sebagai Ketua Umum PSSI, tidak dipungkiri Erick Thohir punya andil besar bagi kemajuan Timnas. Terutama dalam mendukung STY melakukan akselerasi dan proses membangun Timnas, menembus level tertinggi.

Artinya terkait pencapaian STY, ada kontribusi Erick Thohir yang mendukung penuh kinerja STY.  Salah satunya menyiapkan kehadiran pemain keturunan dalam skuad Timnas senior.  

Kolaborasi Erick Thohir dan STY selama ini dinilai ideal oleh pencinta sepakbola. Terutama para suporter yang menjadi garda terdepan dalam mengawal keberadaan Timnas.

Tidak Mau Berkata Jujur

Lalu mengapa Erick Thohir lebih mengutamakan kepentingan internal dengan mengorbankan STY. Ketimbang kepentingan eksternal dengan mengutamakan keinginan suporter yang masih mendukung penuh STY sebagai pelatih.  

Saya tidak bermaksud mempolarisasi dua kepentingan tersebut yang telah menempatkan Erick Thohir terjepit di antara keduanya. Karena faktanya, polarisasi itu terungkap dengan sendirinya, lewat pernyataannya terkait pemecatan STY.

Dimana menurut Erick Thohir, pemecatan itu karena butuh penyesuaian kepemimpinan di Timnas yang bisa menerapkan strategi yang disepakati pemain. Juga komunikasi yang baik serta implementasi program yang juga lebih baik.

Sudah jelas orientasi dari tiga aspek tersebut untuk kepentingan (internal) pemain (keturunan) yang berada dalam skuad Timnas senior. Erick Thohir justru lebih memilih memecat STY ketimbang membenahi aspek yang dimaksud.  

  • Di sinilah Erick Thohir melakukan blunder narasi. Terutama tentang aspek strategi yang disepakati pemain. Karena strategi itu menjadi ranahnya  pelatih, tugas pemain bagaimana mengimplementasikan di lapangan. Kok bisa, ada strategi yang disepakati pemain.

Kenapa Erick Thohir tidak jujur saja mengatakan, bahwa kepemimpinan STY meliputi aspek strategi, komunikasi dan program sudah tidak cocok dengan kebutuhan pemain (keturunan), sehingga kami memutuskan untuk dipecat.

Narasi ini kan lebih tegas, kongkrit, relevan dan tidak abu-abu. Dari pada membuat blunder narasi yang menggerus kapasitas seorang Erick Thohir yang sudah sangat mumpuni di dunia sepakbola.

Ataukah seorang Erick Thohir kuatir jika narasi itu yang disampaikan, maka akan menimbulkan dialektika di mata suporter. Mengingat perjalanan Timnas di round 3 memperlihatkan progres yang cukup baik.

Di mana suporter memperlihatkan euforia yang sangat besar terhadap timnas yang di asuh STY.  Baik saat bertanding di kandang lawan, maupun sebagai tuan rumah. Artinya animo besar suporter salah satunya karena faktor STY.

Selain itu kenapa Erick Thohir tidak mau jujur, bahwa pemecatan STY karena tim Garuda muda yang diasuhnya gagal mencapai target. Yakni masuk babak semifinal piala AFF 2024 kemarin.

Soal target ini disampaikan EXCO PSSI Arya Sinulingga dalam dialog di TV Nasional Selasa malam. Saat itu Arya mengatakan, termuat dalam kontrak STY, bahwa dalam Piala AFF 2024 harus masuk semifinal.

Berarti sinyalemen suporter selama ini  bahwa faktor utama STY dipecat karena gagal di Piala AFF tidak keliru. Padahal yang diketahui PSSI tidak memberi target kepada STY, mengingat yang diturunkan tim usia muda.

Bukahkah ini sebuah jebakan betmen dari PSSI terhadap STY? Serta bukankah ada sikap tidak fair dari seorang Erick Thohir yang tidak mau berkata jujur. Bahwa pemecatan STY, karena faktor kegagalan di Piala  AFF.

Mengapa Erick Thohir lebih memilih bermain di narasi strategi, komunikasi dan program dan menyembunyikan narasi kegagalan di AFF dalam konteks pemecatan STY?

Atau Erick Thohir tahu bahwa jika alasan tersebut yang disampaikan, dirinya akan menuai gempuran hujatan. Karena menjadikan target Piala AFF sebagai dasar pemecatan, merupakan alasan yang keliru besar.

Namun nasi sudah terlanjur menjadi bubur. Keputusan PSSI sudah tidak bisa dianulir. Yang disesalkan mengapa saat Erick Thohir terjepit diantara dua kepentingan, tidak lebih dulu membangun dialog dengan suporter.  

Justru dengan jajarannya merasa percaya diri untuk memecat STY, karena mengutamakan kepentingan internal yang terkesan subjektif. Serta tidak percaya kepada suporter yang selalu memenuhi tribun stadion, saat timnas bertanding.  

Bagaimana jika pelatih baru Patrick Kluivert tidak mampu mengantar Timnas lolos Piala Dunia yang menjadi ekspektasi suporter? Akankah jajaran PSSI siap untuk di-out-kan karena sudah membuat keputusan blunder? kita tunggu waktunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun