Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Ketika Artificial Intelligence Tidak Bisa Berkontemplasi

5 Januari 2025   13:03 Diperbarui: 6 Januari 2025   20:57 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kontemplasi menghasilkan inspirasi menulis artikel tentang landscape Selat Makassar. (Dokumentasi Pribadi) 

Dengan alasan ini, maka keberadaan Meta AI sebagai instrumen teknologi di era digitalisasi saat ini, adalah sebuah keniscayaan. Namun demikian tidak harus menjadi sebuah ketergantungan, sehingga terbiasa berpikir Instan.

Untuk membuat judul artikel saja harus berinteraksi ke AI, enggan untuk berpikir kreatif. Sebagai manusia pasti ingin kualitas hidup kita, ditentukan oleh cara berpikir kita sendiri. 

Bukan cara berpikir AI. Keberadaan teknologi AI sejatinya sebagai pendukung peradaban hidup manusia. Bukan untuk mengendalikan kualitas peradaban manusia. 

Sebagaimana kata filsuf Aristoteles, "kualitas hidup seseorang, tergantung pada kualitas pikirannya." Kualitas pikiran yang bersunber dari pengetahuan, emosi dan pengalaman.

Dengan kualitas pikiran, kita terbiasa berkontemplasi menghadirkan kebaharuan gagasan. Memaknai hakekat sudut pandang serta mengkonversi menjadi karya yang original.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun