Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Trip Perdana via Transportasi Laut di Awal Tahun 2025

3 Januari 2025   17:24 Diperbarui: 7 Januari 2025   09:39 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kru kapal sedang melakukan perawatan fasilitas WC. Dok Pri

Awal tahun 2025 ditandai dengan melakukan trip perdana via transportasi laut, melintasi perairan Selat Makassar menggunakan KM Lambelu. Untuk trayek pelayaran Pantoloan (Palu) - Balikpapan-Parepare- Makassar.

Ekspektasi saya pelayaran kali ini, kapal akan penuh dengan penumpang sebagai arus balik libur natal dan tahun baru (nataru). Ternyata ekspektasi tersebut tidak terbukti.

Pemberangkatan dari pelabuhan Pantoloan pada pukul 09.00 Wita tanggal 2 Januari 2024 sepi penumpang. Itu terlihat saat penukaran tiket di ruang tunggu pemerangkatan pelabuhan.

Juga terlihat di atas kapal, dimana pada dek kelas ekonomi banyak kasur yang tidak terisi penumpang. Dalam beberrapa kali pelayaran, biasanya dek ekonomi ini sudah dipadati penumpang yang hendak berangkat.
.
Bisa jadi sepinya penumpang yang berangkat karena masih dalam suasana liburan. Mengingat masih awal tahun, sehingga belum menyempatkan untuk melakukan perjalanan lebih cepat.

Atau bisa jadi banyak yang memilih menggunakan transportasi darat untuk perjalanan Palu-Makassar. Alasannya, karena lebih cepat tiba di tujuan.

Meninggalkan Pelabuhan Pantoloan Palu. Dok Pri
Meninggalkan Pelabuhan Pantoloan Palu. Dok Pri

Keberadaan kasur yang kosong karena penumpang sepi dari Pantoloan. Dok Pri
Keberadaan kasur yang kosong karena penumpang sepi dari Pantoloan. Dok Pri

Untuk transportasi darat Palu- Makassar, banyak pilihan armada bus yang bisa digunakan dengan harga tiket berkisar Rp 360-500 ribu. Namun seringkali kapasitaa bus sudah full sebeum hari pemberangkatan.

Namun terpulang pada kenyamanan, urgensi dan kondisi keuangan penumpang, dalam menggunakan sarana transportasi. Apakah lebih ideal menggunakan bus, kapal laut atau pesawat.

Untuk KM Lambelu trayek Pantoloan-Makassar, harga tiket kelas ekonomi sebesar Rp 352 ribu. Pemesanan dilakukan secara online di aplikasi PELNI Mobile.

Pelayaran dari Pantoloan ke Balikpapan semula dalam kondisi cerah, saat kapal keluar dari Teluk Palu. Namun saat sudah berada di perairan Selat Makassar, terjadi hujan deras dan angin kencang.  

Kru kapal lewat pengeras suara meminta agar penumpang yang berada di anjungan, untuk masuk dalam kapal. Karena cuaca dalam kondisi tidak bersahabat.

Saat transit di pelabuhan Semayang Balikpapan penumpang  justru membludak. Penampakan di ruang tunggu pembarangkatan penuh oleh
penumpang yang akan berangkat sesuai jadwal. Yakni, pukul 01.00 WIB tanggal 3 Januari 2025.

Dek di kelas ekonomi yang tadinya banyak yang kosong saat berangkat dari pelabuhan Pantoloan, akhirnya terisi penuh. Bahkan ada penumpang yang tidak menempati kasur yang tersedia di dek ekonomi.

Penumpang antri di Pelabuhan Semayang Balikpapan. Dok Pri
Penumpang antri di Pelabuhan Semayang Balikpapan. Dok Pri

KM Dharna Kencana V turut sandar di Pelabuhan Balikpapan. Dok Pri
KM Dharna Kencana V turut sandar di Pelabuhan Balikpapan. Dok Pri

Saat berada di pelabuhan Semayang Balikapan ada pemandangan unik. Yakni KM Dharma Kencana V milik PT Dharna Lautan Utama (DLU) badan usaha milik swasta,  terlihat sedang sandar di dermaga pelabuhan yang sana.

Seperti diketahui KM Dharma Kencana V, juga melayani transportasi laut di wilayah Sulteng dengan trayek Donggala-Balikpapan-Surabaya. Pemberangkatan penumpang dari pelabuhan Donggala.

Keberadaan dua sarana armada kapal milik penerintah dan swasta tersebut menegaskan bahwa, keberadaan transportasi laut untuk angkutan penumpang dan barang, sangat vital bagi konektivitas maritim. Terutama dari wilayah Sulteng ke provinsi lainnya di Indonesia.

Saat transir di pelabuhan Parepare, kembali sepi penumpang yang berangkat. Demikian pula dalam kapal juga sepi, karena kebanyakan penumpang yang berangkat dari Balikpapan turun di Parepare . 

Kafe di Parepare berhadapan dengan dermaga pelabuhan utama. Dok Pri
Kafe di Parepare berhadapan dengan dermaga pelabuhan utama. Dok Pri

 KM Lambelu sandar di pelabuhan Makassar.Dok  Pri
 KM Lambelu sandar di pelabuhan Makassar.Dok  Pri

Sembari menunggu pemberangkatan, saya menyempatkan mengeksplor Kota Parepare dengan berjalan kaki. Tentu di areal yang tidak jauh dari lokasi pelabuhan. 

Saya menyempatkan untuk ngopi di sebuah kafe yang tempatnya strategis di seberang dermaga dengan view pelabuhan dan kapal sandar. Mungkin di Indonesia, inilah satu-satunya cafe yang berhadapan langsung dengan dermaga pelabuhan utama. 

KM Lambelu akhirnya sandar di tujuan pelabuhan Makassar pada pukul 02.00 Wita tanggal 4 Januari 2025. Terhitung dua hari dua malam, trip dari Pantoloan ke Makassar menggunakan transportasi laut, di awal tahun 2025.

Memastikan Transformasi Pelayanan

Sebagai pengguna jasa transportasi laut khususnya kapal PELNI, trip awal tahun kali ini bersama KM Lambelu, sekaligus ingin memastikan adanya transformasi pelayanan PELNI di tahun 2025.

Transformasi tersebut merupakan keniscayaan, agar pelayanan kapal PELNI setiap tahun semakin membaik. Pelayanan tersebut berupa keamanan, kenyamanan dan keselamatan yang dibutuhkan oleh penumpang.

Ini sejalan dengan Maklumat Pelayanan yang terpampang di setiap dek kapal. Bahwa PT PELNI telah siap melakukan Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut (SPPAL). Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 37 tahun 2015.

Toilet buang air besar tidak bisa digunakan. Dok Pri
Toilet buang air besar tidak bisa digunakan. Dok Pri

Maklumat Pelayanan PT PELNI. Dok Pri
Maklumat Pelayanan PT PELNI. Dok Pri

Terkait pelayaran bersama kapal PELNI ini, sudah saya tuliskan artikelnya di Kompasiana. Artikel tersebut berisi informasi tentang kondisi pelayanan yang ada di kapal PELNI.

Serta bagaimana PT PELNI sebagai BUMN yang bergerak pada usaha pelayaran dalam negeri, bisa eksis mendapat profit dengan tetap mengedepankan pelayanan prima kepada penumpang. Sesuai regulasi yang ada.

Keinginan penumpang bisa menikmati fasilitas WC (toilet) yang nyaman, tentu sebuah keniscayaan. Dan ini harus dipenuhi oleh KM PELNI, apapun kendalanya.  

Soal WC ini menjadi sarana krusial dalam pelayaran, selain konsumsi tentunya. Demikian pula dengan kasur yang dalam kondisi bagus, untuk beristirahat penumpang.

Namun yang saya dapati di KM Lambelu, ada fasilitas WC khususnya untuk buang air besar dalam kondisi terkunci alias tidak bisa digunakan. Seperti di dek 4 (ekonomi) dan dek 5:(kelas III).

Entahlah apakah sedang rusak atau sedang dalam perbaikan, WC yang tidak bisa digunakan tentu menjadi faktor yang tidak memberi kenyamanan kepada penumpang. Mengingat ada penumpang sampai berhari- hari di atas kapal.  

Kru kapal sedang melakukan perawatan fasilitas WC. Dok Pri
Kru kapal sedang melakukan perawatan fasilitas WC. Dok Pri

Membersihkan anjungan KM Lambelu. Dok Pri
Membersihkan anjungan KM Lambelu. Dok Pri

Tentu melayani ribuan penumpang dalam setiap kali pelayaran bagi PELNI, bukan hal mudah. Kondisi fasilitas kapal yang operasionalnya padat, pasti rentan terhadap penggunaan yang rutin.

Apalagi menghadapi penumpang yang seringkali lalai dalam menjaga fasilitas dalam kapal. Seperti membuang sampah tidak pada tempatnya serta tidak menutup kran air setelah digunakan. Ini masih didapati, dalam pelayaran di KM Lambelu.

Juga membuang puntung rokok sembarangan yang bisa membahayakan kondisi kapal. Kasus kebakaran di KM Labobar yang terjadi tahun 2023 lalu misalnya, akibat puntung rokok yang dibuang sembarangan oleh penumpang.

Konsekuensi sebagai BUMN yang dituntut untuk selalu menjaga kualitas, adalah hal mutlak. Terlebih dalam mengutamakan pelayanan dan keselamatan sebagainya tercantum dalam UU no 17 tahun 2008 tentang Pelayaran.

Di mana pada pasal 2 menyebutkan, pelayaran diselenggarakan berdasarkan azas manfaat dan kepentingan umum. Sedangkan pasal 40 menyebutkan, perusahaan angkutan di perairan bertanggung jawab terhadap keselamatan dan keamanan penumpang dan barang yang diangkutnya.

Maka mantenance fasilitas kapal berupa perawatan dan perbaikan secara berkala, adalah keharusan yang perlu menjadi perhatian serius PT PELNI. Guna meningkatkan mutu pelayanan kepada penumpang.

Terkadang penumpang tidak mau tahu, ketika sudah membeli tiket maka harus mendapat pelayan yang baik. Tak heran ada keluhan saat mendapati toilet rusak. Atau harus antri panjang saat mengambil makanan.

Juga keluhan saat mendapatkan kasur yang tidak layak di dek ekonomi. Belum lagi serangga yang tiba-tiba muncul dari balik kasur . Inipun masih terjadi di atas KM Lambelu dan kapal PELNI lainnya.

Tentu keluhan di atas menjadi masukan bagi PT PELNI untuk berbenah di tahun 2025. Karena sebagai badan usaha yang menarik pembayaran dari tiket yang dijual, sudah selayaknya mengutamakan kenyamanan konsumen.

Bukankah dalam konsep marketing,  pembeli (penumpang) adalah raja?  Pun penumpang kapal PELNI adalah raja (aset) yang sudah memberi kontribusi finansial bagi armada kapal PT PELNI, sejak awal beroperasi.

Simbiosis di Sektor Transportasi Laut

Pada pelayaran dalam negeri sektor transportasi laut, antara  PT PELNI dan penumpang kapal adalah simbiosis mutualis, alias saling membutuhkan.
 
Penumpang menbutuhkan sarana kapal PELNI dengan harga terjangkau. Sedangkan PT PELNI membutuhkan kontribusi finansial dari penumpang yang melakukan perjalanan.

Menu makanan dalam kemasan yang layak dikonsumsi. Dok Pri
Menu makanan dalam kemasan yang layak dikonsumsi. Dok Pri

Sejatinya PT PELNI sudah melakukan transformasi pelayanan beberapa tahun terakhir. Baik dari pemesanan tiket secara online, pergantian kasur baru, hingga sajian makanan untuk penumpang dengan kemasan dan menu yang  layak.

Namun tetap saja ada beberapa problem pelayanan yang belum tertangani. Menghendaki transformasi pelayanan yang mencuat dari dalam kapal PELNI bisa diakselerasi demi kenyamanan penumpang , tentu sangat diharapkan.

Namun rasanya, penumpang kapal PELNI harus bisa menerima kenyataan menghadapi problem pelayanan yang sama di tahun 2025. Seperti antrian panjang saat mengambil makanan.

Karena petugas kapal masih menggunakan skema satu pintu dalam pengambilan makanan, yakni di pantri dek 4. Belum ada skema lain, agar pengambilan makanan lebih efektif dan efesien.

Demikianlah catatan dari trip perdana di awal tahun 2025 menggunakan KM Lambelu. Dalam setiap perjalanan, saya mengusahakan untuk menikmati setiap momen yang ada.

Tentunya sembari berkontemplasi dengan harapan semoga di tahun 2025 ini, sektor transportasi laut dalam negeri semakin maju. Terutama pelayanan PT PELNI, akan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun