Dalam artikel tersebut menyebutkan dalam tahun politik 2024 adalah agenda yang sangat penting bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Dimana akan menentukan nasib dan masa depan bangsa untuk lima tahun ke depan.
Namun demikian yang perlu diwaspadai dalam tahun politik 2024 salah satunya adalah, praktik segregasi yang bermuara pada pembelahan sesama anak bangsa, hanya karena berbeda pilihan politik.
Terbukti hal ini turut diangkat dalam pesan Natal bersama PGI dan KWI sebagai kontemplasi dari dinamika kehidupan masyarakat di tahun 2024 terhadap agenda politik di tanah air.
Dimana ditegaskan bahwa pewartaan kasih Allah terasa semakin mendesak, mengingat sebagian masyarakat kita masih mudah diadu domba oleh berita-berita yang menyesatkan
Juga hasutan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab. Akibatnya mudah terjadi konflik, perpecahan dan tindak kekerasan di masyarakat.
PGI dan KWI tidak menafikan realitas perpecahan yang turut melibatkan umat Kristiani. Sebagai dampak praktik segregasi yang bermuara pada hilangnya rasa damai yang selama ini terawat baik.
- Maka sangat tepat jika momen Natal tahun ini ajakan untuk kembali damai perlu diwujudkan. Sebagai kontemplasi dari sikap para gembala yang pergi ke Betlehem untuk menemui Yesus.
Yakni sikap kerendahan hati, tanggung jawab dan pro aktif. Para gembala digambarkan sebagai orang miskin dan sederhana yang mengalami pembaharuan hidup, setelah berjumpa dengan Yesus.
Sangat relevan jika umat Kristiani ditingkatkan grassroot berkontemplasi pada sikap para gembala, untuk mengakhiri kegaduhan dan polarisasi di akhir tahun politik 2024 ini.
Yakni dengan mengedepankan rasa damai dan kasih terhadap sesama manusia. Agar terwujud kembali kehidupan yang damai pasca kontestasi politik yang menyertakan rivalitas panjang.Â
Kasih yang dimaksud sebagaimana pesan Natal PGI dan KWI adalah, kasih yang menjadi konkret dalam tindakan saling menghormati dan menghargai.Â
Juga saling menguatkan, dan membangun persahabatan antar manusia. Tanpa memandang perbedaan suku, agama, golongan, warna kulit, dan status sosial.