Selesainya pembangunan jalan, memberikan dampak aksesibilitas dan konektivitas daerah. Khususnya di desa Lena dan Uelincu yang berada di wilayah pegunungan Pamona Utara. Masyarakat setempat merasakan dampak dari realisasi inpres jalan daerah tersebut.
Pada tahun 2021 lalu saya pernah melintas ruas jalan tersebut. Yakni dari desa Sangira menuju Uelincu, di mana ruas jalan saat itu masih dalam kondisi tidak mantap alias rusak parah.
Bisa dibayangkan melintas di ruas jalan yang kondisinya memprihatinkan. Di mana pengendara harus ekstra hati-hati saat melintasi ruas jalan, agar tidak terjadi kecelakaan.
Kini di bulan November 2024, saya berkesempatan melintasi ruas jalan yang ditangani lewat inpres lalan daerah. Ruas jalan terpantau dalam kondisi mantap dan mulus hingga ke Desa Uelincu.
Saya menjajal langsung kondisi jalan menanjak dari Sangira hingga Uelincu dengan kendaraan roda dua. Tidak ada kendala sama sekali walau sering berpas-pasan dengan pengendara lainnya.
Dengan kondisi jalan yang mantap, pengendara baik roda dua dan roda empat merasa nyaman untuk melintas. Selain itu mobilitas transportasi lebih cepat dari sebelum ditangani.
Sekadar informasi jarak dari Palu ke desa Sangira adalah 251 kilometer dengan waktu tempuh 6 jam. Sementara jarak dari Sangira-Lena-Uelincu sejauh 10 kilometer dengan kondisi menanjak dan berliku.
Masyarakat di Desa Lena dan Uelincu umumnya bekerja sebagai petani. Makanya mereka sangat bersyukur kondisi jalan sudah mulus, sehingga aktivitas transportasi dan mobilisasi komoditi pertanian menjadi lancar.
"Kami sangat senang, karena jalan sekarang sudah bagus. Bisa lebih cepat turun ke desa Sangira. Urusan bisa cepat, tidak seperti dulu perjalanan lebih lama, " ujar warga desa Uelincu.