Di bawah kepemimpinan Gubernur Rusdy Mastura yang menjabat selama 3,5 tahun, Sulawesi Tengah (Sulteng) berhasil keluar dari 10 besar provinsi termiskin di Indonesia, pada tahun 2024.
Realitas ini menjadi fakta menarik, mengingat pada tahun 2023 kemarin, Provinsi Sulteng masih berada pada peringkat 9 provinsi termiskin di Indonesia.
Selama ini peringkat 10 besar menjadi tolak ukur bagi provinsi dengan angka kemiskinan tertinggi di Indonesia. Serta menjadi evaluasi terhadap kinerja pemerintah provinsi (Pemprov), dalam mengatasi kemiskinan di daerah setiap tahunnya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada bulan Juli lalu, untuk 10 provinsi termiskin semester I Maret 2024 meliputi,
1. Papua Pegunungan 32,97 persen.
2. Papua Tengah 29,76 persen.
3. Papua Barat 21,66 persen.
4. Nusa Tenggara Timur 19,48 persen.
5. Papua Barat Daya sebesar 18,13 persen.
6. Papua Selatan 17,44 persen.
7. Papua 17,26 persen.
8. Maluku 16,05 persen.
9. Gorontalo 14,57 persen.
10. Aceh sebesar 14,23 persen.
Angka kemiskinan di Provinsi Sulteng periode Maret 2024 sebesar 11,77 persen atau 379,76 ribu orang. Terjadi penurunan dari tahun 2023 yakni sebesar 12,41 persen atau 395,66 ribu orang. Adapun penurunan sebesar 0,6 persen atau 15,9 ribu orang.
Angka kemiskinan Sulteng oleh BPS, terbagi pada penduduk pedesaan dan perkotaan. Dimana angka kemiskinan masih dominan di pedesaan yakni sebesar 13,33 persen. Sementara untuk perkotaan sebesar 8,61 persen.
BPS mendefinisikan penduduk miskin sebagai penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan, di bawah garis kemiskinan. Untuk Sulteng pada Maret 2024 garis kemiskinan sebesar Rp 600.872 per kapita per bulan.
Adapun angka kemiskinan Provinsi Sulteng di tahun 2024, berada di bawah Provinsi Bengkulu sebesar 13,56 persen. Serta Provinsi NTB dengan angka kemiskinan sebesar 12,91 persen.