"Wisdom adalah akumulasi dari knowledge (pengetahuan) yang telah dipelajari. Namun tidak sekadar paham, orang dengan wisdom tinggi dapat menyesuaikan pendekatan yang diambil dengan situasi." (Buku Citizen 4.0, karya Hermawan Kertayasa)
Artikel ini dibuat menandai adanya tiga momentum kekinian. Pertama, artikel utama saya yang sudah mencapai 119. Kedua, Â momen 16 tahun Kompasiana. Ketiga, masuknya saya sebagai nominator Kompasiana Award 2024 kategori Best In Citizen Journalism untuk pertama kalinya.
Dalam prolog yang dibuat Kompasiana terkait profil saya sebagai nominator menyebutkan, saya tak hanya menulis terkait kekhasan masyarakat, namun juga saran dan kritik terkait isu politik, kebijakan pemerintah, dan pembangunan di Sulteng.
Sejatinya menulis tentang kemasyarakatan, kebijakan dan pembangunan yang kompleks dan multi dimensi, bukan hal mudah. Perlu penguasaan data, informasi, knowledge dan wisdom dari dimensi topik yang akan ditulis.
Tentu itu diluar dari kemampuan memilih sudut pandang, teknik menulis yang mumpuni serta hasil karya tulisan yang di share ke ruang publik. Dimana jika tulisan dianggap kredibel, akan mendapat label artikel utama dari admin Kompasiana.
Menulis aspek di atas yang mullti dimensi, secara tidak langsung membuat penulis harus menguasai elemen wisdom sebagai akumulasi dari knowledge. Wisdom dimaksud sebagaimana disebutkan pada lead artikel.
Knowledge sendiri sebagaimana disebutkan dalam buku Citizen 4.0, adalah kombinasi dari informasi dan data yang mengalami proses lanjutan. Agar mendapat knowledge yang bermanfaat, informasi perlu dipadukan dengan opini, keahlian dan pengalaman terkait.
Adapun informasi adalah data yang diolah dari memiliki arti bagi kita. Dengan iinformasi  kita memahami suatu deskripsi tentang suatu hal. Adapun data adalah, sesuatu yang berhasil kita tangkap dari luar diri kita. Â
Intinya antara data, informasi, knowledge dan wisdom merupakan elemen penting dari passion of knowledge yang membuat kita (penulis) dapat memperkaya kualitas diri. Dengan kualitas diri (pencapaian wisdom), kita bisa menghasilkan karya tulisan yang berkualitas.
Saya sendiri menyadari Kompasiana telah menjadi wadah untuk mengasah kapasitas diri dalam mencapai elemen wisdom. Yakni lewat rubrik topik pilihan yang  menawarkan topik tematik secara tentatif.
Dengan menulis topik pilihan, kita semakin menguasai antara satu knowledge ke knowledge yang lain, sesuai topik yang ditawarkan. Dari kompilasi knowledge itulah yang kemudian menjadi wisdom.
Sebagai contoh topik pilihan tentang Transisi Pemerintahan, kompasianer tertantang untuk turut membuat artikel yang relevan dengan topik tersebut. Karena isunya sedang aktual dan siapa saja kompasiner boleh menulis jika berminat.
Bagi kompasianer peminat rubrik Travel Story atau Olahraga yang tidak terbiasa menulis di rubrrik Vox Pop atau Politik, membutukan effort untuk menyiapkan data, informasi dan knowledge menghasilkan artikel terkait.
Semakin sering menulis topik piliihan di Kompasiana semakin bertambah knowledge kita terkait topik tersebut. Setidaknya kita punya literasi lewat jejak digital tentang topik yang ditulis.
Semakin beragam knowledge dari hasil menulis topik pilihan semakin terbentuk elemen wisdom yang dimiliki. Cakrawala berpikir akan semakin luas. Dengan wisdom kita dapat membedakan mana yang benar dan salah. Sekaligus tercerahkan dari aspek literasi dan adigium.
Saya sendiri mengibaratkan topik pilihan di Kompasiana sebagai sebuah taman bagi diri (passion of knowledge) seorang kompasianer. Yakni taman yang indah dihisasi dengan beraneka ragam tanaman, karena dirawat dan dijaga.
Setiap topik yang ditulis adalah tanaman yang dirawat dan tumbuh sebagai knowledge. Semakin baragam topik pilihan ditulis semakin beragam pemikiran kita dengan knowledge. Maka taman itu bertransformasi menjadi wisdom yang kaya dengan knowledge.
Untuk merawat tanaman, terpulang pada diri kita. Terkadang dalam merawat ada sejumlah kendala mencuat. Begitu juga dalam menulis topik pilihan Kendala tersebut karena kurang berminat menulis topik tersebut. Bisa juga karena tidak menguasai topik yang akan ditulis.
Tidak semua orang punya passion untuk bertanam. Demikian pula tidak semua kompasianer punya passion untuk menulis topik pilihan. Saya, sendiri sering juga melewatkan sejumlah topik pilihan yang ada untuk dirulis.
Namun bila intens memperkaya, memperdalam dan mencari sesuatu yang baru, kitapun dapat menuai hasil pada kemudian hari. Semakin terasah pencapaian terhadap vwisdom lewat menulis topik pilihan, semakin optimal dalam berkarya dan semakin maksimal hasil yang dicapai.
Saya merasakan bagaimana optimal menulis artikel topik pilihan mendapat kabel artikel utama dengan pendekatan wisdom. Sering kali artikel yang saya tayangkan pada malam hari, paginya sudah masuk rubrik headline. Kolom notifikasi pun ramai dengan adanya vote dan komentar dari rekan kompasianer.
Untuk itu semua saya berterima kasih pada rekan kompasianer yang sudah memberikan atensi berupa vote dan komentar. Hal yang sama juga untuk admin kompasiana yang mempercayakan artikel saya dilabeli artikel utama.
Dibanding dengan kompasianer lain, jumlah 119 artikel utama tentu belum ada apa-apanya. Atau masih terlalu sedikit dibanding perolehan kompasianer senior lainnya.
Namun setidaknya perolehan tersebut bisa menjadi momen kontemplasi, bahwa selana artikel yang dibuat dapat memberikan pencerahan di ruang publik, maka akan bermanfaat bagi peradaban.
Tentu bukan soal banyak atau sedikit  artikel utama yang menjadi esensi. Namun kualitas artikel yang dihasilkan bisa menjadi literasi bagi pembaca. Terlebih bisa menjadi referensi bagi pihak berkepentingan.
Sejatinya saat menulis artikel topik pilihan prinsip saya adalah, menulis karena memang ingin menulis. Serta menulis karena ingin berbagi gagasan untuk peradaban.
Seiring perjalanan waktu, saya menyadari topik pilihan membantu saya dalam mengasah potensi diri untuk pencapaian wisdom sebaga elemen penting dalam berkarya.
Pada akhirnya dalam memasuki usia 16 tahun Kompasiana, kita berproses bersama dalam pencapaian elemen wisdom. Kompasiana sudah merentangkan jalan bagi saya dalam berkarya dan sampai pada titian calon nominasi Kompasiana Award tahun 2024 untuk kategori Best In Citizen Journalism.
Selamat memasuki 16 tahun Kompasiana, sukses selalu menjadi wadah untuk berkreasi dan berbagi karya litetasi untuk Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H