Tanggal 20 Oktober 2024, masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan berakhir dan digantikan oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Transisi pemerintahan dari yang lama ke yang baru, ditandai oleh beberapa realitas terkini yang mengindikasikan proses transisi akan berlangsung secara kondusif. Serta keberlanjutan program Indonesia Maju di tangan pemerintahan baru, dipastikan terlaksana secara on the track.
Adapun realitas tersebut yakni pertama, adanya hasil survei dari Indikator Politik yang menyebutkan tingkat kepuasaan rakyat terhadap kinerja pemerintahan Jokowi cukup tinggi.
Di mana tingkat kepuasaan publik sebesar 75 persen. Data survei ini mengafirmasi, di akhir masa jabatannya memimpin Indonesia selama 10 tahun, rakyat puas terhadap kinerja Jokowi dalam membangun Indonesia.
Kedua, adanya pertemuan antara Jokowi dan Prabowo sembari santap malam yang memberikan dimensi pesan harmonis dan sinergi dari kedua pemimpin, dalam proses transisi pemerintahan yang tinggal menghitung hari.
Di tengah adanya kegaduhan di akhir masa jabatan Jokowi sebagai presiden, pertemuan dengan Prabowo secara tidak langsung meretas mencuatnya isu keretakan hubungan, antara kedua pemimpin di masa transisi tersebut.
Ketiga, adanya pemanggilan sejumlah figur yang dipastikan akan menjadi bagian dari kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran. Adapun figur yang hadir, terafirmasi bakal menempati pos kementerian yang sesuai dengan kapasitasnya.
Tiga realitas ini menjadi jawaban adanya transisi pemerintahan berlangsung secara konstitusional. Sebagaimana yang dikehendaki oleh Jokowi yang sudah 10 tahun menjabat dan akan mengakhiri masa tugasnya.
Dengan tingkat kepuasaan rakyat yang cukup tinggi di akhir kepemimpinan Jokowi, diharapkan tidak menjadi beban bagi kepemimpinan Prabowo-Gibran dalam menahkodai bahtera Indonesia selama 5 tahun ke depan.