Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Fenomena Klasis Rampi, Otokritik Terhadap Kesenjangan Konektivitas

23 Juli 2024   10:53 Diperbarui: 24 Juli 2024   12:28 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persiapan melintasi jalur sungai. | Dok FB David Charlos Koyo

Untungnya pemuda Klasis Rampi tanggap dan mampu memanfaatkan instrumen digitalisasi untuk memberi referensi sekaligus edukasi di ruang publik. Tak ada umpatan, cibiran, bahkan apriori, saat melintasi medan berat yang menjadi potret kesenjangan konektivitas.

Sebaliknya menjadikan momen perjalanan darat sebagai wujud kegembiraan dalam demensi spritualitas, keteguhan dan kebersamaan. Hanya insan pemuda yang memiliki karakter tercerahkan bisa melakukan hal tersebut. Salut.

Tidak heran jika pemuda Klasis Rampi dinilai nitizen sebagai pemenang sejati di ajang PRPG Tomata yang sudah selesai digelar. Padahal sama sekali tidak mendapat juara dalam lomba olahraga, kesenian maupun kerohanian yang diikuti.

Pemuda Klasis Rampi mengikuti lomba olahraga di PRPG Tomata Morowali Utara. | Dok FB David Charlos Koyo
Pemuda Klasis Rampi mengikuti lomba olahraga di PRPG Tomata Morowali Utara. | Dok FB David Charlos Koyo

Menang yang dimaksud adalah menang dalam konteks keteladanan, inspirasi dan daya juang sebagai insan pemuda. Pemuda yang tidak menyerah dengan situasi, dan tidak kuatir terhadap tantangan yang menghadang.

Juga menang karena telah membuka mata semua pihak khususnya pemerintah,atas realitas kesenjangan konektivitas yang masih menjadi pekerjaaan rumah untuk diatasi.

  • Menang karena sudah memberi otokritik secara elegan, dibungkus atensi dan simpati banyak orang. Atensi dan simpati yang tidak diperoleh Klasis lain, meski punya kesenjangan konektivitas yang sama.

Saya yakin saat melintasi medan perbatasan yang berat, terbersit harapan dari pemuda Klasis Rampi kelak konektivitas ini bisa terbuka dan dilalui kendaraan bermotor secara nyaman. Walaupun entah kapan terealisasi.

Kelak keluarga mereka yang tinggal di wilayah Sulteng tidak lagi bersusah payah berjalan kaki saat pulang kampung, begitupun sebaliknya. Juga mobilitas perekonomian di perbatasan bisa lancar dan meminimalisir biaya tinggi transportasi.

Jika pemerintah pusat dan daerah terketuk hatinya, maka akan mengambil langkah kongkrit lewat kebijakan dan anggaran, untuk secara bersama menangani kesenjangan tersebut secara bertahap.

Demikian pula jika pengurus Sinode dan elemen GKST merasa tersentuh, maka harus dapat membangun komunikasi dengan para kepala daerah yang punya political will terhadap realitas kesenjangan konektivitas, khususnya yang berada di basis GKST.

Sebagai masukan untuk kegiatan PRPG GKST selanjutnya, perlu disisipkan kegiatan seminar atau dialog publik yang menyangkut tema kekinian. Seperti konektivitas, energi, ketahanan pangan, lingkungan, ekonomi desa dan digitalisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun