Sisa tembok tersebut juga menjadi simbol adanya perjuangan heroik di masa lalu demi upaya mempertahankan kelangsungan hidup bersama. Namun karena tekad dan kemauan untuk bertahan, tak gentar dalam menghadapi perjuangan tersebut.
Saat berkunjung ke lokasi ini, saya menyempatkan melihat-lihat sejumlah rumah adat daerah yang eksotis. Spot rumah adat sendiri terpencar, sehingga harus berkeliling jika ingin melihat satu per satu rumah adat tersebut.
Namun ada beberapa rumah adat yang dalam kondisi tidak terawat, sehingga perlu penanganan agar bisa lebih baik. Selain itu rerimbunan tanaman yang tidak terpelihara, terkesan mengganggu keberadaan destinasi sejarah tersebut.
Lokasi benteng Somba Opu bisa dikatakan familiar dengan warga Makassar, sehingga menjadi akses jalan bagi pengendara motor yang melintas setiap saat. Apalagi lokasinya di tepian Sungai Jeneberang yang bersentuhan dengan berbagai aktivitas warga setempat.
Sarana Bendungan Karet Jeneberang
Keberadaan Bendungan Karet Jeneberang menjadi ikon peradaban masa kini, atas pemanfaatan air Sungai Jeneberang bagi kelangsungan hidup warga Kota Makassar serta Kabupaten Gowa.
Sebagai mana fungsinya, keberadaan bendungan ini ditujukan untuk pengelolaan air baku untuk kepentingan warga. Selain itu untuk pengendalian banjir, jika debit air sungai meluap akibat tingginya curah hujan.
Keberadaan bendungan Karet Jeneberang dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang Kementerian PUPR, tentu menjadi sarana vital bagi warga. Mengingat kebutuhan air baku menjadi kebutuhan pokok sehari-hari, sebagaimana disebutkan dalam UU no 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air.