Luapan kegembiraan terjadi Stadion Abdullah Bin Khalifa Qatar, saat Timnas Indonesia mampu mengalahkan Korea Selatan (korsel) lewat drama adu pinalti, pada fase delapan besar Piala Asia U-23.
Tendangan pinalti yang kedua belas, dituntaskan dengan sempurna oleh Pratama Arham ke gawang Korsel dan mengakhiri rivalitas yang penuh ketegangan serta mengharu biru, antara kedua tim sepanjang pertandingan.
Kemenangan tersebut, sekaligus menghantar Timnas Garuda melaju ke babak semifinal. Untuk selanjutnya, dua fase lagi mengukir sejarah menjadi Champions Piala Asia U-23 untuk pertama kalinya. Sekaligus mendapat tiket ke Olimpiade Paris 2024.
Kemenangan Timnas Garuda disambut sukacita ribuan suporter Indonesia yang memenuhi Stadion Abdullah Bin Khalifa. Serta sukacita jutaan suporter Timnas yang ada di tanah air dan belahan dunia lainnya.
Kemenangan yang sebelumnya membuat suporter Timnas senam jantung dan penuh was-was, Â jangan sampai pasukan Garuda kalah oleh pasukan Ginseng dalam drama adu pinalti.
Jantung suporter Timnas sempat 'terhenti sejenak' saat tendangan Justin Hubner ditepis oleh kiper Korsel. Saat hendak merayakan kemenangan, wasit melihat ada kesalahan
dari kiper Korsel Baek Jong-beom dan meminta agar tendangan pinalti diulang.
Justin pun tidak menyia-nyiakan kesempatan kedua dan sepakannya dapat membobol gawang Korsel. Asa untuk menangpun terbuka kembali dan membuat suporter yang tadinya hening, kembali bergairah.
Drama berlanjut saat kiper Ernando Ari mampu menelpis tendangan pemain Korsel membuat peluang untuk menang sudah di depan mata. Arkhan Fikri sebagai penendang berikutnya, ternyata gagal menyelesaikan tugasnya.
Suasana semakin tegang ketika memasuki penendang kesebelas. Saat pemain Korsel melakukan tendangan, Ernando untuk kedua kalinya menjadi penyelamat  gawang Timnas.
Asa untuk menang kembali terbuka lebar, seluruh suporter berharap-harap cemas Indonesia bakal menang. Akhirnya Pratana Arhan pemain asal klub Korsel Suwon FC menjadi penentu kemenangan Indonesia, saat tendangannya gagal ditepia kiper Korsel.
Kemenangan atas Korsel pantas diraih oleh skuad Timnas Garuda. Karena bermain tak kenal lelah, pantang menyerah, penuh spartan dan mental bertanding yang kuat. Tidak ciut dengan nama besar Korsel, selaku salah satu kekuatan sepakbola Asia.
Bahkan dalam babak 2x45 menit, skuad Garuda sempat unggul lewat dua gol cantik dari Rafael Struick. Namun bisa disamakan 2-2 oleh pemain Korsel. Jika saja Indonesia mempertahankan skor 2-1, maka tidak akan ada babak perpanjangan waktu dan adu pinalti.
Namun alur pertandingan berkata lain, mengalahkan tim kuat Korsel bukan perkara mudah. Kelengahan pemain Timnas mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Korsel, untuk menyamakan skor meski dengan sepuluh pemain.
Satu hal yang tak lepas dari kemenangan Timnas Indonesia adalah keberadaan pelatih Shin Tae Yong (STY), dalam menerapkan strategi jitu bagi skuad Timnas Garuda untuk bisa menang kawan Korsel. Walau menunjukan permainan berkelas, namun Indonesia bisa mengimbangi di lapangan.Â
Bagi STY kemenangan tersebut menjawab keraguan akan adanya dilema, saat melawan negara asalnya sendiri. Namun STY menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang profesional sejati dengan membawa Garuda melaju ke semifinal, sesuai target yang diinginkannya.
Momen kembalinya Nathan Tjoe A-On dari Belanda ke Qatar untuk mrembela Timnas atas izin klubnya SC Heerenveen, juga menjadi bagian dari drama mengharu biru rivalitas Indonesia versus Korsel.
Keberadaan Nathan sangat sentral di lini tengah Timnas Indonesia dan terbukti dirinya bermain baik dan spartan, saat melawan Korsel. Bahu membahu bersama pemain Timnas lainnya, memberikan prestasi terbaik bagi Indonesia.
Sudah selayaknya kemenangan Tinnas Garuda atas Korsel diapresiasi setinggi-tingginya oleh pencinta sepak bola tanah air. Apa yang dikatakan STY bahwa level permainan sepakbola Indonesia sudah bukan Asia Tenggara tapi Asia, sudah terbukti.
Mengalahkan Australia dan Yordania di fase grup serta Korsel di fase delapan besar, adalah bukti, bahwa Indonesia bukan tim lemah dan dipandang sebelah mata. Timnas Indonesia, sudah bukan yang dulu lagi. Timnas sekarang sudah beda di bawah asuhan pelatih STY.
Jalan menuju fase juara Piala Asia U-23 kini terbentang di depan mata. Ayo skuad Garuda buktikan bahwa kamu bisa. Seluruh rakyat Indonesia selalu mendukungnnu.
Bravo Garuda Indonesia.