Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menatap Kemajuan Daerah Pasca Pemilu

10 Februari 2024   11:31 Diperbarui: 28 Februari 2024   20:08 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keberadaan sarana dan infrastruktur dibutuhkan untuk meretas kesenjangan  di daerah. (Dokumentasi Pribadi)

Padahal wilayah Timur Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun tidak berbanding lurus terhadap kesejahteraan masyarakatnya. Eksploitasi sumber daya alam belum dapat menggenjot kemajuan daerah secara signifikan.

Kebijakan Belum Berpihak ke Daerah

Ada beberapa faktor yang membuat kesenjangan dan kemiskinan menjadi realitas yang belum teratasi. Namun di atas semua faktor tersebut, political will dari elit politik dan negara adalah faktor utama kesenjangan dan kemiskinan masih terus terjadi.

Mengapa politicall will? Karena dengan adanya politicall will maka kebijakan bisa dibuat demi meretas realitas kesenjangan dan kemiskinan antar daerah. Apalagi konstitusi UUD 1945 sudah mengamanatkan kepada negara, untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pembangunan infrastruktur jalan lintas Provinsi guna memperlancar aksesibilitas. (Dokumentasi pribadi)
Pembangunan infrastruktur jalan lintas Provinsi guna memperlancar aksesibilitas. (Dokumentasi pribadi)

Berpuluh tahun pembangunan berpusar pada Jawa Sentris akibat kebijakan yang tidak berpihak ke wilayah di luar pulau Jawa. Maka jangan heran jika untuk PDRB nasional, sekitar 50 persen lebih berada di Pulau Jawa.

Jangan heran pula jika sarana dan prasarana serta infrastruktur di luar pulau Jawa sangat tertinggal. Jangankan untuk aksesibilitas sektor udara dan laut, untuk sektor darat saja ketimpangannya sangat terlihat.

Mau bepergian lintas Kabupaten di Pulau Jawa, fasilitas dan sarana kereta api serta jalan tol sudah sangat memadai. Sementara di Sulawesi baru dibangun jalur kereta api di Sulawesi Selatan. Demikian pula jalan tol, baru ada di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.

Jika ada elit politik di pusat yang mengatakan Indonesia tidak harus mengutamakan pembangunan infrastruktur. Bisa jadi elit politik tersebut mainnya kurang jauh. Atau terlalu keasyikan menikmati mulusnya infrastruktur jalan di ibukota, sehingga menafikan kondisi di daerah.

Jika amanat konstitusi dikonversi lewat kebijakan yang berpihak pada keadilan, maka pasokan listrik akan merata ke seluruh daerah. Akses transportasi bisa dinikmati di seluruh wilayah dan konektivitas tercapai hingga ke pelosok daerah.

Demikian pula distribusi anggaran tidak mencolok disparitasnya antara pusat dan daerah. Sebagai contoh distribusi APBN hingga saat ini masih dominan ke pemerintah pusat, yakni sebesar 64 persen, sementara untuk pemerintah daerah sebesar 36 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun