Selain sektor pariwisata yang menjadi primadona, daerah Toraja juga memiliki sektor pertanian yang cukup potensial. Terbukti hingga saat ini Toraja masih menjadi daerah penghasil pangan untuk komoditi beras di Provinsi Sulawesi Selatan.
Sebagai daerah dengan landscape alam berupa pegunungan, tidak menjadi hambatan bagi masyarakat Toraja untuk bertani. Secara turun temurun mereka mengelola lahan di lereng pegunungan, menjadi areal persawahan.
Kondisi tanah yang subur serta suhu yang sejuk, menjadi faktor yang mendukung lahan persawahan dapat menghasilkan tanaman padi yang melimpah. Ditambah lagi keuletan masyarakat dalam mengelola lahan sawah, memberikan hasil yang produktif.
Memang jika melihat kondisi medannya, sulit rasanya bisa membuka lahan pertanian di lereng pegunungan. Namun faktanya itu bisa dilakukan di Toraja.
Itulah sebabnya jika berkunjung ke desa atau lembang di Toraja, kita akan menjumpai areal persawahan dengan metode terasering (bertingkat-tingkat) yang terlihat sangat eksotis.
Tentu saja menjadi panorama unik dan mempesona, melihat langsung keberadaan persawahan terasering tersebut. Apalagi jika melintasi ruas jalan di perkampungan, akan menjumpai areal persawahan berada di bawah dan atas ruas jalan.
Metode persawahan terasering sendiri adalah metode konservasi dengan membuat teras-teras yang dilakukan memperkecil kemiringan lereng, serta meminimalisasi kemungkinan terjadinya erosi.
Pada teras itulah diolah menjadi lahan sawah untuk ditanami padi. Kelebihannya, sistem pengairan antar persawahan menjadi lebih mudah karena metode terasering tersebut.