Apalagi Jepang sendiri juga takluk saat melawan Irak dengan skor 1-2, sehingga target seri bisa bergeser menjadi target menang, guna menjaga agar jalan ke fase 16 besar bisa lebih mulus.
Seperti yang sudah disebutkan dalam artikel saya sebelumnya, bahwa tidak ada yang bisa menjamin perolehan hasil sebelum pertandingan berakhir. Bahwa selama bola masih bergulir di lapangan, siapapun punya peluang untuk menang.
Kuncinya ada pada tim yang bermain spartan, mental bertanding yang militan, serta optimisme yang tinggi. Intinya perjuangan habis-habisan hingga pluit berakhir, menjadi kunci meraih hasil maksimal .
Dan inilah yang ditunjukan Timnas Garuda saat mengalahkan Vietnam dalam rivalitas yang dramatis. Dimana skuad Garuda berjuang spartan hingga pertandingan berakhir. Menjaga agar gawang Indonesia tidak kebobolan oleh serangan beruntun pemain Vietnam.
Perjuangan spartan ditandai dengan korbannya salah satu pemain Timnas. Yakni Jordi Amat yang harus berdarah hidungnya, saat berduel dengan pemain Vietnam.
Jordi Amat sudah memperlihatkan seperti apa yang namanya berjuang hingga berdarah-darah. Meski tidak bisa melanjutkan permainan karena cedera.
Tentu laga menentukan antara Timnas Garuda versus Jepang akan berlangsung seru. Dimana Jepang bakal habis-habisan untuk menang agar bisa ikut lolos ke fase 16 besar.
Secara peringkat FIFA, tentu Indonesia berada jauh dibawah Jepang. Namun kans untuk seri atau menang terbuka lebar, selama Indonesia bermain baik dan spartan, seperti saat mengalahkan Vietnam.
- Indonesia tentu menjaga agar jangan sampai kalah dalam laga penentuan nanti. Karena kalau itu terjadi, maka peluang lolos bakal tertutup. Â
Minimal bermain seri sesuai target sudah sangat baik. Namun demikian jika bisa menang, tentu lebih baik lagi. Dimana Indonesia bisa lolos otomatis bersama Irak dari grup D.
Dalam rentang waktu menghadapi laga melawan Jepang, tentu pelatih Shin Tae Yong sudah meracik strategi yang tepat untuk bisa menaklukan tim Samurai Biru.