Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Lonjakan Wisatawan dan Anomali Aspek Aksesibilitas di Toraja

6 Januari 2024   19:43 Diperbarui: 8 Januari 2024   21:55 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alun-alun Kota Rantepao Toraja Utara. Dokumentasi Pribadi

Setiap tahun jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Tana Toraja maupun Toraja Utara, mengalami peningkatan yang signifikan. Lonjakan kunjungan terjadi pada musim liburan terutama pada libur natal dan tahun baru.

Berdasarkan data BPS Tana Toraja, untuk jumlah kunjungan wisatawan nusantara di Tana Toraja tahun 2022 sebanyak 480.631 orang. Jauh meningkat dibanding tahun 2021 sebanyak 78.193 wisatawan.

Sementara data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Toraja Utara, untuk jumlah kunjungan wisatawan nusantara sebanyak 257.819 orang dan jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 3987 orang.

Tentu menarik mencermati mengapa minat wisatawan baik nusantara maupun mancanegara yang berkunjung ke Toraja cukup besar. Serta mengapa destinasi wisata Toraja menjadi salah satu pilihan wisatawan saat berkunjung ke Provinsi Sulawesi Selatan.

Padahal aksesibilitas ke daerah Toraja hanya bisa dicapai via transportasi udara dan darat. Adapun untuk transportasi laut tidak memiliki akses, mengingat Toraja berada di daerah ketinggian 1000-1500 dpl.

Untuk transportasi udara, hanya ada 4 kali penerbangan dalam seminggu. Dimana dalam penerbangan tersebut, dilayani satu maskapai penerbangan  yakni Wings Air dengan rute Makassar-Toraja. 

Wisatawan di Buntu Burake Taba Toraja. Dok Pri
Wisatawan di Buntu Burake Taba Toraja. Dok Pri

Sementara untuk transportasi darat harus menempuh jarak sejauh 329 kilometer dari Makassar dengan waktu tempuh kurang lebih 8 jam. Kondisi ruas jalan terbilang mantap, dengan landscape menyusuri pesisir pantai dan melewati tanjakan pegunungan.

Untuk akses transportasi darat ini, tersedia layanan sejumlah armada bus setiap harinya. Adapun harga bus per orang berkisar Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu, tergantung kapasitas busnya.

Dengan kondisi tidak memiliki akses transportasi laut, transportasi udara yang minim serta transportasi darat yang lumayan jauh dan waktu tempuh berjam-jam, menandakan aksesibilitas ke Toraja tidak efektif bagi wisata leisure.

Dengan kondisi tersebut, maka aspek aksesibilitas sejatinya menjadi anomali terhadap aspek 5A yang dibutuhkan dalam mendukung sektor pariwisata di Toraja.  

Mengapa anomali? karena dengan kondisi aksesibilitas yang tidak efektif tersebut, justru tidak menghalangi animo kunjungan wisatawan ke Toraja. Serta tidak menjadi kendala untuk melihat langsung destinasi yang  ada.

Keberadaan pasar seni  dan pusat kuliner. Dok Pri
Keberadaan pasar seni  dan pusat kuliner. Dok Pri

Saat berada di Makale pada libur akhir tahun 2023 lalu, saya berjumpa dengan bus-bus besar yang datang dari arah Makasar membawa wisatawan. Bahkan banyak juga yang datang menggunakan kendaraan roda empat untuk berwisata ke Toraja.

Maka bisa dipastikan kunjungan wisatawan ke destinasi Toraja dominan adalah via transportasi darat. Sekaligus menjawab anomali aksesibilitas yang harus ditempuh dengan waktu yang lama dan jarak yang jauh.  
Padahal biasanya dengan jarak yang jauh akan membuat wisatawan malas untuk datang berkunjung. Apalagi destinasi tersebut tidak dilengkapi aspek 5A yang mutlak dibutuhkan. Yakni aksesibilitas, atraksi wisata, aktivitas wisata, akomodasi serta amenities atau keberadaan fasilitas pendukung.

Walau aksesibilitas tidak efektif, namun pesona Toraja yang meliputi keindahan alamnya, tradisi adat budaya yang unik, serta hospitality (keramahtamahan) yang sudah terkenal di kalangan wisatawan, menjadi daya tarik untuk dikunjungi.

Souvenir khas Toraja untuk oleh-oleh wisatawan Dok Pri
Souvenir khas Toraja untuk oleh-oleh wisatawan Dok Pri

Destinasi wisata alam seperti Londa, Kete Kesu, Buntu Burake, Lolai (negeri di atas awan) dan lainnya yang sudah dikenal dikalangan wisatawan, terus dikunjungi. Seperti tidak lengkap rasanya ke Toraja, jika tidak berkunjung ke berbagai destinasi tersebut.

Pun dengan tradisi adat budaya yang tidak ada di daerah lain di Indonesia, seperti upacara Rambu Solo, dan Mangrara Banua yang dilaksanakan secara besar-besaran. Dimana menjadi daya tarik terutama bagi wisatawan mancanegara.

Keberadaan aktivitas (event) wisata dan upacara adat istiadat dan seni budaya yang menjadi tradisi turun temurun, ditambah keunikan bangunan khas Toraja (Tongkonan) yang Instagramable, itulah keunggulan yang menutupi kekurangan aspek aksesibilitas.  

Bagaimana dengan amenities? jangan ditanya soal fasilitas untuk produk kerajinan tangan (souvenir), dimana Toraja memiliki produk yang khas dan unik yang bisa menjadi oleh-oleh bagi wisatawan.

Untuk memfasilitasi penjualan produk kerajinan tangan tersebut, di Makale dan Rantepao tersedia pasar seni dan pusat kuliner oleh-oleh khas Toraja. 

Salah satunya pasar seni  dan pusat kuliner Topao yang banyak dikunjungi wisatawan. Bahkan di destinasi wisata juga terdapat stand UMKM yang menjual produk souvenir Toraja.

Produk seperti tas, baju, topi, dompet, ukiran, gantungan kunci dijual dengan harga yang cukup terjangkau. Demikian pula produk kuliner turunan komoditi seperti kopi Toraja yang juga diminati wisatawan.

Toraja memang beda dengan Bali dari aspek aksesibilitas dalam menunjang pariwisata daerah. Walaupun dari aspek panorama alam, tradisi adat budaya dan hospitality mempunyai kesamaan.

Mungkin dari realitas anomali yang ada di Toraja, bisa menjadi pembanding bagi daerah lain di Indonesia yang destinasi wisatanya terkendala aspek aksesibilitas.

Dimana aspek lain yang unik dan menjadi keunggulan itulah potensi yang harus dipertahankan, guna menjadi daya tarik wisatawan datang berkunjung.

 

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun