Dari atas kapal pandanganku tertuju jauh kedepan di perairan Selat Makassar. Tiada sama sekali terlihat daratan, sebaliknya hanyalah hamparan laut bebas berwarna kebiruan. Inilah momen yang tepat untuk berkontemplasi belajar dari laut tentang hakekat kehidupan.
Lead di atas membuka kisah perjalananku menyusuri lautan dari pelabuhan Pantoloan Sulawesi Tengah (Sulteng) menuju Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta selama enam hari, demi bisa hadir di event Kompasianival 2023.
Dimulai dari pemberangkatan tanggal 19 November dan tiba di tujuan tanggal 24 November 2023. Sehari sebelum gawean Kompasianival dihelat di Bentara Budaya Jakarta.
Perjalanan laut menggunakan dua KM Pelni sekaligus, yakni KM Lambelu dan KM Gunung Dempo. Lalu melintasi perairan Selat Makassar dan Laut Jawa.
Serta singgah di enam pelabuhan yakni Pantoloan Palu, Sepinggan Balikpapan, Parepare, Sukarno-Hata Makassar, Tanjung Perak Surabaya dan Tanjung Priok Jakarta.
KM Lambelu yang saya tumpangi menyusuri trayek Pantoloan-Balikpapan-Parepare dan Makassar dengan harga tiket kapal sebesar Rp 350 ribu. Di Makassar saya rehat sehari di kediaman keluarga.
Selanjutnya saya berganti kapal menumpangi KM Gunung Dempo dengan trayek Makassar-Surabaya-Jakarta dengan harga tiket sebesar Rp 550 ribu.
Ada empat alasan mengapa saya memilih menggunakan transportasi laut KM Pelni untuk perjalanan menuju Jakarta menghadiri event Kompasianival 2023 yang mengangkat tema Sustaination atau keberlanjutan.