Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Pesan Simbolik dari Makan Siang Bersama di Istana Merdeka

30 Oktober 2023   17:45 Diperbarui: 1 November 2023   15:05 1117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa sebenarnya yang paling dijaga dalam setiap momemtum kontestasi pemilu yang setiap lima tahun digelar? Jawabnya adalah persatuan bangsa.

Amanat tentang persatuan bangsa, sejatinya sudah diwariskan oleh the founding fathers (para pendiri bangsa) sejak 78 tahun lalu, saat bangsa Indonesia resmi memproklamirkan kemerdekaannya.

Namun bukan saja mewariskan dimensi kemerdekaan, para pendiri bangsa itu juga mewariskan dimensi personal karakter yang harus dimiliki oleh siapa pun para pemimpin yang mendapat ananah rakyat.

Karakter tersebut adalah sikap negarawan, rela berkorban dan mengedepankan persatuan. Karakter yang saat ini mudah tergerus oleh para elit politik maupun pemimpin, saat kepentingan individu atau kelompok lebih diutamakan dari pada kepentingan bangsa dan negara.

Implementasi dari sikap karakter tersebut diuji dalam setiap momentum kontestasi pemilu. Apakah para elit politik bertindak sebagai negarawan sejati yang mengedepankan persatuan bangsa. Atau sebaliknya mengutamakan kepentingan kekuasaan dengan mengedepankan segala cara.

Realitas bahwa Pemiu 2019 kemarin bangsa ini nyaris mengalami perpecahan akibat polarisasi anak bangsa yang berlangsung secara biner, adalah sebuah keniscayaan.

Bahwa ternyata elit politik pada saat itu lebih memilih melanggengkan polarisasi sesama anak bangsa, dari pada menggedepankan persatuan bangsa, tentu sebuah keprihatinan.

Bagaimana amanat para pendiri bangsa bisa dilaksanakan, jika untuk mencegah polarisasi saja sulit diwujudkan. Ataukah harus menunggu bangsa ini terpecah dulu, baru  sadar bahwa ternyata sudah gagal dalam menjaga persatuan.  Semoga dijauhkan dari hal itu.

Rasanya amanat persatuan itulah yang menjadi dimensi pesan simbolik dari makan siang bersama antara Presiden Jokowi dengan para tiga calon presiden (capres) Yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anis Baswedan di Istana Merdeka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun