Demikian pula saat berkunjung ke kota Makassar belum lama. Di sebuah event saat hendak mendokumentasikan stand pameran di anjungan Pantai Losari, saya di sapa akrab oleh penjaga stand. Juga karena saya menggunakan baju kaos bertuliskan kompasiana.
Saya disambut dengan ramah, lalu diberikan brosur serta mendapat penjelasan tentang apa saja instrumen yang dipamerkan. Selanjutnya hasil kunjungan pameran saya buatkan artikel. Tentu saja penjaga stand berterima kasih atas artikel tersebut.
Tentu baju kaos yang saya gunakan telah turut membantu saya dikenal publik, sebagai penulis di kompasiana alias kompasianer. Namun lebih dari itu, kebesaran nama kompasianalah yang sejatinya membuatnya familiar di mata publik. Â
Dan tentu saja kebesaran nama kompasiana tidak lepas dari keberadaan para kompasianer yang sudah berkontribusi besar, lewat berbagai karya artikel yang hadir di ruang publik sebagai sumber literasi.
Inilah sumbangsih nyata yang sudah diberikan oleh kompasianer kepada kompasiana, lewat asupan artikel yang konsistensi dipublikasikan setiap hari.
Tentu kompasiana tanpa kompasianer ibarat wahana rekreasi tanpa pengunjung yang datang. Sebaliknya kompasianer tanpa kompasiana, ibarat pengunjung yang tak bisa berekspresi karena ketiadaan wahana.
Kompasiana sadar, bahwa kompasianer adalah aset berharga. Itulah sebabnya pemberian KRewards, benefit, pengkategorian centang biru, pemberian kompasiana award serta pengadaan berbagai event, adalah bentuk apresiasi kompasiana kepada kompasianer hingga usianya yang ke 15 tahun.
Tentu saja apresiasi kompasiana belum sepenuhnya  bisa menyentuh keseluruhan kompasianer. Seperti saya misalnya, hingga saat ini belum sekalipun mendapat KRewards bulanan. Juga belum berkesempatan memenangi berbagai event blog competition yang diikuti.
Namun hal tersebut tidak menyurutkan niat saya untuk tetap berkontribusi di kompasiana. Dan terbukti seringkali artikel saya oleh admin kompasiana direkomendasikan sebagai label artikel utama dan disertakan dalam program infinite. Senang itu sudah pasti.
Bukan itu saja, saya juga konsisten men-share artikel ke seluruh media sosial yang saya miliki (FB, IG, TikTok). Tujuannya selain untuk membranding artikel yang dibuat, juga membranding kompasiana selaku platform besar dengan berbagai artikel sebagai sumber referensi.
Inilah bentuk keseimbangan dari kontribusi dua arah. Lewat kompasiana, para kompasianer bisa menyalurkan karya artikelnya ke ruang publik. Demikian pula lewat kompasianer, kompasiana bisa terus eksis di ruang publik hingga saat ini.