Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Multiplier Effect dari Perhelatan Festival Danau Poso

16 Oktober 2023   23:30 Diperbarui: 17 Oktober 2023   13:30 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokasi Festival Danau Poso di Tentena Kabupaten Poso. (Dokumentasi Pribadi)

Perhelatan Festival Danau Poso (FDP) tahun 2023 yang digelar di Tentena Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, sukses mengkonsolidasikan tiga elemen sekaligus. Yakni konsolidasi pengunjung (wisatawan), ekonomi, dan destinasi wisata di wilayah Pamona Poso.

Inilah esensi dari dihelatnya sebuah festival di daerah, termasuk FDP di Tentena Kabupaten Poso. Yakni mampu menghasilkan multiplier effect atau efek berganda. Di mana efeknya bukan hanya dirasakan oleh masyarakat dan pengunjung, namun juga para pelaku usaha UMKM maupun jasa wisata di daerah tersebut.

Selama tiga hari perhelatan 10-13 Oktober 2023 lokasi kegiatan yang dipusatkan di anjungan FDP Tentena, mengkombinasikan berbagai event sekaligus. Baik berupa event seni budaya, parade busana daerah, fashion show, parade tari, acara Padungku, pameran dan expo UMKM serta hiburan musik.

Kombinasi beragam kegiatan inilah yang mampu menarik pengunjung maupun wisatawan domestik dari berbagai daerah maupun luar Sulteng untuk datang berkunjung. Bahkan ada juga wisatawan mancanegara yang terlihat hadir di perhelatan FDP di Tentena.

Bahkan di hari terakhir FDP, pengunjung bahkan tumpah ruah di lokasi kegiatan. Apalagi pada penutupan FDP dimeriahkan konser musik menghadirkan musisi Mario G Klau, membuat kota Tentena padat merayap dengan kehadiran banyak pengunjung.

Salah satu event festival di panggung FDP. (Dokumentasi Pribadi)
Salah satu event festival di panggung FDP. (Dokumentasi Pribadi)

Keramaian pengunjung di lokasi FDP. (Dokumentasi Pribadi)
Keramaian pengunjung di lokasi FDP. (Dokumentasi Pribadi)

Terjadinya konsolidasi pengunjung maupun wisatawan pada perhelatan FDP, menjadi indikator bahwa FDP sebagai event wisata tahunan yang dihelat oleh Dinas Pariwisata Provinsi Sulteng berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata Poso, sukses menampilkan beragam kegiatan.

Salah satunya yakni perhelatan FDP yang dirangkaikan dengan momentum pesta pengucapan syukur hasil panen atau Padungku di wilayah Pamona Puselemba dan Pamona Utara. Di mana momen ini sangat ditunggu oleh pengunjung untuk datang ke Tentena merasakan suasana padungku.

Saya beruntung bisa turut merasakan denyut kemeriahan perhelatan FDP, sekaligus momen Padungku yang membuat suasana di Tentena Pamona menjadi semarak. Walaupun harus menempuh jarak sekitar 269 km dari Kota Palu. Serta bisa menyaksikan langsung bagaimana dampak konsolidasi tiga elemen dari perhelatan FDP.

Dari kehadiran banyak pengunjung tersebut tentu saja turut berdampak pada para pelaku UMKM yang ambil bagian pada kegiatan pameran dan expo. Stand UMKM baik berupa produk kerajinan tangan, kuliner, pakaian, dan lainnya yang berada di seputaran lokasi FDP, ramai didatangi pengunjung.

Stand UMKM di lokasi FDP. (Dokumentasi Pribadi)
Stand UMKM di lokasi FDP. (Dokumentasi Pribadi)

Hasil kerajinan tangan lokal yang dipamerkan.(Dokumentasi Pribadi)
Hasil kerajinan tangan lokal yang dipamerkan.(Dokumentasi Pribadi)

Keterlibatan banyak pelaku UMKM di lokasi kegiatan, adalah wujud dari konsolidasi ekonomi sebagai salah satu elemen yang tak terelakan dari adanya perhelatan FDP. Banyak dari pengunjung yang datang dan bertransaksi dengan pelaku UMKM, tentu berdampak pemasukan ekonomi secara langsung di lokasi kegiatan.

Belum lagi dampak kepada pelaku usaha jasa seperti perhotelan, cafe dan resto, transportasi, sewa peralatan, kios dan toko yang tersebar di seputaran Kota Tentena dan sekitarnya. Perputaran ekonomi yang signifikan selama tiga hari terhadap sektor jasa ini, adalah wujud konsolidasi ekonomi dan efek berganda dari perhelatan FDP.

Destinasi Wisata Padat Pengunjung

Untuk konsolidasi elemen destinasi wisata terlihat langsung dengan padatnya lokasi wisata yang didatangi pengunjung maupun wisatawan. Dua destinasi yang banyak didatangi adalah air terjun Saluopa dan pemandian kolam renang Torau Resort. Jarak antara dua destinasi ini tidak berjauhan, sehingga bisa dikunjungi sekaligus.

Kehadiran pengunjung dan wisatawan di perhelatan FDP dari berbagai daerah sekaligus juga dimanfaatkan untuk refreshing dan rekreasi. Itulah sebabnya destinasi wisata turut diserbu pengunjung guna menikmati sensasi pemandian air terjun, air danau maupun air kolam renang sekaligus.

Destinasi wisata air terjun Saluopa yang eksotis. (Dokumentasi Pribadi)
Destinasi wisata air terjun Saluopa yang eksotis. (Dokumentasi Pribadi)

Pengunjung bersantai menikmati keindahan alam di lokasi wisata. (Dokumentasi Pribadi)
Pengunjung bersantai menikmati keindahan alam di lokasi wisata. (Dokumentasi Pribadi)

Biaya masuk ke destinasi air terjun Saluopa yang berjarak sekitar 22 km dari Tentena sebesar Rp5000. Ini terbilang murah untuk bisa menikmati air terjun 12 tingkat dengan landscape alamnya yang eksotis. Bukan hanya wisatawan lokal dan domestik yang datang, namun beberapa wisatawan mancanegara juga terlihat menikmati destinasi tersebut.

Saat saya tiba di lokasi pada siang hari, mendapati keberadaan kendaraan motor dan mobil berjejer di parkiran destinasi wisata air terjun Saluopa. Pemandangan ini berbeda dengan akhir pekan biasa, sebelum FDP dihelat. Di mana pada perhelatan FDP lebih ramai didatangi pengunjung.

Gerbang masuk ke lokasi air terjun Saluopa. (Dokumentasi Pribadi)
Gerbang masuk ke lokasi air terjun Saluopa. (Dokumentasi Pribadi)

Warung kuliner ranai pengunjung. (Dokumentasi Pribadi)
Warung kuliner ranai pengunjung. (Dokumentasi Pribadi)

Hal ini diakui oleh penjaga loket, bahwa pengunjung membludak dan akan terus berlangsung hingga sore hari. Demikian pula pengakuan seorang pelaku usaha kuliner di lokasi destinasi yang terkena imbas, kehadiran banyak pengunjung di warungnya.

Pelaku usaha kuliner menjual makanan dan minuman cukup murah. Harga segelas kopi maupun teh panas hanya Rp5000 dan seporsi pisang goreng seharga Rp10.000. Saya bersama beberapa rekan turut menikmati kuliner murah meriah tersebut, usai puas mengeksplorasi air terjun Saluopa.

Destinasi wisata rekreasi yang banyak didatangi oleh pengunjung adalah pemandian kolam renang Torau Resort yang berjarak 24 km dari Tentena. Untuk masuk ke kolam renang pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp20.000.

Pengunjung di lokasi pemandian kolam renang Torau Resort. (Dokumentasi Pribadi)
Pengunjung di lokasi pemandian kolam renang Torau Resort. (Dokumentasi Pribadi)

Eksotisme lokasi pemandian di tepian danau Poso. (Dokumentasi Pribadi)
Eksotisme lokasi pemandian di tepian danau Poso. (Dokumentasi Pribadi)

Kolam renang ini di destinasi wisata ini sangat unik. Karena berada di tepian Danau Poso, sehingga menghadirkan view alam pegunungan dan danau yang eksotis. Itulah sebabnya pengunjung betah berlama-lama berenang sambil berekreasi di tempat ini.

Karena berada di tepian danau, maka pengunjung bisa juga menikmati sejuknya air danau Poso. Atau menjajal wahana air berupa banana boat atau perahu ketinting untuk mengeksplorasi keindahan danau Poso. Tentu dengan biaya yang terjangkau oleh pengunjung.

Fenomena Air Danau Surut

Selain dua destinasi wisata tersebut, satu hal yang turut dieksplorasi oleh pengunjung adalah adanya fenomena air surut yang terjadi di danau Poso akibat kemarau panjang. 

Akibat air surut tersebut, menyisakan hamparan pesisir pantai yang cukup luas. Di mana pengunjung bisa melintas menggunakan kendaraan bermotor di pesisir pantai berpasir putih.

Bahkan di lokasi FDP pesisir pantai yang surut tersebut, dimanfaatkan sebagai lokasi parkir kendaraan roda dua dan empat. Ini tentu menguntungkan bagi panitia perhelatan FDP dalam menyiapkan sarana parkiran yang luas bagi pengunjung yang membludak di lokasi FDP Tentena.

Penampakan bebatuan akibat fenomena surutnya air danau Poso. Doc Pri
Penampakan bebatuan akibat fenomena surutnya air danau Poso. Doc Pri

Hamparan pesisir Danau dapat dilintasi kendaraan roda empat. (Dokumentasi Pribadi)
Hamparan pesisir Danau dapat dilintasi kendaraan roda empat. (Dokumentasi Pribadi)

Selain untuk tempat parkir, keberadaan pesisir pantai yang luas dimanfaatkan oleh pengunjung untuk bersantai sambil berselfie ria. Karena jarang-jarang bisa mendapatkan fenomena alam tersebut di Danau Poso.

Menurut informasi dari masyarakat sekitar, fenomena air surut ini tidak terjadi setiap tahun. Namun terjadi 8 hingga 10 tahun kemudian.

Saya sendiri menyempatkan mengeksplorasi beberapa spot pesisir pantai yang mengalami air surut di danau Poso. Di salah satu spot terlihat bebatuan danau teronggok di pesisir pantai, menjadi pemandangan yang eksotis. Jika air danau dalam kondisi normal, maka bebatuan tersebut tidak terlihat karena berada di dalam air.

Di pesisir pantai yang berpasir putih tersebut, sejumlah masyarakat terlihat bersantai bahkan ada juga yang mendirikan tenda. Tentu fenomena alam tersebut sangat rugi dilewatkan, tanpa ada dokumentasinya. Saya pun menyempatkan mengeksplorasi pesisir pantai yang luas menggunakan roda dua, sembari membuat dokumentasi.

Potret jembatan Pamona di kota Tentena. (Dokumentasi Pribadi)
Potret jembatan Pamona di kota Tentena. (Dokumentasi Pribadi)

Lepas dari fenomena surutnya air danau Poso, tentu menjadi refleksi bagi masyarakat dan pengunjung, untuk memupuk kesadaran tentang pentingnya menjaga keseimbangan sumber daya alam. Khususnya sumber daya alam yang berada di wilayah danau Poso yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat setempat.

Yang pasti perhelatan FDP yang bersamaan dengan acara Padungku dan fenomena air surut di danau Poso, telah menjadi daya tarik bagi pengunjung dan wisatawan untuk datang berkunjung. 

Efek berganda dari perhelatan tersebut juga berdampak langsung terhadap terjadi konsolidasi tiga elemen. Yakni pengunjung, ekonomi, dan destinasi wisata.

Tentu ini bisa terjadi karena adanya sinergi dan kolaborasi dari tiga unsur yakni pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat setempat. Dalam sebuah perhelatan festival, salah satu dari tiga unsur ini harus saling melengkapi. Jangan ada salah satu unsur yang tergerus.

Lebih penting dari itu mengangkat tradisi seni budaya setempat adalah manifestasi dari bentuk kearifan lokal. Hal inilah yang turut disertakan dalam FDP 2023 di Tentena. Tujuan akhirnya seni budaya, event wisata dan keunikan pesona alam akan menjadi paket wisata yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun