Sementara geopolitik lebih fokus pada kajian soal faktor geografi, strategi, serta politik dalam suatu negara. Kajian ini bersifat nasional dan mencakup satu wilayah negara.
Dalam konsepsi geostrategis tersebut, maka kepemimpinan strategik mutlak dibutuhkan. Yakni meliputi kemampuan mengantisipasi, memiliki visi, dan mempertahankan fleksibilitas. Serta menciptakan perubahan strategis yang diperlukan.
Sebagaimana disebutkan Budiman, masa depan Indonesia akan berhadapan dengan banyak permasalaham global. Mulai dari, ekonomi, perang, hingga perkembangan teknolog. Apa yang disebutkan Budiman adalah sebuah keniscayaan.
Karena kecenderungan isu krisis global tidak akan jauh-jauh dari hal tersebut. Yakni krisis pangan, energi, lingkungan, iptek serta konflik global yang bisa berdampak pada stabilitas setiap negara, jika tidak mengantisipasi dari sedini mungkin.
Seiring dengan pertambahan penduduk di tiap negara, maka kebutuhan pangan, air bersih, energi dan teknologi juga akan ikut meningkat. Bagi negara yang lemah kajian geopolitik dan geostrategisnya, maka ancaman instabilitas bisa mendegradasi keutuhan negara.
Maka tidak salah jika kedepan Indonesia membutuhkan figur pemimpin strategik untuk mengantisipasi kecenderungan global di masa mendatang. Demi masa depan negara yang lebih bermartabat dan aman dari berbagai gangguan.
Tentu pemimpin strategik dimaksud adalah kepemimpinan yang memadukan kemampuan konsepsi dan kajian geopolitik dan geostrategi secara mumpuni. Dimana melihat kecenderungan global tidak sebagai tantangan, namun peluang untuk kemajuan masa depan bangsa.
Tiga Paradoks Sebagai Realitas
Walau tidak sempurna, namun kepemimpinan Presiden Jokowi dalam konteks pemimpin strategik terhadap negara Indonesia yang bermartabat dan aman, sudah teruji serta bisa menjadi rujukan.
Secara internal walau ada riak-riak gangguan keamanan, namun secara umum stabilitas negara masih tetap terjaga baik. Itu tidak lepas dari strategi untuk meminimalisir dinamika yang mencuat, lewat pendekatan kebijakan dan penanganan yang egaliter.
Secara eksternal, tidak ada pergerakan negara luar yang mengancam keamanan negara Indonesia. Justru sebaliknya Indonesia lewat Presiden Jokowi terlibat aktif, dalam upaya menjaga ketertiban dan perdamaian dunia.