Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Wisata Leisure di Destinasi Sejarah Semarang

25 Juni 2023   22:19 Diperbarui: 27 Juni 2023   19:50 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja Imanuel berdiri sejak 1735. Doc Pri

Berada di Kota Semarang Jawa Tengah, terdapat sejumlah destinasi wisata yang bisa dikunjungi dengan memanfaatkan waktu luang (Wisata Leisure).

Destinasi ini berada di dalam Kota Semarang, sehingga dalam sehari bisa mengunjungi 2 hingga 3 destinasi sekaligus.  Lokasinya mudah dijangkau dan tarif masuk juga murah.

Tentu destinasi yang dimaksud adalah destinasi sejarah peninggalan masa lalu yang memiliki pesona dan daya pikat untuk dikunjungi. Dan tentu saja memiliki spot-spot eksotis dan Instagramable.

Karena punya waktu singkat untuk traveling di Semarang, tentu saja saya tidak punya banyak pilihan untuk mengeksplor destinasi wisata sejarah di Kota tersebut.

Maka saya pastikan yang dikunjungi adalah destinasi yang belum pernah didatangi. Selain itu punya nilai sejarah, sudah dikenal publik dan banyak didatangi wisatawan domestik maupun mancanegara.  

Lawang Sewu  

Destinasi pertama yang saja kunjungi adalah Gedung Lawang Sewu yang lokasinya sangat strategis di jantung Kota Semarang. Untuk bisa masuk ke destinasi ini, wisatawan dikenakan tarif Rp 20 ribu per orang.

Bangunan tua Lawang Sewu yang eksotis. Doc Pri
Bangunan tua Lawang Sewu yang eksotis. Doc Pri

Spot instagramable di Lawang Sewu. Doc Pri
Spot instagramable di Lawang Sewu. Doc Pri

Lawang Sewu merupakan kompleks bangunan tua peninggalan kolonial Belanda yang dulunya berfungsi sebagai pusat perkantoran kereta api swasta. Bangunan Lawang Sewu mulai  dibangun oleh Kolonial Belanda  pada tahun 1904. 

Dulunya bernama Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij. Terdapat empat bangunan utama sebagai tempat pameran dengan total jumlah pintu 928 hampir mencapai seribu. Itulah sebabnya destinasi tersebut dijuluki Lawang Sewu atau Seribu Pintu.


Jejak perkeretaapian masa lalu berupa gambar, lukisan, desain, maket, peta serta benda dapat dilihat di berbagai ruangan bangunan utama di Lawang Sewu. Semuanya ditata dan dipamerkan demikian rupa, sehingga pengunjung bisa mengeksplor secara rinci.

Namun yang menarik adalah keberadaan pintu-pintu bangunan berukuran tinggi yang eksotis dan unik, Dimana banyak pengunjung yang sengaja membuat dokumentasi dengan latar spot tersebut.

Wisatawan di Lawang Sewu. Doc Pri
Wisatawan di Lawang Sewu. Doc Pri

Ditengah-tengah bangunan utama, terdapat alun-alun yang cukup luas. Dimana wisatawan bisa rehat sembari kuliner, usai mengeksplor bagian dalam bangunan utama.

Dari alun-alun ini menyajikan spot instagramable dengan latar belakang bangunan yang eksotis. Yang menarik pihak pengelola menyiapkan live musik, guna menghibur wisatawan yang datang berkunjung.

Klenteng Sam Poo Kong

Destinasi ini juga masih berlokasi di seputaran Kota Semarang. Klenteng Sam Poo Kong merupakan sebuah destinasi peninggalan sejarah yang didirikan oleh Laksamana Cheng Ho pada awal abad 15.

Untuk masuk ke dalam lokasi destinasi wisata ini, dikenakan tarif Rp 20 ribu per orang. Karena baru pertama kali berkunjung, tentu saja saya terkagum-kagum melihat keberadaan destinasi bersejarah tersebut.

Destinasi Klenteng Sam Poo Kong. Doc Pri
Destinasi Klenteng Sam Poo Kong. Doc Pri

Melihat kompleks bangunan klenteng dan berbagai ornamen khas didalamnya, saya serasa sedang berada di masa lalu. Apalagi saat berada disalah satu spot berupa gerbang berukuran besar, berasa layaknya di Kerajaan Cina.  

Demikian pula saya terpesona dengan bangunan klenteng berukuran besar dengan dominasi warna merah, rasanya seperti berada di Tiongkok. Namun tersadar bahwa saya sedang berada di Semarang, di sebuah destinasi yang sangat mengagumkan.

Di destinasi ini saya berjumpa dengan banyak wisatawan domestik yang datang dari berbagai daerah di luar Semarang. Namun ada juga wisatawan mancanegara yang datang berkunjung.

Wisatawan domestik kebanyakan adalah rombongan tour yang datang menggunakan kendaraan bus-bus besar. Namun ada juga yang datang secara secara perseorangan dan berkeluarga.

Spot eksotis yang dicari wisatawan. Doc Pri
Spot eksotis yang dicari wisatawan. Doc Pri

Serasa di Kerajaan Cina masa lalu. Doc Pri
Serasa di Kerajaan Cina masa lalu. Doc Pri

Diantaranya salah seorang wisatawan yang datang dengan keluarganya dari Bali dan baru pertama kali ke destinasi tersebut. "Sam Poo Kong destinasi pertama di Semarang yang kami kunjungi," ujar wisatawan dari Bali tersebut.

Salah satu spot yang menarik dan mengagumkan adalah patung Laksamana Cheng Ho berukuran besar dan tinggi. Tentu saja patung  dan spot lainnya di klenteng Sam Poo Kong menjadi sasaran dokumentasi karena sangat instagramable.  

Kota Tua Semarang

Destinasi ketiga yang saya kunjungi adalah Kota Tua Semarang yang sudah direvitalisasi oleh Pemkot Semarang. Di destinasi ini terdapat bangunan-bangunan tua bersejarah berukuran besar, peninggalan kolonial belanda abad 19 yang masih terlihat lestari.

Dari sore hingga malam hari banyak wisatawan yang berkunjung ke Kota Tua. Memang disarankan bagi wisatawan untuk berkunjung ke destinasi ini pada malam hari, karena menawarkan suasana mempesona.

Kota tua Semarang di malam hari. Doc Pri
Kota tua Semarang di malam hari. Doc Pri

Dimana wisatawan dapat melihat dan menikmati kombinasi menarik antara semarak lampu jalan dengan bangunan tua nan eksotis. Sejumlah bangunan tua tersebut kini telah beralih fungsi menjadi cafe atau resto.

Karena eksotisnya destinasi Kota Tua ini, banyak wisatawan yang membuat dokumentasi diberbagai spot yang monumental. Diantaranya Gereja Imanuel atau dikenal dengan Gereja Blenduk yang sudah berdiri sejak tahun 1753. Ada juga Spiegel dan bangunan lainnya yang ikonik dan beraura sejarah.  

Destinasi Kota Tua memang menawarkan sensasi cuci mata, sembari bersantai menikmati berbagai kuliner di sejumlah cafe. Untuk masuk ke kawasan ini, wisatawan tidak dipungut biaya, dan bebas mengeksplor berbagai spot yang ada.

Ketersediaan Sarana Aminities

Secara umum berkunjung ke tiga destinasi wisata sejarah di Kota Semarang ini, dari aspek ketersediaan sarana Aminities sudah sangat terakomodir. Yakni meliputi sarana galeri UMKM dan stad kuliner yang diperuntukkan bagi wisatawan.

Wisatawan bisa mendapatkan souvenir atau buah tangan untuk dibawah pulang. Ataupun kalau merasa haus atau lapar, sarana untuk kuliner tersedia. Wisatawan bisa langsung memesan dengan harga terjangkau.

Suasana jalanan di Kota Tua. Doc Pri
Suasana jalanan di Kota Tua. Doc Pri

Gereja Imanuel berdiri sejak 1735. Doc Pri
Gereja Imanuel berdiri sejak 1735. Doc Pri

Saya sendiri saat berkunjung ke Lawang Sewu pada siang hari, menyempatkan memesan minuman dingin di stand kuliner. Sorenya di Klenteng Sam Poo Kong memesan kopi susu. Serta malam harinya di menikmati teh panas sembari mengagumi pesona Kota Tua.

Ketersediaan sarana Aminities ini mutlak ada di sebuah destinasi wisata. Tujuannya selain untuk melayani kebutuhan wisatawan, juga untuk memberikan dampak ekonomi bagi pelaku usaha yang berada di destinasi wisata tersebut.

Bagi anda yang memiliki aktivitas di Kota Semarang dalam jangka waktu terbatas, namun masih memiliki waktu luang, maka sempatkanlah untuk melakukan wisata leisure di destinasi tersebut.

Atau kalau memang punya jadwal dan agenda traveling di wilayah Semarang  Jawa Tengah pada waktu tertentu, tak ada salahnya memasukan tiga destinasi tersebut kedalam agenda traveling anda.

Tentunya masih ada destinasi wisata lain yang dapat dikunjungi untuk sekedar berekreasi. Salah satunya alun-alun Simpang Lima yang berada di jantung Kota Semarang yang dari dulu sudah sangat dikenal oleh wisatawan.

Sarana permainan kendaraan listrik di Simpang Lima. Doc Pri
Sarana permainan kendaraan listrik di Simpang Lima. Doc Pri

Saya ingat dulu waktu mengenyam bangku SD di Semarang, sering berkunjung ke Simpang Lima mengikuti berbagai kegiatan. Bertahun-tahun kemudian saat balik, Simpang Lima sudah banyak berubah. Kunjungan ke Simpang Lima merupakan bagian dari napak tilas saya di Semarang.  

Berkunjung ke Simpang Lima sebaiknya pada malam hari. Dimana bisa cuci mata sambil bersantai di tengah alun-alun bersama warga Semarang. Atau bisa juga menikmati sarana permainan kendaraan listrik ataupun wahana kendaraan lain yang unik dan menarik berjejer di seputaran Simpang Lima.

Demikianlah kunjungan yang singkat di Kota Semarang, bisa saya efisiensikan dengan mengeksplor sejumlah destinasi wisata sejarah. Selain menikmati pesonanya, juga menyerap inspirasi dan menambah pengetahuan akan peradaban masa lalu yang masih kokoh bertahan di tengah modernitas jaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun