Peran dan kontribusi kaum perempuan dalam meengintegrasikan kekuatan bangsa merupakan sebuah keniscayaan. Itulah sebabnya kaum perempuan harus dilibatkan dalam setiap instrumen kebangsaan.
Partisipasi kaum perempuan tidak bisa disepelekan, apalagi hanya dianggap sebagai pelengko  dalam  berbagai instrumen kebangsaan. Bukan hanya dari sisi kuantitas, namun kualitas kaum perempuan sangat menentukan integrasi kekuatan bangsa.
Sejarah sudah mencatat banyak tokoh kaum perempuan terlibat dalam arak-arakan menjaga keutuhan bangsa. Bukan hanya sebagai penggerak namun berpartisipasi kongkrit dalam menjaga keutuhan bangsa.
Berbagai agenda dan momentum kebangsaaan, maka keterlibatan kaum perempuan harus menjadi skaka prioritas. Karena, masa depan bangsa ini turut ditentukan oleh kaum perempuan.
Apalagi jika kaum perempuan memiliki kesadaran akan hakekat kebangsaan yang hakiki, maka yakinlah integrasi bangsa sebagaimana yang dicitacitakan para pendirian bangsa akan tetap terjaga.
Oleh karena itu penguatan kapasitas kaum perempuan tentang kebangsaan harus intens dilakukan oleh berbagai stakeholder. Karena harus diakui tidak semua kaum perempuan punya pengetahuan dan pencerahan tentang wawasan kebangsaan yang baik.
Terbukti ada juga kaum perempuan yang rentan terpapar hoaks yang bertujuan menciptakan polarisasi sesama anak bangsa. Bahkan ada juga yang menjadi bagian dari narasi antagonistik  yang mengarah  pada disintegrasi bangsa.
Dalam rangka itulah penguatan empat pilar kebangsaan bagi kaum perempuan mutlak dilakukan. Meliputi Pancasila sebagai ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
Tanggung jawab melakukan penguatan lewat sosialisasi empat pilar kebangsaan yang melibatkan  kaum perempuan intens dilakukan oleh Anggota MPR/DPD RI dapil Sulawesi Tengah Senator Lukky Semen SE.
Baik kaum perempuan yang bernaung dalam Organisasi Kemasyarakatan maupun Lembaga Keumatan. Kali ini giliran Persekutuan Perempuan Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) mendapatkan sosialisasi empat pilar kebangsaan bertempat di Hotel Grand Duta Palu, beberapa waktu lalu.
Penguatan empat pilar kebangsaan bagi Persekutuan Perempuan Sinode GKST oleh Senator Lukky Semen adalah agar sebagai Lembaga Keunatan, GKST bisa turut menjadi bagian dalam menjaga keutuhan bangsa. Terutama dalam menjaga warga GKST dari upaya mempolarisasi  sesama anak bangsa.
Apalagi menjelang Pemilu 2024, upaya menciptakan polarisasi akan terus dilakukan oleh oknum tidak bertanggungjawab, lewat informasi hoaks di ruang publik demi kepentingan elektoral.Â
Disinilah Persekutuan Perempuan Sinode GKST yang telah mendapatkan bekal empat pilar kebangsaan, harus mengambil peran mengantisipasi upaya dan praktek yang bertujuan memecah belah sesama anak bangsa. Juga menjadi pemersatu terhadap berbagai elemen bangsa.
"Perempuan Sinode GKST harus menjadi garda terdepan dalam membangun iklim kehidupan bermasyarakat dan berbangsa yang merngedepankan sikap toleransi, moderasi dan saling menghargai sebagai esensi dari empat pilar kebangsaan," ujar Senator Lukky Semen selalu narasumber.
Di satu sisi Persekutuan Perempuan Sinode GKST bisa turut menangkal upaya disintegrasi bangsa di lingkungan sekitar, maupun di ruang publik dari pihak-pihak yang itidak bertanggung jawab.
Apalagi dengan begitu banyaknya warga GKST dengan berbagai latar belakang sosial, maka upaya untuk menberikan pencerahan kebangsaan sangat penting. Terutama dilakukan oleh perempuan Sinode GKST yang sudah mendapatkan materi sosialisasi.
Karena jangan sampai sesama warga masyarakat mudah terpecah belah, hanya karena hoaks maupun informasi sesat jelang agenda Pemilu 2024.
Karena sejatinya, Pemilu adalah instrumen pesta demokrasi yang harus disambut dengan ruang gembira demi mewujudkan kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H