Tentu tidak harus Institusi Pendidikan semata yang disalahkan atas realitas ini. Karena tanggung jawab untuk memperkuat kapasitas diri terpulang kepada individu yang bersangkutan. Bagi individu yang menyadari penguatan kapasitas literasi itu penting, maka akan giat belajar dengan berbagai instrumen apapun.
Namun demikian, Institusi Pendidikan perlu juga mengevaluasi diri atas kenyataan ini. Bahwa salah satu faktor yang membuat anak didik lemah dalam passion literasi adalah, karena tidak mendapat penguatan dari internal Institusi baik di Sekolah maupun Kampus.
Alhasil lulusan Institusi Pendidikan yang mengabdi di berbagai bidang pekerjaan, adalah menjadi pekerja normatif, bukan pekerja berkarya. Mengapa normatif, karena rutinitas pekerjaan yang dijalani adalah sesuai dengan tupoksi.
Sementara tuntutan jaman saat ini, pekerja bukan hanya bisa kerja normatif semata, namun juga kerja berkarya. Mengapa demikian, agar bisa mentransformasi gagasan dan karya yang memberi manfaat bagi banyak orang.
Itulah sebabnya urgensi dari program merdeka belajar relevan terhadap kondisi kaum milenial saat ini. Yakni krisis kapasitas dalam karya literasi. Harus diakui kebijakan merdeka belajar baru diluncurkan Bulan Februari 2022 oleh Kemendikbudristek RI.
Namun tidak ada kata terlambat untuk menyiapkan generasi kedepan yang melek literasi. Yakni generasi yang bisa menghasilkan gagasan dan karya nyata di era digital saat ini. Menyiapkan generasi yang melek literasi, adalah perwujudan dari Praktik Baik dari Merdeka Belajar.
Penguatan Materi Esensial
Dalam penjelasan tentang Kurikulum Merdeka okeh Kemendikbudristek, disebutkan bahwa materi esensial adalah materi atau mata pelajaran penting yang harus dikuasai dan dipahami oleh siswa .
Adapun guru berperan dalam menentukan materi esensial, juga dalam memilih mana pembelajaran yang penting. Serta mengecek apakah ini termasuk pada kompetensi dasar yaitu literasi dan numerasi.
Seperti diketahui yang dimaksud iterasi adalah merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk itulah terhadap materi esensial ini, disarankan untuk memasukkan materi yang relevan dengan perkembangan zaman dan dibutuhkan dalam tataran praksis. Diantaranya publik speaking, teknik menulis atau membuat konten serta problem solving untuk penguatan kompetensi literasi bagi siswa dan mahasiswa.