Kehadiran Menpora Ario Bimo Nandito di arena Kongres XII Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) di gedung Christian Center Ambon Maluku, menyempatkan mengunjungi stand pameran produk UMKM yang ada di lokasi Kongres digelar.
Menpora mengunjungi satu persatu stand pameran yang menyajikan produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Baik produk kuliner, cendramata, kesehatan maupun produk kemasan dari berbagai Provinsi di Indonesia. Termasuk produk UMKM dari daerah Maluku sendiri.
Menpora turut mengunjungi stand pameran produk UMKM asal Kabupaten Sigi yang ditampilkan oleh DPD GAMKI Sulawesi Tengah (Sulteng) . Bukan hanya melihat-lihat produk, Menpora juga turut mempromosikan produk UMKM lewat dokumentasi produk tersebut.
Menpora terlihat mengaggumi keberadaan produk UMKM asal Sulteng yang jauh-jauh dibawa untuk dipamerkan di Kota Ambon Manise. Menpora pun ikut berfoto bersama delegasi Sulteng sembari menunjukkan produk UMKM asal Sulteng berupa teh kelor.
Adapun produk UMKM asal Sulteng yang ditampilkan dalam pameran di lokasi Kongres GAMKI meliputi teh kelor, brown sugar, moringa drink, saraba kemasan, gula semut, minyak kemiri dan VCO.
Produk UMKM tersebut dikelola langsung oleh pelaku usaha yakni Gembira dengan nama usaha UMKM Matanari. Berdiri sejak tahun 2020 di Desa Sibedi, Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi, Provinsi Sulteng.
Peserta Kongres sendiri banyak yang mampir di stand  produk UMKM Sulteng. Baik sekedar melihat dan bertanya serta membeli produk tersebut. Beberapa produk yang diminati yakni saraba dan teh kelor yang sudah dalam bentuk kemasan.
"Sudah beberapa produk yang dibeli. Setidaknya peserta Kongres yang datang dari berbagai daerah di Indonesia bisa tahu produk UMKM asal Sulteng. Kita beruntung bisa ikut serta dalam pameran ini, Â karena bisa sekaligus promosi," ujar Gembira yang juga pengurus DPD GAMKI Sulteng.
Yang menarik produk UMKM yang dikelola oleh Gembira bermodal awal hanya sebesar 80 ribu rupiah. Namun berkat keuletan dan kerja keras, kini sudah banyak produk UMKM yang dihasilkan dan omzet pun lebih besar. Â "Dari modal sedikit, kini produk sudah lebih banyak dihasilkan," tuturnya.
Selain Sulteng, DPC GAMKI Pulau Buru turut memamerkan produk UMKM minyak kayu putih yang sudah sangat terkenal. Produk minyak kayu putih dalam kemasan botol mineral ukuran kecil tersebut, dibandrol seharga 150 ribu rupiah.
Sementara dari Institusi yang ikut dalam pameran diantaranya dari Fakultas Perikanan Universitas Pattimura (Unpatti) . Dimana memamerkan produk kuliner berbahan Perikanan dan Kelautan. Produk tersebut ada yang bisa dikonsumsi langsung, ada pula dalam bentuk kemasan.
Saya sendiri berkesempatan merasakan produk UMKM asal Maluku berupa Kopi Tuni yang dijual seharga 12 ribu rupiah pergelas. Menariknya Kopi Tuni ini bukan dari jenis Robusta maupun Arabika. Namun asli endemik daerah Maluku yang dikenal dengan Original Moluccan Coffe.
Pertama kali merasakan sensasi Kopi Tuni di Kota Ambon yakni adanya cita rasa berbeda dengan kopi lainnya. Tentu ini menjadi pengalaman baru bagi saya, dimana bisa merasakan jenis kopi lokal dari daerah Maluku. Lewat UMKM diharapkan Kopi Tuni bisa merambah ke daerah lain.
Semoga dengan adanya pameran UMKM di arena Kongres GAMKI, para pelaku usaha bisa mendapatkan pendapatan signifikan dari para konsumen yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Di satu sisi bisa menjadi ajang promosi bagi produk UMKM lintas Provinsi.
Lewat pameran tersebut, menjadi bukti bahwa tiap daerah mempunyai keunikan dan keunggulan dari produk UMKM yang dihasilkan. Maka sudahnya saatnya UMKM sebagai penyangga ekonomi negara harus terus difasilitasi agar bisa berkembang dan maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H