Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sensasi Sepeda Gantung dan Spot Komersil di Prambanan

16 Maret 2023   21:21 Diperbarui: 17 Maret 2023   08:39 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merasakan sensasi sepeda gantung di Candi Prambanan. Doc Pri

Selalu saja ada inspirasi dan sudah beragam sudut pandang, sebagai bahan untuk menulis eksotisme Candi Prambanan di Yogyakarta.

Saya sendiri sudah pernah menulis tentang Candi Prambanan di Kompasiana dari aspek  harmoni keberagaman pada tahun 2022 lalu, saat penyelenggaraan Pesparawi Nasional di Yogyakarta.

Namun kali ini saya tertarik menulis dari sudut pandang keberadaan wahana sepeda gantung yang ditujukan sebagai sarana komersil bagi wisatawan yang datang berkunjung.

Wisatawan dapat memanfaatkan keberadaan wahana yang terbentang di atas kabel sepanjang kurang lebih 20 meter untuk membuat dokumentasi foto. Tentu dengan pengarahan pihak pengelola yang ada di tempat tersebut.

Adapun untuk bisa mengambil gambar  harus merogoh dompet sebesar Rp 20 ribu untuk bisa menaiki wahana sepeda gantung dari ketinggian. Selain itu untuk file foto dikenakan biaya sebesar Rp 5 ribu per file. Maksimal harus 4 file.

Yakinlah biaya naik sepeda dan pembelian file tidak mengecewakan. Karena petugas fotografer sangat terampil mengambil foto dengan latar belakang Candi Prambanan yang eksotis.  

Eksotisme Candi Prambanan menyedot kehadiran wisatawan. Doc Pri
Eksotisme Candi Prambanan menyedot kehadiran wisatawan. Doc Pri

Saya sendiri tertarik untuk mencoba merasakan sensasi wahana tersebut untuk mendapat dokumentasi terbaik. Karena sudah jauh-jauh datang ke Candi Prambanan dari Sulawesi, rugi rasanya tidak punya dokumentasi foto yang menarik.

Ternyata ekspektasi merasakan sepeda gantung dari ketinggian berbeda dengan saat melihat dari bawah. Ada rasa deg-degan bercampur was-was, saat sepeda hendak dikayuh kedepan.

Was-was karena kuatir akan jatuh dari ketinggian, meski disadari aspek pengamanan sepeda sudah sangat savety. Rasa was-was wajarlah, karena merupakan pengalaman pertama kali mencoba.

Meski petugas pengelola  yang membantu sudah menyampaikan jika mengayuh sepeda aman saja, namun kaki seperti tertahan saat hendak mengayuh sepeda kedepan.

Meski memacu adrenalin, namun niat kuat untuk mendapat momen foto terbaik membuat saya akhirnya bisa mengayuh sepeda ke tengah. Selanjutnya berhenti sejenak untuk sesi pengambilan foto.

Namun adrenalin kembali terpacu saat fotografer meminta sesi pengambilan foto dengan melepaskan kedua tangan dari sepeda. Permintaan tersebut tidak langsung saya penuhi, karena ngeri juga melepas tangan di ketinggian.

Akhirnya semua sesi pengambilan foto bisa dilewati dengan baik meski sempat juga ada rasa takut. Dan sepeda yang saya naiki ditarik kembali ke pinggir tangga menggunakan tali oleh petugas.

Selanjutnya saya menyelesaikan administrasi pembayaran di counter dan mendapatkan file vidio dan foto yang dishare ke no WA.  Sebelumnya oleh bagian dokumentasi saya dipersilahkan untuk melihat dan memilih foto yang hendak dibeli.

Spot Komersil Dongkrak Pendapatan

Menurut saya, keberadaan wahana sepeda gantung sebagai spot komersil di kawasan Candi Prambanan, merupakan langkah baik untuk memberikan alternatif hiburan ke wisatawan.

Dimana wisatawan tidak hanya bisa mengeksplor keberadaan Candi Prambanan sebagai situs peninggalan sejarah, namun juga dapat merasakan sensasi sepeda gantung dari ketinggian.

Spot komersil UMKM tingkatkan  pendapatan pelaku usaha lokal. Doc Pri
Spot komersil UMKM tingkatkan  pendapatan pelaku usaha lokal. Doc Pri

Keberadaan sepeda gantung sebagai wahana hiburan kekinian di kawasan destinasi wisata sejarah Candi Prambanan, merupakan upaya agar wisatawan tidak jenuh.

Selain itu wisatawan juga dapat menjumpai spot komersial lainnya berupa stand kuliner dan usaha kerajinan tangan (UMKM) dengan harga yang terjangkau saat menunju pintu keluar kawasan Candi Prambanan.

Spot komersil ini merupakan langkah tepat dalam upaya meningkatkan pendapatan ekonomi dan kesejahteraan pelaku usaha lokal di kawasan Candi Prambanan.

Banyak wisatawan yang datang berkunjung ke Candi Prambanan baik personal, keluarga maupun rombongan, tentu akan menikmati kuliner dan membawa pulang oleh-oleh dari kawasan Candi Prambanan.

Pelaku usaha akan mendapat keuntungan dari banyaknya wisatawan yang datang berkunjung. Termasuk juga jasa penyewaan payung sebesar Rp 10 ribu bagi wisatawan yang datang pada siang hari saat cuaca panas menyengat.

Kejelian pihak pengelola Candi Prambanan yang mengatur pintu masuk dan keluar wisatawan berbeda arah, membuat wisatawan lebih mudah menjumpai spot komersil. Oh ya tiket masuk ke Candi Prambanan sebesar Rp 50 ribu per orang.

Wisatawan melintasi jalan menuju pintu keluar kawasan Candi. Doc Pri
Wisatawan melintasi jalan menuju pintu keluar kawasan Candi. Doc Pri

Lokasi wahana sepeda gantung. Doc Pri
Lokasi wahana sepeda gantung. Doc Pri

Ini berbeda dengan pengaturan kunjungan wisatawan yang ada di destinasi wisata Monumen Nasional (Monas) Jakarta. Dimana wisatawan yang masuk  dan keluar akan melintasi spot komersial (UMKM).

Memang sebaiknya pintu masuk wisatawan dan keluar berbeda arah, dimana saat melintas keluar wisatawan langsung menjumpai spot komersil. Sehingga bisa berlama-lama untuk melihat oleh-oleh yang akan dibeli karena sesi kunjungan sudah selesai.

Bagi anda yang punya agenda berwisata ke Candi Prambanan jangan lupa untuk menikmati sensasi wahana sepeda gantung. Jika banyak yang berminat anda harus antri, karena sesi pengambilan foto butuh waktu.

Lagipula hanya ada dua unit sepeda yang bisa digunakan. Menurut pihak yang mengelola, jika ramai, bisa ratusan wisatawan yang mencoba merasakan sensasi sepeda gantung tersebut.

Karena dari sensasi sepeda gantung tersebut kita bisa belajar bahwa, dalam menghadapi setiap tantangan dibutuhkan kemantapan hati dan niat. Apapun itu instrumennya, sesuatu yang sudah diniatkan jangan pernah untuk menoleh ke belakang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun