Jepang sudah memberikan contoh keteladanan tersebut. Ya contoh tentang nilai  luhur dalam sepakbola dan nilai luhur dalam budaya yang mendorong kemajuan peradaban di era modernitas.
Maka saat pelatih Jepang Hajime Moriyasu melakukan Ojigi yakni sikap menundukkan badan di tepi lapangan sebagai bentuk permohonan maaf atas kekalahan, itu merupakan bagian dari bentuk keteladan akan nilai-nilai luhur. Bukan saja dalam sepakbola, namun juga dalam tradisi budaya Jepang.
Sikap yang sekaligus hendak menyampaikan ungkapan rasa hormat yang mendalam dan rasa terima kasih atas dukungan luar biasa dari suporter Jepang. Serta kepada tuan rumah Qatar sebagai tempat perhelatan Piala Dunia.
Pelatih Hajime Moriyasu mewakili Jepang sebagai  "Last Samurai" yang akan meninggalkan Qatar dengan berbagai kisah yang akan diingat dan dikenang oleh dunia.  Sebuah negara yang sudah berlaga dengan penuh kehormatan dan pulang dengan kepala tegak.
Dalam urusan sepakbola, keteladanan dari pelatih, pemain maupun suporter Jepang rasanya patut untuk dicontoh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H