Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Jasa Petani, Pahlawan Pangan Terhadap Ketersediaan Logistik

10 November 2022   13:33 Diperbarui: 10 November 2022   20:27 1209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan saya menggunakan kendaraan dari Kota Palu menuju Kabupaten Poso terhenti sejenak. Karena ingin mendokumentasikan keberadaan Tugu Petani yang berada di pinggir jalan. Sekaligus melihat hamparan sawah luas yang tengah menghijau dipandang mata.

Tugu Petani yang berada di Desa Masamba, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso tersebut sengaja dibuat untuk mengingatkan kepada kita. Bahwa petani adalah pahlawan pangan yang terus berjuang memproduksi dan memenuhi kebutuhan logistik pangan masyarakat sehari hari.

Narasi pahlawan pangan yang tertera di tugu tersebut saya amini. Bahkan saya memberi atensi atas jasa dan kontribusi besar petani, terhadap keberadaan logistik pangan yang saya dan masyarakat Indonesia konsumsi sehari hari.

Apa jadinya jika petani tidak ulet dalam bekerja memenuhi ketersediaan logistik pangan nasional. Sudah pasti ancaman krisis pangan ada di depan mata. Apalagi ditengah kondisi geopolitik global, akibat invasi Rusia ke Ukraina yang turut berdampak pada adanya krisis pangan global.

Juga tidak akan tercapai pemenuhan target komoditi pangan yang dicanangkan Pemerintah, tanpa kerja keras petani. Terbukti sudah tiga tahun berjalan negara kita tidak lagi mengimpor beras, karena surplus dalam negeri sebagaimana yang dikatakan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.

Tentu apresiasi harus kita berikan kepada petani yang sudah berada di garda terdepan dalam menyiapkan kebutuhan pangan nasional. Benar bahwa petani harus bekerja keras dalam mengolah lahan sawah dan kebun milik mereka, agar bisa tetap hidup.

Namun sebuah keniscayaan yang tak bisa ditampik, bahwa petani juga terus menghidupi bangsa ini lewat ketersediaan komoditi pangan yang diproduksi dari setiap lahan usaha mereka. Dari tangan-tangan petanilah komoditi pangan terus dihasilkan agar tidak terjadi kekurangan bahan pangan.

Inilah kontribusi utama dan terutama dari petani, agar stabilitas bangsa ini tetap terjaga lewat ketersediaan logistik pangan. Lewat kontribusi ini maka sebutan petani selaku pahlawan pangan sebagaimana yang ada di tugu petani di Desa Masamba, bukan sekedar slogan.

Dilema Kendala Dihadapi Petani

Walau berada digarda terdepan dalam pemenuhan logistik pangan nasional, bukan berarti petani kita tidak diperhadapkan dengan berbagai kendala. Seperti keterbatasan bibit,  pupuk, sarana irigasi, jalan tani, permodalan serta pemberdayaan kapasitas petani.

Sederat kendala tersebut sudah lazim didapatkan jika turun ke daerah dan berdialog dengan petani di lapangan. Keluhan yang sering diaspirasikan petani, namun butuh kesabaran agar bisa mendapatkan solusi.

Lahan sawah sebagai penghasil pangan di Kabupaten Poso Sulteng. Doc Pri
Lahan sawah sebagai penghasil pangan di Kabupaten Poso Sulteng. Doc Pri

Menariknya walau diperhadapkan dengan sederat kendala yang menjadi dilema, petani tetap berjuang dengan berbagai cara, agar komoditi yang ditanam tetap berproduksi dan memberikan hasil maksimal. Kendala tidak menjadi penghalang bagi petani, dalan meningkatkan produktivitas.

Dalam perbincangan dengan salah seorang petani di Desa Tonusu Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso, ada fakta mengejutkan yang saya dapatkan. Bahwa ternyata komoditi sayur kol bisa ditanam dan memberikan hasil yang baik.

Selama ini petani di desa tersebut menghindari menanam sayur kol, karena menganggap tanahnya tidak cocok (berair)  untuk komoditi tersebut. Mindset yang ada selama ini ternyata bisa ditepis, ketika ada petani lain yang telah berhasil menanam sayur kol lewat inovasi yang dilakukan.

"Kami selaku petani selama ini tidak pernah menanam sayur kol, karena menanggap tanahnya tidak cocok untuk komoditi tersebut. Ternyata ada petani lain yang sudah berhasil menanam pada tahun ini dan hasilnya bagus," ujar sang petani di kediamannya yang berdekatan dengan areal persawahan.

Dari fakta ini tentu saya berkontemplasi, jika saja keberadaan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di tingkat Kecamatan berperan dalam merubah mindset petani, maka sudah lama petani setempat akan menanam sayur kol untuk meningkatkan pendapatan lewat variasi komoditi.

Realitas akan adanya keterbatasan informasi dan pengetahuan yang dimiliki petani, membutuhkan pendampingan dan pembinaan dari penyuluh maupun stakeholder pertanian, dalam memperkuat kapasitas sumber daya petani.

Bahwa mindset yang keliru bisa diatasi lewat terobosan inovasi yang bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Tinggal sejauh mana petani mau mencoba menanam komoditi tersebut, lewat pendampingan dari penyuluh pertanian.

Perlindungan Bagi Produsen Pangan

Seiring dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah pada 24 Oktober 2022, maka kontribusi petani digarda terdepan sebagai produsen pangan semakin signifikan.

Sebagaimana diketahui aturan ini disusun untuk memastikan ketersediaan pangan di seluruh wilayah Indonesia. Terdapat 11 jenis bahan pangan yang termasuk dalam golongan CPP. Jenis pangan yang dimaksud yakni beras, jagung, kedelai, bawang, cabai, daging unggas, telur unggas, daging ruminansia, gula konsumsi, minyak goreng, dan ikan.

Distribusi pangan perlu didukung sarana jalan yang memadai. Doc Pri
Distribusi pangan perlu didukung sarana jalan yang memadai. Doc Pri

Terkait dengan Perpres tersebut, Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah (Sulteng) sangat berkomitmen melindungi produsen pangan dalam hal ini petani, untuk terus menghasilkan produk pangan. Yakni dengan tetap menjaga agar dapat meminimalisir terjadinya alih fungsi lahan produksi.

Dimana telah terbit Perda Provinsi Sulteng no 1 tahun 2015 tentang perlindungan lahan pangan berkelanjutan. Bentuk perlindungan lainnya adalah produksi benih unggul bersertifikat melalui Balai Benih dan Penangkar Benih, Kredit Usaha Rakyat dan juga bentuk asuransi di bidang pangan

Dari data Dinas Pangan Pemprov Sulteng, terungkap untuk Sulawesi Tengah ada 11 bahan pangan pokok strategis yang terus dilakukan pemantauan melalui neraca pangan strategis wilayah. Seperti beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabe merah, cabe rawit, daging ayam, daging sapi, telur ayam, gula dan minyak goreng.

Pemprov Sulteng lewat Dinas Pangan tidak menampik jika jaminan mutu dan keamanan pangan bagi petani dan pelaku usaha sangat penting. Karena itu upaya yang dilakukan yakni melalui sistem pertanian yang baik atau Good Agricultur Praktis (GAP). Serta sistem pengolahan hasil pertanian yang baik.

Di satu sisi sistem distribusi pangan juga tak kalah penting untuk mendukung produksi petani. Dimana dapat berjalan dengan baik apabila sarana prasarana transportasi yang baik.  Karena itu perbaikan jalan tani menuju kantong produksi perlu terus ditingkatkan dari waktu ke waktu.

Dengan semakin baiknya sarana penunjang maka sistem distribusi berjalan dengan baik. Serta harga komoditi pangan akan semakin stabil. Juga bahan pangan yang diangkut akan cepat sampai di lokasi dan mutu serta tidak mengalami penurunan.

Adapun mengenai penguatan kapasitas sumber daya manusia petani, perlu ada kebijakan strategis untuk perlindungan petani dalan memproduksi pangan agar lebih bergairah. Minat generasi muda di bidang pertanian juga perlu ditingkatkan, melalui pelatihan sehingga kedaulatan pangan bisa tercapai.

Komitmen Pemprov Sulteng dalam memberikan perlindungan bagi petani sebagai produsen pangan, sejalan dengan terbitnya Perpres Penyelenggaraan Pangan di daerah. Dimana daerah Sulteng harus bisa bisa memastikan, logistik pangan senantiasa tersedia, jika perlu masuk kategori surplus.

Disatu sisi relevan dengan kesiapan menjadikan Provinsi Sulteng sebagai daerah penyangga utama, suplai logistik pangan untuk Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur. Agenda ini akan optimal jika terjadi sinergitas yang baik terus dipertahankan antara Pemerintah, Pihak Swasta  dan Petani sebagai garda terdepan produsen pangan.

Sebagai daerah dengan lahan agraria yang memadai serta keberadaan petani yang cukup signifikan, maka kita optimis Sulteng akan siap menjadi daerah penyangga utama suplai logistik pangan ke IKN. Serta turut berkontribusi dalam pencapaian target komoditi utama secara nasional, sebagaimana yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat.

Dalam momentum hari pahlawan saat ini, tak ada salahnya kita haturkan rasa terima kasih buat seluruh petani. Dimana selaku pahlawan pangan, sudah berjasa besar dalam penyediaan logistik bagi negara tercinta Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun