Janji Sekertaris Umum DPP GAMKI Sahat Martin Sinurat untuk mempromosikan Kopi Kamanuru asal Desa Dombu, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah agar bisa Go Internasional, dibuktikan hingga ke Negara Australia.
Sahat Sinurat belum lama ini mengikuti Program Indonesian Young Leaders Exchange Program (IYLEP) Batch 3, 7-14 Agustus 2022 di Australia. Adapun peserta IYLEP berasal dari berbagai latar belakang profesi dan organisasi.
Peserta dalan kegiatan tersebut belajar tentang kepemimpinan, sosial ekonomi, sosial budaya, dan pengelolaan komunitas di Canberra dan Sydney, Australia.
Nah dalam kunjungan ke Negara Australia itulah, Sahat Sinurat membawa serta produk Kopi Kamanuru asal Sulteng, untuk dipromosikan kepada relasi dan jaringan yang ada di Negeri Kangguru.
Salah satunya dipromosikan kepada relasi yang ada di Kementerian Australia. Tentu saja relasi sangat senang menerima pemberian Kopi Kamanuru yang diproduksi dari Indonesia khususnya daerah Sulteng.
Dokumentasi promosi Kopi Kamanuru saat di Australia dishare ke penulis via WA. "Relasi saya di Kementerian Australia sangat senang menerima pemberian Kopi Kamanuru," ujarnya.
Apa yang dilakukan Sahat Sinurat merupakan janji saat menghadiri Kegiatan DPD GAMKI Sulteng di Palu bulan Juni 2022 lalu, untuk turut serta mempromosikan produk Kopi Kamanuru asal Sulteng agar bisa Go Internasional.
Oleh karena itu apa yang sudah dilakukan oleh Sahat Sinurat selaku anak bangsa, patut diapresiasi. Karena mengambil peran dalam mempromosikan produk asal daerah di luar negeri, merupakan sebuah kebanggaan.
Sebenarnya selama di Australia, Sahat bukan saja mempromosikan Kopi Kamanuru dalam kemasan 500 gram asal Sulteng, namun juga produk Tea Bajakah asal Kalteng dan Kain Khas asal NTT.
Promosi yang dilakukan Sahat secara personal, kelak bisa dilakukan pula secara kolaboratif melibatkan pihak Pemerintah dan Pelaku Usaha. Karena untuk mempromosikan produk UMKM agar bisa Go Internasional, menjadi tugas dan tanggungjawab bersama stakeholder terkait.
Kita meyakini jika dilakukan secara kolaboratif dan terprogram, maka promosi produk UMKM bisa lebih luas dan peminatpun bisa lebih banyak. Strategi promosi juga lebih terarah karena terkoordinasi secara baik.
Bisa jadi upaya promosi produk sudah pernah dilakukan, namun masih secara parsial. Akibatnya peminat atau publik secara luas belum mengetahui keberadaan produk UMKM di daerah, termasuk juga Kopi Kamanuru.
Sahat sendiri mengaku sebelumnya tidak pernah mendengar Kopi Kamanuru, apalagi menikmatinya. Ia hanya mengetahui Kopi Toraja untuk di Sulawesi. Karena itu ia beruntung mengenal Kopi Kamanuru.
Setelah mencoba langsung saat di Palu, tepatnya di kediaman Ketua DPD GAMKI Sulteng Tomson Tirolemba, ternyata cita rasa Kopi Kamanuru berbeda dengan kopi lain di Indonesia yang sudah pernah dinikmatinya.
Dirinya juga kagum petani di Desa Dombu berada di daerah pegunungan dengan ketinggian 1250-1500 meter dari permukaan laut bisa menghasilkan Kopi Kamanuru jenis Arabika berkualitas baik.
Dirinya melihat potensi pasar terbuka jika promosi dilakukan secara intens dengan menggunakan berbagai media dan sarana promosi. Apalagi keunggulan Kopi Kamanuru adalah dari segi cita rasa, serta kualitas kemasan yang baik.
Karena itulah dengan mempromosikan langsung ke luar daerah Sahat berharap semoga bisa lebih memperkenalkan produk Kopi Kamanuru ke luar negeri, sehingga turut berdampak pada aspek pemasaran serta ekonomi petani dan pelaku UMKM di daerah.
