Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Membahas Pengembangan Wisata Pamona dari Tepian Danau Poso

29 April 2022   14:13 Diperbarui: 29 April 2022   22:13 1739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah A.C Kruyt di Tentena, sebagai destinasi wisata Religi. Doc Pri

Kawasan Pamona dan sekiarnya dengan destinasi Danau Posonya, adalah surga kecil yang jatuh ke bumi. Keindahan landscape alam adalah berkah yang patut disyukuri, sebagai potensi wisata yang selayaknya mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.

Namun Danau Poso dengan berbagai elemen elemennya yang eksotis, bukan satu satunya yang bisa dijadikan potensi wisata alam semata. Ada juga spot spot  yang dapat menjadi jenis wisata lain, diantaranya wisata ekologi, wisata rekreasi, wisata seni budaya wisata sejarah dan wisata religi.

Semua spot destinasi dari jenis wisata tersebut  adalah keniscayaan yang mungkin saja tidak ada di daerah lain. Namun apakah destinasi tersebut telah terkelola secara baik dengan pendekatan kearifan lokal yang berdampak pada masyarakat sekitar. Sebuah pertanyaan yang membutuhkan kontemplasi.

Kawasan Pamona dan sekitarnya sendiri teridri dari wisata alam Danau Poso, eko wisata dan wisata sejarah yang didukung oleh daya tarik wisata. Yakni meliputi, Pantai Suri, Pantai Pasir Putih Pendolo, Pantai Santiaji Salukaya, Air Terjun Saluopa, Bukit Padamarari, Taman Anggrek Bancea, Goa Pamona, Pua Watumakilo, Watu Mpangasa, Rumah Bersejarah Kepala Sekolah serta Rumah A.C Kruyt  (Perintas pekabaran Injil di Poso) di Tentena.

Suasana seminar pengembangan Pariwisata di Tentena Pamona. Doc Pri
Suasana seminar pengembangan Pariwisata di Tentena Pamona. Doc Pri

Pamona dan sekitarnya adalah salah satu dari tiga Kawasan yang masuk dalam target Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) Kabupaten Poso 2019-2034 sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) No 05 tahun 2019. Dua Kawasan lainnya yakni Kawasan Kota Poso dan sekitarnya serta Kawasan Lore dan sekitarnya.

Masuknya Kawasan Pamona dan sekitarnya dalam RIPP Kabupaten Poso, disampaikan oleh Kadis Pariwisata Kabupaten Poso Noldy Tobondo, saat menjadi nara sumber dalam seminar bertema, "Pengembangan pPariwisata Tentena Pamona" di Hotel Danau Poso Tentena belum lama ini. Dua narasumber lainnya yakni Ketua Umum Sinode GKST Pdt Djamoramu Tasiabe, serta Praktisi Pariwisata Sulteng Desiana Trisnawati Tobigo.

Yang jelas semua potensi wisata ini akan terus 'tersembunyi' jika tidak dikelola, dinarasikan dan diangkat ke ruang publik dalam kemasan yang baik, sebagai peluang untuk dikelola bersama oleh tiga stakeholder utama yakni Pemerintah, Pelaku Usaha dan Masyarakat.

Soal peran penting tiga stakeholder ini ditegaskan oleh Senator Dapil Sulteng Lukky Semen saat membuka kegiatan seminar yang berlokasi di tepian danu Poso tersebut. Karena harus diakui, majunya sebuah destinasi sangat ditentukan oleh ketiga stakeholder tersebut. "Kemajuan sebuah destinasi wisata jika unsur Pemerintah, Pelaku Usaha dan Masyarakat bersinergi dan saling mendukung," ujarnya.  

Landscape Danau Poso yang mempesona. Doc Pri
Landscape Danau Poso yang mempesona. Doc Pri

Alam Danau Poso di Tentena dan Pamona akan tetap menjadi sebuah landscape, jika  eksotisme dan kearifan lokalnya tidak ternarasikan secara biner. Pun potensi ekologinya, religinya, sejarahnya dan seni budayanya akan tertinggal sebagai elemen elemen semata, tanpa ada wisatawan yang datang untuk melihat dan menikmatinya.

Sementara di daerah lain di Indonesia begitu getol mengangkat potensi destinasi wisatanya ke ruang publik lewat pendekatan Storynomics Tourism. Yakni suatu pendekatan pariwisata yang menonjolkan kekuatan konten kreatif maupun narasi tentang cerita atau kisah kearifan lokal disebuah destinasi wisata.

Padahal bisa diuji soal eksotisme landscape dan elemen destinasi wisata di Tentena Pamona pada khususnya dan Sulteng pada umumnya, dimana tak kalah mempesona dengan daerah lain, termasuk lima destinasi super prioritas (DSP) di Indonesia. Meliputi Danau Toba, Mandalika, Likupang, Borobudur dan Labuan Bajo.

Serta Bali tentunya yang sudah lebih dulu melompat sebagai primadona wisatawan mancanegara dan domestik. Padahal dalam pandangan Ketua Umum Sinode GKST Pdt Djamoramu Tasiabe, pariwisata Bali sendiri tidak lepas dari hal bernarasi atau bercerita tentang kearifan lokalnya.

Butuh pengelolaan yang holistik untuk pengembangan wisata di Pamona. Doc Pri
Butuh pengelolaan yang holistik untuk pengembangan wisata di Pamona. Doc Pri

Terbukti para wisatawan yang datang berkunjung dan menikmati spot spot destinasi wisata alam, seni budaya dan tradisi adat istiadat maupun wisata religinya, akan diceritakan soal kearifan lokalnya baik oleh pemandu wisata, maupun masyarakat Bali yang sudah sangat sadar wisata.

Menurut Pdt Djamoramu Tasiabe, bahwa tradisi bernarasi tentang kearifan lokal sudah dilakukan oleh para leluhur di Pamona Poso dalam bentuk karya seni sastra lisan yakni yang disebut dengan Kayori. Tradisi ini yang perlu dirawat oleh generasi sekarang ditengah kemajuan era digitalisasi sebagai bagian dari memelihara wisata seni budaya. Apalagi Kawasan Pamona memiliki spot wisata religi, sehingga soal kearifan lokal harus dijaga baik.  

Kalau destinasi wisata di Bali bisa, lalu mengapa di destinasi wisata Kawasan Pamona sekitarnya tidak bisa melakukan pendekatan kearifan lokal dalam bentuk bercerita atau bernarasi (Storynomics Tourism) untuk mempromosikan potensi wisata dan mendatangkan banyak wisatawan. Sementara semua elemen elemen destinasi wisata  di Kawasan Tentena Pamona juga dimiliki.

Langkah baik sudah dilakukan lewat kegiatan seminar Pengembangan Pariwisata di Tentena dan Pamona, untuk bersama sama membahas, berbagi pengalaman dan  mengambil bagian dalam mengangkat dan memajukan potensi wisata di Kawasan Pamona.

Kehadiran para narasumber sudah berbagi pandangan untuk masa depan pariwisata  di Tentena Pamona. Juga Perhimpunan Perempuan Cinta Damai Poso (Perdapos) sebagai penggagas seminar sekaligus pentas seni budaya perlu diapresiasi.

Rumah A.C Kruyt di Tentena, sebagai destinasi wisata Religi. Doc Pri
Rumah A.C Kruyt di Tentena, sebagai destinasi wisata Religi. Doc Pri

Seminar menjadi momentum untuk saling bercerita dan menarasikan kelebihan dan kekurangan soal potensi wisata yang dimiliki namun belum terkelola baik. 

Serta momen mendengarkan cerita dari mereka yang sudah mengambil bagian memajukan potensi wisata, namun pendekatan Storynomics Tourism belum maksimal, sehingga kehadiran wisatawan masih sangat  terbatas.

Tentu tidak sampai di seminar saja, perlu ada action lebih lanjut soal memajukan destinasi wisata di Kawasan Pamona dan sekitarnya Peluang dan potensi sangat besar, tinggal tindakan nyata yang perlu dilakukan. Tentu perlu ada berbagai terobosan. 

Berupa pembenahan sarana prasarana, adanya sistem informasi pariwisata yang terpusat serta pelatihan bagi masyarakat agar memiliki skill dan knowledge sadar wisata mumpuni.

Soal perlunya tindakan nyata dan berbagai terobosan tersebut sangat ditekankan oleh Praktisi Pariwisata yang juga Dosen Universitas Tadulako Desiana Trisnawati Tobigo. 

Menurutnya, potensi dan peluang wisata Kawasan Pamona  ada depan mata. Meliputi potensi keindahan alam, keramahan penduduk lokal dengan budayanya, keragaman flora dan fauna, serta spot spot sejarah dan religi yang ada di kawasan tersebut.

Elemen Sawah dan Gunung sebagai pesona kawasan wisata Pamona. Doc Pri
Elemen Sawah dan Gunung sebagai pesona kawasan wisata Pamona. Doc Pri

"Pengalaman saya saat berkunjung di lokasi destinasi wisata yang ada di Kawasan Pamona, beberapa hal yang perlu dibenahi adalah perlunya penataan lingkungan di spot spot wisata.

Kemudian pengembangan sense of place, penguatan sumber daya yang sadar, pengadaan galeri souvenir UMKM dan kuliner, serta perlunya saling sinergi antara semua stakeholder yang terlibat dalam pengembangan pariwisata di Pamona," ujar Desiana yang juga selaku Owner Tour and Travel  di Palu.     

Apa yang disampaikan seluruh narasumber menjadi masukan sekaligus tantangan, guna pengembangan wisata di Kawasan Pamona. Untuk itulah penguatan untuk masyarakat sadar wisata dan desa wisata menunggu waktu untuk diberdayakan.

Sebagaimana dikatakan Kadis Pariwisata Poso Noldy Tobondo, bahwa inisiatif desa wisata harus datang dari Pemerintah Desa, sementara Pemerintah Kabupaten berperan untuk memfasilitasi.

Kolaborasi bersama antara Pemerintah, Pelaku usaha dan Masyarakat diperlukan, agar sektor wisata terkelola secara komprehensif dan holistik. Sekaligus menentukan terwujudnya destinasi pariwisata yang unggul dan berkualitas di Kawasan Pamona sekitarnya.

Termasuk juga terwujudnya industri pariwisata yang berdaya saing dan didukung produk lokal.  Terwujudnya tata kelola pariwisata yang baik dan bertanggung jawab serta peningkatan jumlah pengunjung dan lamanya kunjungan wisatawan.

Tarian penyambutan sebagai tradisi seni Budaya di daerah Pamona. Doc Pri
Tarian penyambutan sebagai tradisi seni Budaya di daerah Pamona. Doc Pri

Sebagaimana dikatakan Vivin Baso Ali selaku Ketua Perdapos , bahwa tujuan dari seminar parwisata, untuk share informasi, saran dan masukan terhadap pengembangan Pariwisata di Pamona dari berbagai aspek. Dimana nantinya bisa menjadi arah kebijakan dalam memajukan potensi pariwisata di daerah ini, sehingga bisa memberi impach (Dampak) siginifikan bagi masyarakat dan daerah Pamona sekitarnya.

Seiring dengan adanya slogan dari Kemenparekraf RI yakni Wonderful Indonesia, Di Indonesia Aja serta mice indonesia (Meeting, Incentive, Conference dan Exhibition), sebagai bentuk kampanye pariwisata di Indonesia, maka ini menjadi peluang besar bagi Kawasan Pamona di Kabupaten Poso untuk bisa selaras dan bersinergi dalam menjadi bagian dari Peta Pengembangan Pariwisata di Indonesia.  

Maka sudah saatnya Kabupaten Poso memaksimalkan peta potensi kepariwisataan di Kawasan Pamona, sehingga bisa turut mendapat dukungan dari Kemenparekraf dalam memajukan potensi pariwisata di daerah ini.

Jika nantinya terbangun komitmen kuat untuk melakukan pembenahan siginifikan pada sektor pariwisata, maka destinasi wisata di Kawasan Pamona dan sekitarnya, tinggal menunggu waktu untuk ditetapkan menjadi Destinasi Super Prioritas (DSP) sebagaimana lima DSP yang sudah lebih dulu ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun