Kawasan Pamona dan sekiarnya dengan destinasi Danau Posonya, adalah surga kecil yang jatuh ke bumi. Keindahan landscape alam adalah berkah yang patut disyukuri, sebagai potensi wisata yang selayaknya mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.
Namun Danau Poso dengan berbagai elemen elemennya yang eksotis, bukan satu satunya yang bisa dijadikan potensi wisata alam semata. Ada juga spot spot  yang dapat menjadi jenis wisata lain, diantaranya wisata ekologi, wisata rekreasi, wisata seni budaya wisata sejarah dan wisata religi.
Semua spot destinasi dari jenis wisata tersebut  adalah keniscayaan yang mungkin saja tidak ada di daerah lain. Namun apakah destinasi tersebut telah terkelola secara baik dengan pendekatan kearifan lokal yang berdampak pada masyarakat sekitar. Sebuah pertanyaan yang membutuhkan kontemplasi.
Kawasan Pamona dan sekitarnya sendiri teridri dari wisata alam Danau Poso, eko wisata dan wisata sejarah yang didukung oleh daya tarik wisata. Yakni meliputi, Pantai Suri, Pantai Pasir Putih Pendolo, Pantai Santiaji Salukaya, Air Terjun Saluopa, Bukit Padamarari, Taman Anggrek Bancea, Goa Pamona, Pua Watumakilo, Watu Mpangasa, Rumah Bersejarah Kepala Sekolah serta Rumah A.C Kruyt  (Perintas pekabaran Injil di Poso) di Tentena.
Pamona dan sekitarnya adalah salah satu dari tiga Kawasan yang masuk dalam target Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) Kabupaten Poso 2019-2034 sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) No 05 tahun 2019. Dua Kawasan lainnya yakni Kawasan Kota Poso dan sekitarnya serta Kawasan Lore dan sekitarnya.
Masuknya Kawasan Pamona dan sekitarnya dalam RIPP Kabupaten Poso, disampaikan oleh Kadis Pariwisata Kabupaten Poso Noldy Tobondo, saat menjadi nara sumber dalam seminar bertema, "Pengembangan pPariwisata Tentena Pamona" di Hotel Danau Poso Tentena belum lama ini. Dua narasumber lainnya yakni Ketua Umum Sinode GKST Pdt Djamoramu Tasiabe, serta Praktisi Pariwisata Sulteng Desiana Trisnawati Tobigo.
Yang jelas semua potensi wisata ini akan terus 'tersembunyi' jika tidak dikelola, dinarasikan dan diangkat ke ruang publik dalam kemasan yang baik, sebagai peluang untuk dikelola bersama oleh tiga stakeholder utama yakni Pemerintah, Pelaku Usaha dan Masyarakat.
Soal peran penting tiga stakeholder ini ditegaskan oleh Senator Dapil Sulteng Lukky Semen saat membuka kegiatan seminar yang berlokasi di tepian danu Poso tersebut. Karena harus diakui, majunya sebuah destinasi sangat ditentukan oleh ketiga stakeholder tersebut. "Kemajuan sebuah destinasi wisata jika unsur Pemerintah, Pelaku Usaha dan Masyarakat bersinergi dan saling mendukung," ujarnya. Â