Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Belajar Kiat Berjiwa Besar dari Admin Kompasiana

17 Februari 2022   10:05 Diperbarui: 17 Februari 2022   10:36 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artikel Kompasiana. Doc Pri

Sebuah pepatah bijak mengatakan, "Keharmonisan sebuah rumah tangga terletak pada sikap tanggung jawab dan terbangunnya komunikasi yang sehat."

Saya ingin mengatakan, antara Kompasianer dan Admin Kompasiana sejatinya adalah sesama anggota keluarga besar. Adapun wadah berumah tangga itu bernama Kompasiana yang menjadi tempat berekspresi dan menuangkan karya karya tulisan yang original.

Sebagai sesama anggota keluarga, mutlak harus terjalin komunikasi yang baik dan sehat, agar rumah tangga terjalin damai dan tentram. Bukan sebaliknya membuat kegaduhan, apalagi sampai menyindir sesama anggota keluarga sendiri, sehingga menimbulkan ketidakharmonisan.

Namun saya senantiasa salut terhadap kepribadian Admin Kompasiana yang tidak pernah terpancing, apalagi sampai kebakaran jenggot menghadapi kegaduhan yang ditimbulkan oleh segelintir Kompasianer.

Semisal Kompasianer kritis Engkong Felix Tani yang tak bosan bosannya menyoroti bahkan 'mempermalukan' Admin Kompasiana  secara vulgar. Dan sialnya diketahui oleh seisi rumah tangga Kompasiana.

Namun lihatlah apa tanggapan Admin Kompasiana. Jangankan tersinggung berat sembari mengebrak meja, sebaliknya tetap santai saja tanpa beban. Salutlah atas sikap berjiwa besar yang dimiliki Admin Kompasiana.

Yang bikin tambah heran, artikel antagonistik Engkong Felix malah diberi Label Pilihan. Seakan akan Admin Kompasiana merekomendasikan agar para Kompasianer perlu membaca artikel Engkong Felix yang sudah mempermalukan diri Admin.

Seperti artikel Engkong Felix berjudul "Artikel Admin Kompasiana selalu AU, padahal tidak layak HL." Ini sebenarnya 'menampar' wajah Admin Kompasiana di rumah sendiri dan disaksikan anggota keluarga besar lainnya. Ini adalah bibit ketidakharmonisan yang hadir di rumah Kompasiana.

Saya sendiri sebagai keluarga besar Kompasiana sebenarnya turut merasa risih, walaupun kalau dipikir pikir ada benarnya juga Engkong Felix. Tapi jangankan merasa malu, oleh Admin Kompasiana artikel tersebut malah diberi Label Pilihan. Luar biasa bukan.

Muncul pertanyaan, mengapa Admin Kompasiana tidak memproteksi saja artikel Engkong Felix yang mendegradasi, biar rumah tangga Kompasiana tidak terus terusan dibuat gaduh. Atau setidaknya jangan diberi Label Pilihan, biar tidak banyak anggota rumah tangga yang membaca  he he.

Bukankah sebagai pengelola rumah tangga, Admin Kompasiana punya kewenangan penuh untuk mengambil tindakan preventif, terhadap anggota rumah tangga yang  menciptakan suasana tidak kondusif.

Apalagi Engkong Felix makin keseringan menyindir nyindir sesama Kompasianer. Dibilang Kompasianer itu cuma pemburu K-Rewardlah atau penulis tanpa mikir di Kompasianalah.

Lah kalau memang mengejar K-Reward atau tanpa mikir sekalipun, apa urusannya. Please Admin Kompasiana sesekali bersuaralah. Ini kan sudah masuk kategori mensegregasi sesama Kompasianer. Didalam rumah sendiri lagi. Tak elok sebenarnya he he.

Tapi mau apalagi, oleh Admin Kompasiana sendiri tak mempersoalkan. Malah artikel berkategori segregasi tersebut mendapat Label Pilihan. Kurang berjiwa besar apalagi coba Admin Kompasiana.

Sempat terlintas dipikiran jangan jangan antara Engkong Felix dan Admin Kompasiana telah terjalin sebuah kesepakatan yang sifatnya tersirat, bukan tersurat yang tidak diketahui penghuni rumah Kompasiana.

Kesepakatannya berupa membiarkan Engkong Felix terus menyoroti Admin Kompasiana atau Kompasianer, biar bisa mendulang banyak keterbacaan. Sebagai kompensasinya, Admin Kompasiana akan menambahkan Label Pilihan agar semakin terlegitimasi.

Dengan mendulang keterbacaan menjadi keuntungan bersama. Disatu sisi Engkong Felix tidak perlu berpikir berat untuk menulis. Cukup jika ada inspirasi untuk menyoroti Admin Kompasiana langsung ditulis. Dijamin pasti mendapat Label Pilihan.

Tapi ini hanya dugaan yang tak berdasar, pastilah tidak demikian. Tidak ada tendensi apa apa. Hanya sebuah atensi terhadap hubungan egaliter yang sesungguhnya tidak humanis, antara Engkong Felix dengan Admin Kompasiana.

Tapi bisa jadi dari luar saja terlihat sebagai hubungan tidak humanis. Namun dari dalam sesungguhnya yang terjadi adalah sebuah Drakor alias Drama Kolaborasi, antara kedua belah pihak. He he lagi.

Walau terkadang saya hanya bisa mengelus dada, kok bisa ya pengelola Kompasiana dipermalukan di dalam rumahnya sendiri. Namun bukannya diprotek, malah tetap dinaikkan artikelnya.

Saya jadi semakin salut terhadap kepribadian Admin Kompasiana yang berpikir positif terhadap sesama Kompasianer. Walau ada yang bersikap kritis bahkan rewel, tetap diapresiasi sebaik baiknya. Kalau tidak percaya tanya saja sama Engkong Felix.

Itulah sebabnya ingin rasanya belajar langsung dari Admin Kompasiana bagaimana kiat untuk bisa berjiwa besar. Paling tidak untuk hal terkecil, yakni tidak mudah bersikap reaktif saat dikritik. 

Admin juga manusia pasti tak lepas dari kesalahan. Ingin juga belajar dari Engkong Felix bagaimana kiatnya bisa bersikap kritis, tapi tetap dikasihi oleh Admin Kompasiana.

Saya yakin Admin Kompasiana adalah sekumpulan orang orang yang berjiwa besar. Karena berjiwa besar merupakan mutiara kepribadian. Orang yang berjiwa besar melapangkan jalan menuju kesuksesan.

Meski momentum hari kasih sayang sudah lewat beberapa hari, namun saya berharap semangatnya tetap bersama seluruh Admin Kompasiana. Semoga keharmonisan di Kompasiana yang berlandaskan kasih sayang akan selalu terjaga  baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun