Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Seragam Kerja, Pemantik Spirit Saat Bertugas

11 Februari 2022   15:13 Diperbarui: 28 Juli 2022   22:26 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menggunakan seragam saat pertemuan formil dengan mitra kerja. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Menggunakan seragam kerja bukanlah bentuk gagah-gagahan, apalagi untuk pamer kepada publik. Menggunakan seragam kerja selain sebagai sebuah identitas, juga sebagai pemantik spirit saat bertugas. Baik dalam pertemuan formil maupun saat berada di lapangan.

Sebagai seorang staf yang bekerja di sebuah lembaga, saya memang tidak diwajibkan menggunakan seragam kerja. Keseharian saya lebih sering menggunakan pakaian bebas rapi.

Namun saat pertemuan resmi dengan mitra kerja, sesekali saya menggunakan seragam kerja menyesuaikan dengan pimpinan. Apalagi saat pertemuan bersama instansi pemerintah, maka menggunakan seragam sebuah keharusan.

Ini selain bentuk penghargaan terhadap instansi pemerintah yang menjadi relasi atau mitra kerja, juga untuk memudahkan mitra kerja dalam mengenal identitas kami lewat seragam yang digunakan.

Demikian pula saat turun lapangan ke pelosok daerah di wilayah Sulawesi Tengah menemani pimpinan yang kebetulan seorang senator, maka saya menggunakan seragam sebagai penanda sedang bertugas lapangan.

Namun lebih dari pada itu menggunakan seragam adalah untuk memantik spirit atau semangat dalam bertugas. 

Lewat spirit yang hadir lewat seragam kerja, maka saya akan lebih percaya diri dan egaliter saat berada di lapangan.

Memang ada kebanggaan sendiri menggunakan seragam kerja di lembaga tempat saya bekerja, karena tidak semua orang berkesempatan untuk bisa bekerja di lembaga tersebut. 

Saya merasakan saat bertugas menggunakan seragam, gaya hidup juga menjadi lebih efektif. Namun perlu dicatat, kebanggaan yang dimaksud bukan untuk gagah-gagahan, apalagi untuk pamer ke orang banyak. 

Seakan akan ingin mempertegas bekerja di sebuah lembaga, eh datang datang pakai seragam. Dicatat ya, bukan itu tujuannya.

Menggunakan seragam saat pertemuan formil dengan mitra kerja. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Menggunakan seragam saat pertemuan formil dengan mitra kerja. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Ada pengalaman saat kunjungan bersama pimpinan ke sebuah Desa di wilayah Sulawesi Tengah, di mana untuk melintas ke wilayah tersebut sedang dilakukan penutupan jalan dan dijaga oleh aparat. Sementara kunjungan dilakukan untuk bertemu keluarga korban terorisme.

Saya pun turun melapor dan menyampaikan tujuan penugasan untuk bertemu keluarga korban di Desa. Setelah yakin bahwa kami melakukan penugasan dan juga lewat tanda pengenal berupa ID Card dan seragam kerja, kami dipersilahkan lewat dan melanjutkan perjalanan.

Pengalaman lainnya saat turun lapangan membawa bantuan sembako di sejumlah desa di masa pandemi Covid-19.

Saat itu untuk jalan masuk ke desa dibuat palang kayu dan harus melapor diri ke petugas Satgas Covid-19 di desa.

Lagi-lagi karena sedang bertugas resmi menggunakan seragam kerja dan tujuan untuk memberi bantuan serta sudah memenuhi protap kesehatan, kami dipersilahkan masuk desa. Usai kunjungan dan kembali melintas di pos satgas, sudah tidak ada kendala lagi.

Demikian pula saat melakukan tugas koordinasi atau inventarisasi materi terkait bidang kerja pimpinan bersama Instansi pemerintah maupun organisasi kemasyarakatan, semua bisa dilalui dengan mudah. Ini tidak lepas karena menggunakan seragam kerja yang mendapat apresiasi dan respon positif dari mitra kerja.

Dengan pengalaman ini, maka terbukti bahwa menggunakan seragam kerja benar-benar menjadi pemantik spirit dalam bertugas. 

Ada kebanggaan sekaligus kepercayaan diri lebih yang membuat penugasan akan menjadi lebih mudah, dan pekerjaan akan dilakukan sepenuh hati.

Pemantik spirit ini jugalah yang seharusnya membuat pekerjaan tidak harus dilakukan secara normatif semata. 

Sebaliknya ada nilai lebih yang dihasilkan dari pekerjaan yang digeluti. Inilah yang menjadi prinsip saya yang bekerja sebagai staf senator saat ini.

Selain sebagai identitas, seragam memantik kepercayaan diri. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Selain sebagai identitas, seragam memantik kepercayaan diri. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Walaupun berdasarkan prosedur saya bertugas urusan administrasi di daerah, namun saya juga bisa melakukan tugas lain berupa publik speaking, manajerial, influencer dan jejaring. Semua yang ditugaskan oleh Pimpinan bisa diselesaikan dengan baik.

Bukan itu saja semua tugas tugas lapangan juga dibuatkan dokumentasi serta dibagikan ke ruang publik agar menjadi bahan literasi dan edukasi ke masyarakat. Makanya tulisan tulisan saya yang ada di Kompasiana, tidak lepas dari hasil penugasan lapangan.

Tantangan dunia kerja saat ini memang tidak ditentukan dengan menggunakan atau tidaknya seragam kerja. Namun sejauh mana seorang pekerja memiliki skill memadai serta knowledge atau pengetahuan yang luas. Ini adalah modal utama dalam era yang kompetitif saat ini.

Bekerja secara normatif itu biasa, tapi bekerja secara produktif dan kreatif itu baru luar biasa. Mungkin saja pendapatan kita lebih kecil dari rekan kerja yang biasa bekerja normatif. Sementara dari hasil kerja jauh berbeda, karena terbiasa bekerja  produktif.

Namun tak perlu skeptis apalagi apriori, sebaliknya tetap optimis. Karena itu tandanya kita adalah kategori orang spesial yang terbiasa melakukan hal yang lebih dari orang lain. 

Kita menjadi orang yang punya nilai plus, karena tidak semua orang punya skill dan knowledge untuk bisa berkarya, termasuk skill untuk menjadi influencer. Dan yakinlah suatu saat nilai plus itu akan mendapat apresiasi yang selayaknya.

Teruslah bekerja dengan seragam yang dimiliki. Karena dari seragam tersebut, ada spirit yang terkandung di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun