Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Upaya Satgas Madago Raya Mewujudkan Keamanan di Sulteng

20 September 2021   10:48 Diperbarui: 20 September 2021   10:51 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baliho teroris di Sulteng. Doc Pri

Keberhasilan Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya menewaskan dua pelaku terorisme di wilayah Sulawesi Tengah patut diapresiasi. Satgas Madago Raya mendapat tugas penting mewujudkan jaminan keamanan di wilayah Sulteng dari gangguan terorisme.  

Masih terbayang raut kesedihan keluarga korban teroris di Desa Kalimago Kabupaten Poso atas kepergian keluarga mereka yang dibunuh oleh pelaku teroris di desa tersebut bulan Me 2021 lalu. Pada saat itu keluarga korban meminta kepada aparat keamanan untuk dapat menangkap pelaku teroris dan memberi jaminan keamanan bagi masyarakat.

Desakan jaminan keamanan yang disampaikan keluarga korban dan warga Desa Kalimago Kecamatan Lore Timur  bukan tanpa alasan. Empat warga yang dibunuh adalah petani kebun yang dimasuki oleh teroris saat itu. Letak Desa Kalimago yang berada di pinggir gunung, membuat pelaku teroris rentan memasuki kebun dan perkampungan masyarakat.

Pasca pembunuhan, warga desa yang yang sebagian besar petani takut untuk pergi ke kebun. Sementara pendapatan ekonomi mendesak untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Warga resah, karena di Desa Kalimago tidak ada pos keamanan khusus yang ditempatkan di desa tersebut. Sementara pelaku teroris masih bebas bergerilya di gunung dan entah kapan bisa diringkus.

Tewasnya dua pelaku teroris oleh Satgas Madago Raya  pada Sabtu pekan lalu yakni Ali Kalora dan Jaka Ramadhan di Desa Astina Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong, adalah bukti keseriusan aparat keamanan dalam mengejar pelaku teroris dan mewujudkan jaminan keamanan di wilayah Sulteng yang meliputi Kabupaten Poso, Sigi dan Parigi Moutong.

Warga tidak berdosa di tiga wilayah ini sudah turut menjadi korban atas keberadaan teroris yang tak henti melakukan gangguan keamanan. Pada tahun 2015 dua warga Kabupaten Parigi Moutong menjadi korban pembunuhan oleh teroris.

Selanjutnya tahun 2019 kembali dua warga Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong menjadi korban. Pada bulan November 2020 empat warga Desa Lembantongoa Kabupaten Sigi tewas dibunuh. Kemudian pada bulan Mei 2021 giliran empat warga Desa Kalimago Kabupaten Poso menjadi korban pembunuhan teroris.

Keberadaan medan yang berat berupa kontur pegunungan dan hutan belantara, membuat aparat kesulitan untuk meringkus pelaku teroris yang berpindah pindah lokasi. Pengejaran yang sudah cukup lama dengan menurunkan aparat gabungan Kepolisian dan TNI  belum sepenuhnya dapat meringkus keseluruhan pelaku teroris.

Medan berat memang menjadi salah satu faktor yang membuat pelaku teroris masih dapat bersembunyi dari pengejaran aparat. Butuh kerja ekstra bagi aparat keamanan untuk menyergap pelaku yang berada di dalam hutan belantara. Maka aksi saling menembak pun tak terhindarkan ketika bertemu di lokasi. Seperti diketahui pelaku teroris selain memperlengkapi diri dengan senjata tajam juga dengan senjata api.

Namun disinilah letak krusialnya. Sewaktu waktu dan tanpa terduga, pelaku teroris sudah berada di kebun dan perkampungan warga. Bagi warga desa yang lengah, tanpa sadar sudah berhadap hadapan dengan teroris dan akhirnya menjadi korban. Beberapa kasus yang terjadi, merupakan realitas kapan saja teroris bisa mendatangi perkampungan.

Dalam perbincangan dengan seorang warga Desa Kalimago saat berkunjung ke desa tersebut beberapa waktu lalu, ada saran menarik terkait keberadaan teroris yang belum keseluruhan diringkus aparat. Yakni bagi desa desa yang rentan didatangi teroris, perlu disiapkan sirene khusus serta anjing pelacak terlatih, sebagai solusi mengisi ketiadaan aparat.

Wilayah pegunungan lokasi teroris beroperasi. Doc Pri
Wilayah pegunungan lokasi teroris beroperasi. Doc Pri

Sirene khusus bertujuan saat ada warga di kebun yang melihat teroris, segera menghubungi warga di desa untuk membunyikan sirene, sehingga bisa bersama sama mengejar teroris. Pengalaman di Desa Kalimago, warga yang sempat melihat kehadiran teroris harus berlari jauh turun dari kebun menuju desa untuk menyampaikan informasi.

Namun saat warga desa bersama sama kembali ke kebun dan hutan untuk mengejar pelaku yang jumpai adalah empat warga yang sudah tewas menjadi korban. "Warga desa sebenarnya sudah mengejar pelaku teroris, tapi sudah keburu menghilang dan sempat membunuh empat warga kami," ujar Kades Kalimago Januar, saat dijumpai di tempatnya.

Sang Kades jualah yang meminta agar di Desa Kalimago perlu ada pos keamanan khusus, mengingat desa tersebut rentan di datangi teroris. Serta menyarankan agar perlu dipikirkan keberadaan Polsek Lore Timur guna mendekatkan pelayanan Kamtibmas di Lore Timur yang wilayahnya cukup luas.

Terkait dengan keinginan relokasi usaha dari kebun ke sawah sebagai dampak adanya aksi teroris, Kades mengaspirasikan pembangunan irigasi untuk mengatasi lahan sawah yang tidak tergarap akibat krisis air di Desa Kalimago. Proposal irigasi sudah dibuat oleh Pemkab Poso selanjutnya telah diserahkan ke Senator Dapil Sulteng Lukky Semen dan sudah diteruskan ke Kementerian PUPR.

Kita berharap Kementerian PUPR dapat memprogramkan serta mengalokasikan anggaran untuk  pembangunan irigasi tersebut. Dimana menjadi salah satu solusi sosial terhadap kebutuhan masyarakat yang terdampak aksi terorisme, sembari penegakan hukum tetap berjalan.

Dalam kasus terorisme, kepentingan masyarakat yang menjadi korban harus diutamakan dan mencegah jangan ada lagi korban jiwa. Disinilah peran stakeholder terkait saling bekerjasama mengatasi masalah. Termasuk peran masyarakat dalam mendukung kerja aparat keamanan di lapangan.

Dengan tewasnya dua pelaku teroris oleh Satgas Madago Raya, kiranya dapat menjadi pelipur lara bagi keluarga korban pembunuhan yang berharap pelaku dapat diringkus demi penegakan hukum. Serta menjadi angin segar bagi perwujudan rasa keamanan di Sulteng, dari aksi terorisme yang mengganggu ketenangan masyarakat.

Bagi pelaku teroris yang tersisa, kita serahkan kepada aparat keamanan untuk bisa menanganinya sesuai prosedur. Kita berharap daerah Sulteng terbebas dari bencana kemanusiaan berupa gangguan terorisme, sebagaimana menjadi komitmen Gubernur Sulteng Rusdy Mastura.

Salut untuk Kapolda Sulteng dan Danrem 132 Tadulako yang sudah bahu membahu mengusut pelaku terorisme, demi jaminan keamanan di Sulteng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun