Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Perjuangan Warga Sumut, Jalan Kaki ke Jakarta Demi Keadilan

2 Juli 2021   11:18 Diperbarui: 2 Juli 2021   11:26 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan hanya itu, ada juga warga yang sampai mencegat di jalan untuk sekedar mengajak seluruh tim mampir ngopi atau makan di rumahnya. Bahkan juga mengajak menginap agar besok bisa melanjutkan perjalanan. Semua kebaikan tersebut diluar ekspektasi tim 11 yang tidak menyangka besarnya dukungan warga untuk aksi jalan kaki tersebut.

Semangat Merah Putih di perjalanan. Doc Anita M Hutagalung
Semangat Merah Putih di perjalanan. Doc Anita M Hutagalung

Semua hal tersebut terjadi secara spontan, tim tentu saja tidak berniat merepotkan masyarakat yang dijumpai. Namun itulah potret masyarakat Indonesia yang sejatinya guyub dan egaliter. Kebaikan yang diberikan tentu tidak elok untuk ditolak. Besar atau kecil pemberian, hanya bisa dimaknai dalam dimensi filosofis. Bahwa pemberian sejatinya adalah tanda persaudaraan dan juga cinta kasih.

Tim 11 pun memberikan respek dan apresiasi bagi daerah yang dilalui atas prestasi baik dari segi fasilitas, kebersihan dan destinasi wisata yang dimiliki. Di wilayah Sumbar apresiasi diberikan terhadap kebersihan pada ruas jalan, trotoar dan juga drainase.

Bahkan tim harus meluangkan waktu untuk rehat dari perjalanan hanya demi menikmati destinasi wisata yang memberikan inspirasi. Seperti tempat bersejarah rumah Proklamator Bung Hatta, dan destinasi wisata sejarah Lobang Jepang. Terkadang tim menikmati mandi di sungai yang berair jernih dan sejuk.

Pada  hari ke 14  tepat di hari Minggu yang lalu,  tim menyempatkan rehat seharian penuh persis di tepian Danau di Singkatak Kabupaten Solok  yang indah permai, demi memanfaatkan waktu berkontemplasi pada Sang Khalik. Bisa dibayangkan berkontemplasi di tepian danau sembari menikmati keindahan alam ciptaan Sang Khalik adalah karunia yang tak terkira dalam hidup.

Di danau Singkarak Sumbar. Doc Togu Simorangkir
Di danau Singkarak Sumbar. Doc Togu Simorangkir

Apa yang dilakukan oleh tim 11 dalam aksinya adalah sebuah perjuangan yang mencerahkan. Membawa agenda besar dalam aksi yang penuh resiko adalah sebuah keniscayaan. Perjalanan masih panjang, waktu juga masih lama untuk tiba di Jakarta. Namun agar tidak sampai menyusahkan tim, maka perlu dilakukan dengan riang gembira, matang dan penuh perhitungan.

Terbukti  tim sudah menyiapkan amuan berkasiat untuk bekal di perjalanan, yakni minyak biawak dipakai mengurut kaki anggota tim  jika sudah pegal dan sakit. Diantara tim ini ada juga yang bertindak sebagai juru pijat dan logistik serta driver mobil yang memuat bekal dan perlengkapan dalam perjalanan.  

Sejumlah permintaan pun mencuat, dimana agar aksi jalan kaki tidak berlanjut sampai Jakarta, maka  sebaiknya Presiden Jokowi mengutus pejabat tertentu untuk menemui peserta aksi jalan kaki dan mendengar aspirasi mereka. Karena siapa yang tidak berempati pada perjuangan anak bangsa tersebut, demi terwujudnya keadilan atas eksploitasi perusahaan yang dituding  merusak lingkungan kawasan danau Toba.

Dukungan masyarakat atas aksi tim 11. Doc Anita M Hutagalung (Dokpri)
Dukungan masyarakat atas aksi tim 11. Doc Anita M Hutagalung (Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun