Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Realita dan Dampak Keberadaan Sampah di Perairan Laut Sulteng

5 Juni 2021   14:14 Diperbarui: 5 Juni 2021   14:46 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembersihan sampah di perairan laut beberapa waktu lalu. Doc Saiful/Info Morut

Beberapa waktu lalu sebuah postingan viral di media sosial Info Morut terkait sampah yang dibuang  di perairan laut Morowali Utara. Berbagai tanggapan muncul dari masyarakat, salah satunya keberadaan sampah tersebut dinilai bisa berdampak pada kerusakan lingkungan yang ada di laut.

Sebelumnya saat kunjungan tahun lalu, saya mendapatkan sampah plastik  yang ada di demaga pelabuhan rakyat Luwuk Banggai dan juga di pelabuhan penyeberangan Salakan Banggai Kepulauan. Kemungkinan sampah tersebut di buang  oleh penumpang kapal penyeberangan ke perairan laut. Padahal di kapal sendiri sudah disiapkan tempat sampah.

Masih minimnya kesadaran masyarakat kita untuk tidak membuang sampah di perairan laut menjadi tantangan bagi wilayah kepulauan yang ada di Sulawesi Tengah. Mengingat sampah tersebut bisa menjadi penyebab rusaknya biota laut yang menjadi mata rantai kehidupan manusia.

Persoalan realitas dan penanganan sampah di wilayah Kepulauan ini saya angkat dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2021. Salah satu referensi tentu saja buku berjudul Realita dan Rekomendasi Pengelolaan Sampah di Kepulauan ,pemberian dari sahabat Kompasianer Handy Chandra selaku Editor buku tersebut.

Handy Chandra sendiri banyak menulis soal Kemaritiman di Kompasiana dan mengeditori sebuah buku yang layak dijadikan literasi bagi stakeholder di wilayah Kepulauaan. Buku ini sebenarnya dicetak terbatas, hanya saja saya beruntung mampu meyakinkan sang Editor bahwa Provinsi Sulteng merupakan Wilayah Kepulauan, sehingga membutuhkan buku ini.

Menurut UU No 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah menyebutkan, sisa kegiatan sehari hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat  Sampah yang berasal dari proses alam pada umumnya bersifat organik karena mudah terdegradasi oleh mikroorganisme atau mikroba yang berlangsung secara alami.

Sementara sampah yang berasal dari sisa kegiatan sehari hari manusia tidak dapat dengan mudah terdegradasi. Sebaliknya perlu waktu yang sangat lama terutama yang terbuat dari bahan plastik. Sifat plastik secara umum yaitu kuat, ringan dan mudah dibuat dalam bentuk apa saja.

Indonesia sebagai negara Kepulauan dengan garis pantai yang sangat panjang menjadikannya salah satu penyumbang terbesar sampah plastik di lautan. Dengan kesulitan memusnahkannya, sampah plastik akan terus ada bahkan sampai ke laut.  

Realitas ini juga terjadi di perairan laut di Sulawesi Tengah termasuk di Morowali Utara  yang sempat viral di media sosial. Secara umum sampah laut berdampak pada sektor ekonomi dan pariwisata, mengganggu kehidupan biota laut dan ekosistem pesisir dan kesehatan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun