Siapa sangka Pantai Talise yang berada di Teluk Palu yang dulunya terkena tsunami, kini menjadi tempat bersantai warga khususnya menjelang  berbuka puasa.
Di atas tanggul penahan ombak setinggi tiga meter yang dibangun oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) Wilayah III Kementerian PUPR, warga bersantai menunggu berbuka puasa tiba, sembari cuci mata menikmati panorama Teluk Palu yang indah.
Para pedagang makanan dan minuman di lokasi Pantai Talise menyediakan tempat bersantai berupa papan beralas karpet dan dilengkapi bantal berukuran besar, untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung.
Di lokasi juga disediakan lampu penerang saat sore berganti malam, sehingga pengunjung tetap dapat bersantai sembari menikmati pesanan berupa makanan dan minuman yang tersedia di lokasi.
Salah satu minuman khas di Pantai Talise tentu saja adalah sarabba yakni minuman hangat yang terbuat dari bahan jahe. Hembusan angin laut bisa dihangatkan jika menyeruput minuman sarraba yang segelasnya seharga Rp 15 ribu. Namun jika ingin menikmati minuman dingin, maka aneka jus enak juga tersedia saat berbuka.
Sementara untuk makanannya tersedia yakni ubi goreng, pisang goreng, kentang goreng, roti bakar, dan tentu saja jagung bakar. Sejumlah warga terlebih dahulu memesan makanan sebelum berbuka puasa tiba.
Saya sendiri walau tidak berpuasa, turut berbaur dengan warga Palu yang datang menanti berbuka puasa di Pantai Talise. Seperti biasa saya memesan sarabba untuk menghangatkan badan yang  terkena hembusan angin laut. Lagi pula di masa Pandemi saat ini minuman berbahan jahe ini disarankan untuk dikonsumsi.
Geliat ekonomi di Pantai Talise tidak terbendung walau dulunya sempat terkena tsunami. Sebelum tsunami terjadi tempat ini dulunya sangat ramai oleh para pelaku usaha kecil menengah yang menjajakan  minuman dan makanan. Infrastruktur dan fasilitas umum di lokasi ini sempat porak poranda diterjang tsunami.
Tanggul penahan ombak yang dibangun oleh BWSS sendiri merupakan bagian dari program rehab rekon pasca gempa Palu sebagaimana tertuang dalam Inpres Nomor 10 tahun 2018 yang diteken oleh Presiden Jokowi. Tanggul sendiri sudah selesai dikerjakan akhir tahun 2020 sepanjang 7 kilometer Â
Tanggul tersebut dibuat sebagai pengaman bibir pantai untuk menyelamatkan infrastruktur lain dari abrasi akibat rob. Menurut salah seorang pedagang di lokasi tersebut, saat ini tidak ada larangan dari Pemerintah Kota Palu memanfaatkan tanggul penahan ombak untuk tempat bersantai bagi warga.Â
"Sudah beberapa bulan kita buatkan tempatnya, karena hanya bisa melihat pemandangan Teluk Palu dari tanggul. Lagipula masyarakat sendiri terlihat merasa senang karena bisa memandang Teluk Palu dari ketinggian tanggul," ujar pedagang tersebut.
Momentum bulan ramadhan ini menjadi kesempatan bagi warga pelaku usaha kecil menengah untuk mengais rejeki dengan berdagang menu berbuka puasa. Termasuk di lokasi Pantai Talise yang dulunya terkena tsunami.
Pemulihan ekonomi pasca gempa dan pandemi corona memang bukan hanya tugas Penerintah, namun masyarakat sendiri dituntut kreatif untuk bisa menghidupi dirinya sendiri. Namun demikian peran Pemerintah diperlukan agar aktivitas pedagang tetap pada jalurnya.
Toh demikian kreatifitas pedagang yang memanfaatkan tanggul penahan ombak Teluk Palu untuk menarik minat warga, merupakan upaya agar rejeki mereka lebih baik di bulan puasa ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI