Sebuah postingan warga Sulawesi Barat (Sulbar) Â terkait iring iringan kendaraan membawa bantuan dari Palu Sulawesi Tengah (Sulteng) viral di media sosial dan dishare ke sejumlah WAG. Â
Dalam kontennya di medsos, warga Sulbar tersebut  menyertakan narasi yang menyebutkan, "Makasih, rombongan dari Palu, nabalaski. Luar biasa Sulawesi Tengah. Thank you pengungsi."
Sejak gempa bumi melanda Provinsi Sulbar, tanggal 15 Januari 2021 kemarin Pemerintah Provinsi, bersama elemen masyarakat Sulteng bahu membahu melakukan misi kemanusiaan, mengalang  bantuan logistik dan mendistribusikan langsung ke lokasi gempa di Sulbar.
Pemprov Sulteng lewat Dinas Sosial misalnya sudah terjun langsung ke lokasi di Sulbar  Selain membawa bantuan logistik juga membuka dapur umum untuk korban gempa. Demikian pula stakeholder terkait, organisasi profesi, organisasi masyarakat, partai politik serta elemen warga masyarakat lainnya tidak mau ketinggalan mendistribusikan logistik ke Sulbar.
Hingga hari ini pengungsi gempa Sulbar masih membutuhkan bantuan logistik yang memadai. Seperti sembako, air mineral, susu untuk bayi, obat obatan dan keperluan pribadi lainnya. Kebutuhan tersebut sudah dipenuhi  oleh Pemerintah dan masyarakat Sulteng untuk didistribusikan ke Sulbar.
Tidak Lupakan Bantuan Warga Sulbar
Antusias masyarakat Sulteng untuk tergerak membantu masyarakat Sulbar tidak lepas dari kebaikan dan ketulusan yang sudah ditunjukkan pada  saat gempa bumi dahsyat melanda wilayah Palu Sigi Donggala (Pasigala) tahun 2018 lalu
Saat itu, disepanjang jalan trans Sulawesi di Provinsi Sulbar di depan rumah rumah masyarakat, menyiapkan berbagai  keperluan seperti minuman, makanan hingga perlengkapan pribadi bagi warga Sulteng yang mengungsi menyelamatkan diri dari gempa dahsyat 7,4 magnitudo yang menyebabkan tsunami dan liquifaksi.
Banyaknya warga Pasigala yang mengungsi keluar Sulteng melintasi wilayah Sulbar sangat terbantu dengan sikap antusias yang ditunjukkan masyarakat Sulbar. Warga setempat tidak segan segan menghentikan kendaraan dari Sulteng yang melintas, untuk singgah sekedar makan atau minum, serta  membawa perlengkapan yang dibutuhkan.
Ditengah situasi panik, kuatir dan ketakutan mengungsi menyelamatkan diri akibat gempa dahsyat, warga Sulteng merasakan benar bagaimana bantuan spontan warga Sulbar menjadi pengobat yang dibutuhkan. Bagaimana sikap solider dan kepedulian tanpa memperhitungkan besar atau kecilnya nilai bantuan.
Meski hanya segelas kopi yang ditawarkan, sudah cukup untuk membuktikan sikap empati warga Sulbar yang tidak ternilai harganya. Ucapan terima kasihpun disampaikan warga Sulteng yang hendak melanjutkan perjalanan, tanpa bisa membalas kebaikan yang diberikan.
Dan kini saatnya untuk membalas kebaikan yang ditunjukan saat Sulbar mengalami gempa bumi 6,2 Magnitudo. Bukan hanya pemerintah daerah dan elemen masyarakat, mahasiswa di Palu juga  turut menggalang bantuan. Kebaikan warga Sulbar akan selalu teringat dalam sanubari penyintas gempa bumi Sulteng tahun 2018.
Sebagaimana saat gempa bumi di Pasigala  Sulteng, dalam kondisi darurat banyaknya bantuan yang diberikan tidak akan pernah cukup. Apalagi jika bantuan yang masuk tidak terdistribusi dengan baik mengingat kebutuhan logistik tidak hanya diperlukan di posko posko pengungsi, tapi juga warga yang tidak berada di posko pengungsian.
Dan benar saja, dari postingan warga pengungsi Sulbar di Medsos meyoroti bantuan logistik yang hingga kini belum diterima. Sebagian pengungsi mulai berteriak meminta bantuan logistik berupa sembako dan air mineral, susu untuk bayi, obat obatan serta perlengkapan mengungsi berupa terpal dan tikar.
- "Kami  saat ini sangat butuh bantuan terutama susu untuk anak bayi. Kasihan kami disini belum dapat bantuan," ujar warga Sulbar lewat akun medsosnya Majene mission Ghost.
Bahkan saking butuhnya bantuan sembako, Â sempat terjadi penghadangan serta penjarahan pada kendaraan pembawa bantuan yang masuk ke Sulbar. Penjarahan tersebut juga viral di medsos dan turut dishare ke WAG.Â
Kasus penjarahan bantuan seperti ini pernah pula terjadi saat gempa Pasigala tahun 2018 lalu terhadap kendaraan pembawa bantuan yang masuk ke Sulteng. Namun akhirnya dapat ditangani oleh aparat keamanan.Â
Kejadian seperti ini memang tidak bisa dihindarkan, apalagi jika ada  pengungsi benar benar belum tersentuh bantuan. Namun hal ini  bisa diatasi jika pemerintah setempat berkoordinasi dengan baik dengan stakeholder terkait dalam upaya penyaluran bantuan.
Karena bagaimanapun juga, tugas mulia para relawan yang membawa bantuan kemanusiaan, menghendaki jaminan keamanan agar bantuan bisa sampai ke tujuan dengan baik dan terdistribusi ke pengungsi secara merata.
Dukungan Bantuan Masih Dibutuhkan
Upaya penggalangan bantuan masih dibutuhkan bukan hanya bagi pengungsi gempa bumi di Sulbar, tapi juga bagi pengungsi yang terkena bencana di wilayah lain di Indonesia.Â
Seperti bencana banjir di Kalsel tanah longsor di Sumedang Jabar, Erupsi gunung Semeru di Jawa Timur dan tanah longsor serta banjir di Manado Sulut.
Namanya pengungsi pasti mengalami berbagai kendala dari banyak aspek. Bukan hanya makanan dan minuman, obat obatan, perlengkapan diri. Tapi juga kendala lainnya seperti sarana listrik padam, terganggunya jaringan komunikasi dan langkanya pasokan BBM.Â
- Sebagai penyintas bencana, semua keperluan itu akan sangat dibutuhkan. Hidup sebagai pengungsi memang memprihatinkan dan serba terbatas.
Karena itulah kita respek terhadap setiap misi kemanusiaan yang dilakukan relawan dan elemen masyarakat dalam membantu sesama yang terkena musibah. Apa yang bisa dipetik dari upaya penanganan dampak bencana tersebut.Â
Jawabnya bahwa ternyata modal sosial kita masih sangat kuat. Modal sosial itu adalah gotong royong, solidaritas, kepedulian dan rasa kebersamaan yang begitu tinggi
Modal sosial itulah yang terpampang nyata mewarnai hari hari pasca bencana, lewat aksi para relawan yang terlibat  mendistribusikan bantuan logistik. Bahkan mengevakuasi korban, melakukan pengobatan gratis, serta mendirikan dapur umum dan tenda tenda pengungsi.
Juga lewat aksi para donatur dan penyumbang yang sudah berkontribusi memberikan dana dan materi yang dimiliki, guna membantu para korban yang berada di tempat tempat pengungsian.
Tanpa mengabaikan daerah lain yang sudah pernah membantu saat gempa Pasigala lalu, ini saatnya membalas kebaikan warga Sulbar dan juga daerah lain yang sementara terdampak bencana alam.Â
Semoga tidak ada lagi bencana alam susulan di Indonesia  dan keselamatan selalu menyertai kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H