Gempa bumi berkekuatan 6,2 Magnitudo yang terjadi di wilayah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Jumat 15 Januari 2021, menyebabkan jatuhnya korban jiwa, puluhan orang luka luka dan ribuan orang mengungsi.
Gempa juga telah menyebabkan kerugian material. Diantaranya kerusakan berat sejumlah bangunan di Kabupaten Mamuju meliputi Hotel Maleo, Kantor Gubernur Sulbar, RS Mamuju, rumah warga serta jaringan listrik padam.
Sementara di Kabupaten Majene terjadi longsor di 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju menyebabkan akses jalan terputus. Sebanyak 62 unit rumah rusak (data sementara), 1 unit Puskesmas rusak berat  dan 1 Kantor Danramil Malunda rusak berat.
Berdasarkan sumber informasi Kalaksa dan Sekertaris BPBD Kabupaten Majene dan Kasi Pencegahan BPBD Kabupaten Polewali Mandar, gempa dirasakan cukup kuat sekitar 5-7 detik. Masyarakat setempat panik dan keluar rumah dan mengungsi  ke tempat aman untuk mengantisipasi gempa susulan yang lebih besar.
Hingga saat ini BPBD Kabupaten. Majene, Mamuju dan Polewali Mandar masih melakukan pendataan dan mendirikan tempat pengungsian. Adapun kebutuhan logistik yang  mendesak meliputi sembako, selimut dan tikar, tenda pengungsi, pelayanan medis dan terpal.
Pengalaman pada penanganan tanggap darurat bencana gempa bumi dahsyat yang menyebabkan korban jiwa dan penggungsi, sudah lebih dulu berada di lapangan Tim Basarnar, BPBD, Dinas Sosial serta dibantu stakeholder lainnya seperti TNI dan Polri serta petugas kesehatan.
Tim Basarnas melakukan evakuasi korban yang kemungkinan masih berada dipuing puing reruntuhan bangunan. BNPB menurunkan mobilisasi peralatan untuk mengevakuasi korban termasuk pendirian dapur umum, posko pengungsi dan distribusi logistik. Sementara Dinas Sosial membantu pendirian dapur umum dan distribusi logistik untuk pengungsi.
Berdasarkan informasi di media massa, banyak warga Sulbar yang mengungsi ke tempat tempat yang lebih aman dan mendirikan tenda tenda darurat secara swadaya. Karena itu wajar jika kebutuhan logistik meliputi sembako, selimut dan tikar, tenda pengungsi, pelayanan medis dan terpal keberadaannya sangat mendesak. Â