Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mengakhiri Polarisasi Pasca Pilgub Sulteng

11 Desember 2020   16:03 Diperbarui: 11 Desember 2020   16:05 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pemungutan suara di Sulteng. Doc Pri

Kita patut bersyukur Pilkada serentak dalam masa Pandemi Covid-19 di wilayah Sulawesi Tengah dapat  berlangsung dengan lancar dan kondusif. Walaupun ada berbagai kendala dalam menyiapkan penyelenggaraan Pilkada Serentakb yang ideal, namun akhirnya dapat terlaksana dengan aman.

Tak ada yang lebih utama dari sebuah kontestasi dibanding kesehatan dan keselamatan masyarakat diatas segala galanya. Melakukan kontestasi dimasa pandemi adalah membutuhkan perlakukan berbeda sebagaimana kontestasi yang sudah kita lalui sebelumnya. Protokol kesehatan dilakukan untuk menjaga kesehatan bersama antara penyelenggara dan pemilih.

Proses pemungutan dan perhitungan suara yang berlangsung lancar dan aman bukan semata keberhasilan dari  pihak penyelenggara, namun lebih dari pada itu juga peran dari pemilih yang sudah taat pada protokol yang sudah ditetapkan. Datang ke TPS dengan melakukan protokol kesehatan adalah wujud dari praktek adaptasi kebiasaan baru yang dipatuhi oleh pemilih.

Maka kita patut apresiasi semua pihak yang sudah berproses dalam kelancaran Pilkada Gubernur (Pilgub) Sulteng, termasuk masyarakat yang sudah memberikan hak pilihnya di TPS. Adagium  yang mengatakan, proses tidak akan mengkhianati hasil, adalah benar adanya. Tidak ada hasil yang baik, tanpa didahului proses yang baik.

Maka teriring ucapan selamat  untuk hasil menggembirakan bagi mereka yang sudah terlibat dalam setiap proses memenangkan kandidatnya. Kita semua pasti sudah berusaha dan berjuang keras, namun esensi berkontestasi pasti ada yang menang dan ada yang kalah.

  • Maka disini dibutuhkan sikap kedewasaan dalam menerima hasil Pilkada serentak. Sebuah sikap yang hanya bisa datang dari dari insan yang tercerahkan dalam menyikapi kontestasi politik.

Kita haturkan rasa salut pada sikap jentelmen Calon Gubernur Hidayat Lamakarate yang sudah memberikan ucapan selamat kepada pasangan Rusdi Mastura-Mamun Amir  yang unggul versi quick qount. Ini contoh figur yang dewasa dalam berkontestasi politik. Menerima realitas yang ada dan memberi selamat kepada yang unggul dalam berkontestasi.

Kita juga apresiasi pada sosok Calon Gubernur Rusdi Mastura yang akrab disapa bung Bung Cudi atas pidato politik yang mencerahkan. Yakni memohon didoakan untuk menjadi pemimpin Sulawesi Tengah yang amanah kedepan.

Cagub Hidayat Lamakarate. Doc Hidayat Lamakarate
Cagub Hidayat Lamakarate. Doc Hidayat Lamakarate

Menjadi pemimpin Sulawesi Tengah berarti memimpin semua masyarakat, tanpa terkecuali. Tidak ada lagi polarisasi diantara sesama pendukung. Yang ada kita semua sebagai masyarakat Sulawesi Tengah. Sikap merasa kelompoknya sebagai pemenang dan pihak lain sebagai yang kalah harus dijauhkan.

Penyelenggaran Pilkada serentak memang sudah selesai, tinggal menunggu proses akhir dari pihak KPU. Dejavu  (Pernah melihat dan merasakan) terhadap dinamika kontestasi yang diwarnai segregasi yang berdampak polarisasi terhadap sesama pendukung, maka sudah saatnya polarisasi tersebut diakhiri.

Polarisasi hanya membawa perpecahan, sementara yang dibutuhkan saat ini adalah kebersamaan dalam membangun daerah ini. Kebersamaan yang dipersatukan oleh kesdaran paradigma bahwa polarisasi hanya membawa kerugian dan perseteruan yang tiada usai.

 Tak ada yang diuntungkan dari polarisasi tersebut.  Dejavu terhadap polarisasi sebagai pengslaman dari kontestasi politik sebelumnya harus dijauhkan pasca Pikada serentak di Sulteng.

Masih banyak yang perlu dieksplor dari Bumi Sulawesi Tengah tercinta ini. Daerah yang kaya akan sumber daya alam yang harus dikelola secara maksimal demi kesejahteraan masyarakatnya. Masih ada wilayah di daerah ini yang membutuhkan sentuhan pembangunan untuk mengatasi kesenjangan daerah.

Disinilah peran Pemimpin terpilih untuk melibatkan semua stakeholder dalam membangun Sulawesi Tengah. Framing atas gagasan yang telah disampaikan saat kontestasi pilkada tidak cukup hanya sebatas konsepsi senata. Dibutuhkan penjabaran kongkrit dari Pemimpin terpilih bekerjasama dalam kesadaran geopolitik dalam membangun peradaban Sulteng yang maju dan sejahtera.

Jika para pemimpin sudah memperlihatkan jiwa besarnya dalam menyikapi penyelenggaraan Pilkada Serentak, maka sebagai sesama anggota masyarakat. tak ada salahnya kita melakukan hal yang sama. Saatnya kita bersatu kembali dan menghentikan praktek segregasi yang memecah belah kebersamaan.

Mari Kita dukung Pemimpin yang bercita cita  mulia berbuat yang terbaik untuk daerah ini. Siapapun bisa dilibatkan untuk bersinergi dalam membangun daerah ini. Pemimpin yang visioner adalah pemimpin yang merangkul semua pihak untuk kepentingan bersama. Semoga.

Salam Persatuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun