Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Merefleksikan Makna Kemerdekaan dari Sulawesi Tengah

17 Agustus 2020   13:38 Diperbarui: 18 Agustus 2020   09:28 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reses di Stasiun Karantina Ikan Palu. Doc Pri

"Jangan biarkan krisis membuahkan kemunduran. Justru krisis harus kita manfaatkan sebagai momentum untuk melakukan lompatan kemajuan." Pidato Presiden Jokowi 14 Agustus 2020.

Selama dua minggu dari akhir bulan Juli hingga Agustus ini, saya menemani Senator dapil Sulteng Lukky Semen SE, melakukan reses di 18 titik untuk untuk menjaring aspirasi masyarakat dan instansi Pemerintah. Terhitung ada sembilan instansi vertikal dari Kementerian yang ada di daerah, tiga instansi horisontal Pemerintah Daerah, Satu Pemerintah Kota Palu dan lima kelompok masyarakat yang dikunjungi melakukan pertemuan.

Banyak keluhan, masukan dan usulan yang disampaikan saat reses sesuai dengan bidang kerja Senator, yakni Komite II yang membiidangi sektor Infrastruktur, Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Lingkungan Hidup, Pertambangan dan sektor lainnya. Semua aspirasi tersebut menjadi bahan inventarisasi materi bagi Senator untuk dibahas dalam rapat kerja dengan mitra Kementerian nantinya.   

Dalam momentum dirgahayu Kemerdekaan RI ke 75, aspirasi yang tersampaikan dalam reses tersebut sangat relevan sebagai bahan refleksi terhadap makna kemerdekaan yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus hari ini. Tentu juga relevan dengan penyampaian pidato Presiden Jokowi pada sidang paripurna di gedung Parlemen Senayan tanggal 14 Agustus kemarin.  Bahwa  jangan biarkan krisis membuahkan kemunduran. Justru krisis harus kita manfaatkan sebagai momentum untuk melakukan lompatan kemajuan.      

Adapun beberapa catatan dari hasil reses yang dimaksud meliputi,

Sektor Pertanian

Keinginan menjadikan daerah Sulteng sebagai sentra benih untuk sejumlah  komoditi unggulan yang ada di Sulteng yakni sumber benih harus diproduksi di Sulteng mencuat dalam pertemuan dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulteng. Pasalnya, selama ini benih diperoleh dari luar daerah Sulteng diantaranya dari Sulawesi Selatan, Jawa Timur dan NTT. Dimana disatu sisi memakan waktu dan biaya mahal untuk pengiriman. Dan disisi lain belum jaminan jika benih yang didatangkan dari luar akan cocok untuk ditanam di daerah Sulteng. Keinginan untuk menjadi sentra benih alasannya tepat. Yakni sumbernya jelas, kualitasnya jelas dan waktunya menanam jelas.

Reses di BTNLL. Doc Pri
Reses di BTNLL. Doc Pri

Pengalaman yang dialami oleh petani sawah atau petani kebun terkadang saat waktu menanam tiba, benih yang akan ditanam justru tidak tersedia atau terlambat datang saat dibutuhkan. Dan ketika sudah menanam baru benihnya datang. Kendala inilah yang menjadi keinginan dari BPTP Sulteng, agar daerah Sulteng sudah harus menjadi sentra benih yang unggul dan bersertifikat agar tidak bergantung pada daerah lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun