Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Natal, Kemanusiaan dan Kebangsaan

25 Desember 2019   00:44 Diperbarui: 25 Desember 2019   01:33 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Perayaan Natal. Doc Pri

"Kita juga harus terus memperkuat nilai nilai toleransi, nilai nilai kerukunan, dan nilai nilai persaudaraan diantara sesama anak bangsa, sehingga dalan menjelang Natal dan Tahun Baru, kenyamanan dan rasa aman masyarakat bsa dihadirkan." 

Presiden Jokowi

Hari ini segenap umat Kristiani di seluruh dunia merayakan Hari Raya Natal. Di hari hari yang penuh kekhusyukan ini, romantikanya bulan Desember tidak hanya diisi dengan berbagai perayaan dalam bentuk ibadah saja, tapi juga perjumpaan perjumpaan dengan umat yang  saling menguatkan. Ya,  menguatkan dalam iman dan persaudaraan.

Dari berbagai ibadah perayaan Natal yang saya hadiri di Bulan ini, ibadah sebagai rasa syukur atas kedatanganNya ke dunia, senantiasa menghadirkan spritualitas baru. Yakni spiritualitas dalam bentuk kehangatan, kebersamaan, sukacita dan damai sejahtera yang hadir dari perjumpaan tersebut.

Perayaan Natal dalam iman Kristiani harusnya dimaknai seperti itu. Karena Natal sebagai simbol kelahiran Yesus Kristus, adalah sebuah pencerahan iman bukan pengerusan iman,  Yakni ketika Natal dirayakan penuh kemewahan, eksklusif serta hura hura. Natal yamg menjadi sebuah secermonial semata, bukan sejatinya Natal yang berangkat dari sebuah keteladanan, pengorbanan, kesederhanaan dan damai sejahtera.

Dalam sebuah ibadah perayaan Natal di sebuah pelosok daerah yang sempat saya hadiri, saya merasakan religiusitas dalam ibadah Natal itu yamg dikemas dalam kesederhanaan tapi penuh hikmat. Saya juga merasakan sukacita ketika bisa merasakan dan berbagi kebahagiaan dengan para Jemaat yang hadir.

Suasana Perayaan Natal. Doc Pri
Suasana Perayaan Natal. Doc Pri

Saya merasakan terang tema Natal tahun ini, yakni hiduplah sebagai sahabat dengan semua orang direfleksikan dalam tataran praksis. Yakni ketika dalam Natal nilai kasih diwujudkan secara kongkrit lewat bingkisan Natal kepada mereka yang membutuhkan. Bingkisan Natal tersebut tidak harus dilihat dari besar kecilnya nominal, tapi makna filosofis yang dikandungnya, yakni makna persahabatan, persaudaraan, dan cinta kasih.

Inilah pengalaman iman yang harus selalu hadir dalam momentum Natal. Bahwa Natal adalah juga perjumpaan yang tidak lepas dari dimensi kemanusiaan.  Dimana dalam dimensi kemanusiaan itulah sebuah narasi tentang berbagi kasih adalah keniscayaan dan kemutlakan.  

Natal Sejatinya Kemanusiaan

Natal sejatinya adalah tentang Kemanusiaan. Sebagaimana ketika Yesus yang lahir ke dunia dan dijumpai oleh kaum gembala dan orang Majus disebuah palungan sederhana.  Cerita tentang kaum Gembala dan orang Majus yang apresiatif itulah yang harusnya menjadi inspirasi, tentang bagaimana interaksi kemanusiaan dibangun dengan landasan ketulusan.

  • Jika Natal dimaknai sebagai penguatan nilai nilai kemanusiaan, maka inilah monentum bagi umat Kristiani untuk senantiasa berbagi terhadap mereka yang kekurangan dan membantu mereka yang dalam kesusahan. Serta memberi solusi bagi mereka yang dalam kegelisahan pergumulan hidup.

Itulah intisari dari terang tema Natal tahun ini, yakni hiduplah sebagai sesama sahabat dengan semua orang tanpa terkecuali. Menjadi sahabat yang bisa menghidupkan, bukan sahabat yang meresistensi, apalagi yang mensegregasi dan menciptakan polarisasi dalam kehidupan bersama.

Kesederhanaan Natal. Doc Pri
Kesederhanaan Natal. Doc Pri

Saling berbagi kasih adalah tindakan sederhana bagi umat dalam mengisi relasi  sosial kemanusiaan di Bangsa ini. Perjumpaan kita dengan sesama masyarakat baik lintas iman,  suku dan etnis, merupakan keniscayaan dalam kehidupan berbangsa kita.  Simpul simpul perjumpaan dalam keberagaman itulah yang harus kita warnai untuk kebaikan bersama.

Tema Natal tahun ini tantang ajakan untuk selalu menjadi sahabat bagi semua orang, pada dasarnya adalah sebuah ajakan spiritualitas yang menuju pada terwujudnya kedamaian dalam kehidupan manusian. Kandungan spiritualitas tersebut sebagaimana yang dikatakan Presiden Jokowi, yakni memperkuat nilai nilai toleransi, nilai nilai kerukunan, dan nilai nilai persaudaraan diantara sesama anak bangsa,

Merefleksikan Natal berarti merefleksikan pula kehidupan berbangsa, yang kita jalani direntang waktu yang ada, dalam perjumpaan dengan sesama anak bangsa. Yakni perjumpaan yang harmonis, solider dan saling menghormati dalam bingkai Keindonesiaan.

Semoga dalam semangat perayaan Natal kali ini, polariasi sesama anak bangsa bisa diminimalisir,Serta degradasi kebangsaan bisa diatasi dalam semangat kebersamaan semua anak bangsa yang cinta akan kedamaiaan. 

Selamat merayakan Natal, sambutlah Dia dengan sukacita.

Palu, 25 Desember 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun