Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Lompatan Quantum Jokowi dan Makna Kemerdekaan

17 Agustus 2019   15:47 Diperbarui: 17 Agustus 2019   19:57 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi ketika Jokowi mengatakan akan memimpin lompatan kemajuan Indonesia untuk lima tahun kedepan,  itu bukan sekedar pemanis ucapan semata.  Sebaliknya kita sangat yakin, seyakin yakinnya Jokowi akan mewujudkan janjinya. 

Dalam Visi Indonesia ada lima program yang diprioritaskan Jokowi dalan lina tahun kedepan. Yakni melanjutkan pembangunan infrastruktur, penguatan pembangunan sumberdaya manusia (SDM), mengundang investasi seluas luasnya, melanjutkan reformasi birokrasi dan penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran.

Rasanya apa yang menjadi visi dan adagium Jokowi, sangat relevan dengan makna kemerdekaan Republik Indonesia ke 74 yang kita peringati hari ini. Makna kemerdekaan yang harusnya dirasakan oleh segenap rakyat Indonesia yakni bebas dari belemgu penjajahan, ternyata belum semua merasakan. 

Masih ada sebagian rakyat yang hidup terjajah oleh kemiskinan, kesenjangan, ketertinggalan bahkan keterisolasian karena wilayah yang susah dijangkau dengan sarana transportasi. Padahal  Sukarno 74 tahun  lalu saat bersama founding fathers mendirikan negara Indonesia merdeka, telah mengatakan, bahwa untuk prinsip kesejahteraani tidak akan ada  kemiskinan didalam Indonesia merdeka.

Realitas membuktikan bahwa setelah 74 kemerdekaan Republik Indobesia masih ada kesenjangan pembangunan khususnya di wilayah pelosok. Inilah yang akan menjadi perhatian Jokowi untuk lima tahun kedepan. 

Guna mengatasinya maka pembangunan harus digenjot  secara merata dan maju  bukan hanya lewat lompatan biasa, tapi lompatan quantum. Bayangkan sudah 74 tahun merdeka masih ada wilayah yang belum bisa ditembus kendaraan roda empat alias mobil. Apa kata dunia.

Maka ketika kedepan pembangunan infrastruktur akan dilanjutkan dengan lebih cepat dan menyambungkan infrastruktur tersebut dengan dengan kawasan produksi rakyat, kawasan industri kecil, kawasan ekonomi khusus dan juga kawasan pariwisata, agar efek ekonominya besar, ini merupakan sebuah solusi untuk mengatasi kemiskinan,  kesenjangan dan ketertinggalan tersebut. Ini visi cemerlang yang dibuat Jokowi dalam momentum 74 tahun Indonesia merdeka.

Makanya kita sangat mendukung pernyataan Jokowi, bahwa  pencapaian visi besar harus dipercepat. Tidak ada jalan lain bagi kita semua, selain meninggalkan cara cara lama dan beradaptasi dengan cara cara baru. 

Rasanya Jokowi mengilhami benar apa yang  dikatakan Sukarno, bahwa revolusi adalah pembinasaan dari semua yang tidak kita sukai dan membangun segala apa yang kita sukai. Revolusi adalah perang melawan keadaan yang tua, untuk melahirkan keadaan yang baru.

Khususnya bagi mereka yang berada dalam wilayah terisolir dan berpuluh tahun hidup dalam ketersenjangan, saatnya bagi mereka untuk bisa menikmati dampak pembangunan infrastruktur yang memadai. 

Ibarat papatah,  baju lana  harus diganti baju baru. Kebijakan lama yang selama ini tidak menyentuh mereka, harus diganti dengan kebijakan baru yang revolusioner progresif tepat ke jantung sasaran. Inilah refleksi 74 Indonesia merdeka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun