Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Merenungi Indonesia dari Sanur Bali

15 Agustus 2019   10:44 Diperbarui: 6 September 2019   00:10 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini sebuah tantangan bagi elit politik siapapun mereka. Ditengah geliat manuver politik terkait wacana pengisian jabatan Menteri pasca Pilpres. kita mengingatkan mereka bahwa semangat dan perilaku the founding father jangan dilupakan. Bahwa keinginan untuk berbakti dalam kekuasaan adalah sesuatu yang tidak terelakkan, namun menjaga persatuan sebagainana yang diteladankan pendiri bamgsa menjadi yang utama. Menjadi prioritas.

Dari tepi pantai sanur Bali sembari memandang jauh ke lautan, teringat kembali sosok Sukarno yang merenung di tempat pembuangannya di tahun 1934-1938. Sukarno  dalam hari hari perenungannya di Ende dibawah pohon sukun sembari memandang lautan luas, menemukan ilham cemerlang akan prinsip prinsip dasar dari Pancasila yang kelak menjadi dasar negara ini. Jika permenungan adalah cara Sukarno mendapatkan pencerahan berupa konsepsi kebangsaan guna dipersembahkan buat negara ini, rasanya para elit politik perlu juga merenung, apa yang bisa dipersembahkan untuk masa depan bangsa.

Jelang peringatan kemerdekaan bangsa ini, saya merenung dari episentrum destinasi wisata dunia itu, kalau bangsa ini akan tetap utuh oleh karena elit politiknya bersatu. Elit politik yang senantiasa mengesampingkan ego dan hasrat politik demi keutuhan bangsa. Elit politik yang meneladani  semangat pendiri bangsa yang bertindak tanpa pamrih dem persatuan bangsa. Elit politik yang memiliki kehormatan menjaga negara besar ini dari ancaman disintegrasi dan degradasi bangsa.

Dari Sanur Bali yang eksotik, saya merenungi kembali perkataan Sukarno di tahun 1945, tujuh puluh empat  tahun  yang lalu. "Kita hendak mendirikan suatu negara semua buat semua. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya, tetapi semua buat semua." Semoga konsepsi Bung Karno ini menjadi refleksi bagi para elit politik atas pengabdian mereka terhadap bangsa ini.

Dirgahayu Republik Indonesia ke 74.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun