Tingkat konsumsi sayur-mayur dan lauk-pauk dan bumbu-bumbu juga ikut turun. Tingkat Konsumsi gula pasir mestinya ikut turun juga karena tidak ada acara medang di siang hari. Dalam pikiran saya, laku puasa membuat situasi No Demand. Kalau terjadi No Demand terhadap bahan-bahan kebutuhan pokok dan pangan, sesuai dengan hukum supply dan demand sebagai pembentuk harga dalam mekanisme pasar, harga akan turun. Dalam pikiran saya begitu.
Yang jadi masalah buat saya dan Anda yang melihat judul di atas adalah realitasnya tidak begitu. Harga-harga bahan kebutuhan pokok dan kebutuhan pangan lainnya malah naik. Apakah No Demand tidak terjadi padahal ada laku puasa yang dijalankan oleh jutaan orang dalam kurun waktu yang cukup lama? Rasanya belakangan ini juga tidak terjadi tragedi, bencana alam, kekeringan, penyakit ternak dan tanaman pangan yang membuat supply jauh berkurang untuk memenuhi demand masyarakat di bulan puasa. Artinya pasokan wajar. Berarti permintaan naik dong? Kalau permintaan naik jauh melebihi yang bisa dipasok, terjadi ketidakseimbangan, harga bergerak. Dalam hal ini bergerak naik sampai harus ada operasi pasar untuk menyeimbangkan.
Lho, tapi bukannya puasa mestinya bisa mengurangi permintaan, terjadi No Demand, bukan malah menambah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H