Sebenarnya ketika Indonesia leading 1-0 saat Lilipaly sukses memanfatkan umpan dari Boaz, udah tergambar apa yang mau saya tulis di sini. Udah kebayang mau puji aksi heroiknya para Garuda Muda Indonesia yang bemain total, konsentrasi yang lebih baik dan pujian lainnya buat Kurnia Mega cs. Eh tapi kemudian semuanya buyar.
Saya sebel karena Vu van Tanh kenapa ga ditempel mesra (ketularan sama Bung Ahay) sehingga membuka skor pertama buat Vietnam. Papan skor menunjukan angka 1-1. Btw, tadinya saya mau bikin judul 90 menit menundukan 10 pemain timnas Vietnam. Berhasil? Tidak. Malah injury time 5 menit jadi terasa kayak nonton kura-kura balap lari. Lama pake banget. Dan bener kejadian, Vietnam balik unggul 2-1.
Kejadian lagi konsentrasi yang suka buyar di menit-menit kritis. Penyakit klasik Timnas yang juga suka dialami Persib dan Liverpool. *kalian kompakan banget deh*
Skor agregat jadi 3-3. Punya catatan gol tandang dan kandang yang sama persis bikin leg kedua semifinal ini harus dilanjutkan ke babak 2x15 menit. Mules lah saya. Boaz dan Andik udah ditarik. Meski ada darah segar (((darah segar))) Ferdinand Sinaga yang masuk di menit ke-72. Secara keseluruhan Timnas sudah letih dibombardir 7 hari 7 malam (itu kata Bung Ahay). Ga berani bayangin lanjut ke babak tos-tosan alias adu penalti. Meski Vietnam minus kipe utama, kalau udah gini mah untung-untungan. Seorang Beckham, Tores, atau Gerrard, pun pernah gagal mengeksekusi tendangan di titik putih.
Seperti yang akhirnya kita tonton malam ini, Timnas akhirnya berhasil lolos dari tekanan penonton yang memenuhi stadion My Dinh. Itu kapasitasnya berapa ya? Kayaknya lebih banyak dibanding pas leg pertama di Bogor. Gila antusias para penonton di Vietnam. Keren!
Siapa man of the match malam tadi? Boaz? Bukan! Lilipaly? Enggak juga? Siapa dong? Andik? Abduh Lestaluhu? Kuria Mega? Enggak. Bukaaaan.
Siapa dong?
Mas Ahay! He is so hilarious, so epic, heboh!
Iya di tengah kelebayan quote-quotenya, perut lapar tapi mules karena ga sabar nunggu peluit akhir ditiup wasit. Banyak netizen yang ngutip omongannya di timeline medsos. Walhasil jadi nambah sakit perut dan pengen ngakak dibuatnya. Kurnia Mega dipuji cantik (masih normal kan Mas Ahay?), dibombardir 7 hari 7 malam (ini abis nonton Pearl Harbour?), peluang emas bercampur intan permata (coba bayangin penampakan perhiasannya kayak gimana) ada gawang…. ada gawang (lah kan namanya juga maen bola, bukan basket yang pake keranjang? Nombok dong kata Iwa K). Kocak meski lebay hahaha... Dan masa sih pas pemain Indonesia mau ngambil sepak pojok dibilang gini: “para pemain Timnas Vietnam mengganggu pemain Indonesia”. Haish, masnya semangat amat! Sampai salah ngomong gitu. Kan yang ganggu itu penontonnya, bukan pemainnya -_-

Mau yang kalem? Nonton aja pertandingan tenis. Paling tepuk tangan aja yang rada rame. Eh ada catur juga. Hening.... krik krik krik...
Padahal reporter bola yang berisik ada yang kadarnya lebih parah. Coba deh liat di youtube, cari pertandingan dari Meksiko misalnya. Mereka berisik sangat. Kalau mau yang selow, tonton deh liga Inggris. Kurang rame sih kalau saya bilang karena mereka yang ngelaporin jalannya pertandingan cenderung asik ngobrol berdua aja dengan sesama partnernya. Dalam beberapa kejadian aja mulai terasa intonasinya ketika ada gol atau kemelut misalnya. Pengaruh karakter aristokrat kali ya. Untungnya gaya permainan Inggris yang cepat, terbuka jadi hiburan tersendiri. Belum angle kamera yang nge-shoot jalan pertandingan yang lebih dekat. Entertaining lah. Makanya di sana sepak bola jadi industri hiburan. Liat tribun penontonnya aja bikin envy. Indonesia kapan bisa gitu ya?
Oya di menit 67an (cmiiw) kan ada sesi water break tuh. Kayak di basket (time break yang frekuensinya lebih sering). Merhatiin kan ada pemain Vietnam yang minta minum sama salah satu pemain Timnas? Ini sisi lain yang menarik dari nonton bola. Rival ketika bertanding tapi kalau kasih minum mah ya kasih aja kali. Kalau minta bola ketika pertandingan bola baru jangan.
Afterall, akhirnya Timnas Indonesia melaju ke final. Siapapun lawannya nanti, boleh dong request reporternya duetin aja Mas Ahay dan Mas Jebret. Biar makin seru hahaha.
Selamat buat Timnas. Semoga juara. Walaupun Om Alfred udah bilang apapun yang terjadi, beliau akan mundur dari jabatannya sebagai pelatih. Siapapun penggantinya nanti mudah-mudahan bisa membuat Timnas semakin baik bertanding. Bukan jago kandang saja tapi bisa menang di partai tandang kayak malam ini. Konsentrasinya dong, jangan bikin Hayati lelah dan harap-harap cemas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI