Mohon tunggu...
efi nurwindayani
efi nurwindayani Mohon Tunggu... Dosen - Semua karena kasih karunia

saya seorang pendidik, melayani Tuhan melalui dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memaknai Penderitaan

11 Januari 2025   10:15 Diperbarui: 11 Januari 2025   10:28 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ayub orang yang saleh.. Tetapi dia mengalami pencobaan dari iblis.  Iblis berkata: bahwa kesetiaan Ayub kepada Allah karena ayub memiliki segala yang baik (keluarga, kekayaan, dll). Iblis memberi pernyataan bahwa jika Ayub kehilangan semuanya itu maka Ayub tidak setia kepada Allah.  Allah kemudian mengijinkan iblis Mencobai Ayub. Allah berkata semua boleh diambil dari hidup ayub, hanya jangan nyawanya..
Harta kekayaan Ayub ludes terbakar, semua anak anaknya mati saat mereka sedang berpesta, dan Ayub kehilangan kesehatannya. Dia kena kusta. Istri Ayub pun menyuruh Ayub agar tidak usah setia kepada Tuhan dan menganggap Ayub gila karena ia ttp beriman kepada Tuhan.
7 hari 7 malam Ayub berduka.. Menangis dan melolong dalam penderitaannya.
4 sahabat Ayub datang dan mencoba menghibur Ayub.
3 sahabat Ayub yaitu Elifas, bildad dan zofar mengatakan dan menuduh Ayub telah berbuat dosa sehingga ia menderita.
Ayub berusaha memahami apa maksud Tuhan sehingga ia mengalami penderitaan yang sangat hebat.
Sahabat ke 4 Ayub yang bernama Elihu mencoba menjawab Ayub dengan mengatakan bahwa Allah yang maha kuasa memiliki maksud maksud yang tidak terpahami oleh manusia.  Bukan karena Ayub berdosa sehingga ia menderita melainkan Allah mengijinkan penderitaan itu karena Allah memiliki maksud dan tujuan dibalik penderitaan tersebut.
Dalam pergumulan yang begitu panjang akhirnya Allah menjawab Ayub bahwa Allah berdaulat dan mengendalikan segala peristiwa yang Ia ijinkan terjadi dalam hidup Ayub.  Yang Allah mau adalah sikap yang rendah hati dan percaya (beriman) kepada Allah.

Melalui kitab Ayub ini pelajaran rohani yang dapat ditarik adalah: kita memang  tidak tahu apa yang sebenarnya yang IA mau melalui penderitaan, tetapi kita mempunyai Allah yang maha Tahu, berdaulat dan mengendalikan setiap peristiwa yang Ia ijinkan terjadi. Kita  mau terus belajar rendah hati dan percaya - beriman kepada Allah dalam semua hal di hidup saya. Tuhan Yesus memberkati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun