Mohon tunggu...
Efida Lubis
Efida Lubis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hubungan Internasional | Universitas Jember | 2022

Perempuan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Sirkuit Kekuatan: Merkantilisme dan Dampaknya terhadap Koloni

7 Maret 2024   13:26 Diperbarui: 7 Maret 2024   13:31 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Raja ini mengadopsi serangkaian langkah-langkah yang bertujuan untuk menguatkan kekayaan nasional dan meningkatkan kekuatan ekonomi dan militer Prancis. Kebijakan proteksionisme diterapkan untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan asing. Tarif tinggi diberlakukan untuk meningkatkan ekspor dan mengurangi impor, sementara pemerintah memberikan subsidi kepada industri-industri yang dianggap strategis. Dalam hal ini, penerapan merkantilisme di Prancis menciptakan pertumbuhan industri dan meningkatkan cadangan kekayaan nasional.

Pada perbedaan penerapan merkantilisme juga ditemukan ketika membandingkan kebijakan Inggris pada periode yang sama. Meskipun Inggris juga menganut prinsip merkantilisme, pendekatan yang diambil memiliki nuansa yang berbeda. Inggris lebih memprioritaskan perdagangan maritim dan kolonialisme sebagai cara untuk mengakumulasi kekayaan. 

Kebijakan navigasi Inggris membatasi perdagangan dengan negara-negara yang bukan merupakan anggota koloni Inggris, sehingga memberikan keunggulan perdagangan kepada kapal-kapal Inggris. Dengan demikian dampak merkantilisme di Inggris lebih ditekankan pada dominasi dalam perdagangan laut dan ekspansi kolonial. Perbedaan-perbedaan ini menunjukkan bahwa implementasi dari prinsip merkantilisme dapat bervariasi tergantung pada kondisi lokal, kebijakan pemerintah, dan orientasi ekonomi.

Seiring dengan berkembangnya zaman, paham merkantilisme ini mengalami banyak kritikan. Pandangan kritik terhadap merkantilisme mencuat terutama seiring berkembangnya prinsip-prinsip perdagangan bebas dan efisiensi ekonomi. Pemikiran ini menyoroti bahwa kebijakan proteksionisme dan pembatasan perdagangan merkantilisme bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar perdagangan bebas. Pembatasan impor dan subsidi industri dianggap dapat menghambat persaingan yang sehat, sehingga mengakibatkan alokasi sumber daya yang tidak efisien dan merugikan konsumen dengan menaikkan harga barang dan jasa.

Merkentilisme dapat dianggap sebagai landasan bagi perkembangan sistem ekonomi baru, yaitu kapitalisme. Meskipun merkantilisme menunjukkan fokus pada akumulasi kekayaan nasional dan kontrol pemerintah yang kuat, evolusi kapitalisme dimulai dengan perubahan pandangan tentang kekayaan. Seiring berjalannya waktu, muncullah pemikiran ekonomi klasik yang menyoroti pentingnya pasar bebas dan tidak terlihat untuk mencapai efisiensi ekonomi. 

Pemikiran ini menandai pergeseran dari kontrol pemerintah yang ketat menuju keyakinan pada mekanisme pasar sebagai pengatur alami ekonomi. Prinsip-prinsip kapitalisme, seperti kebebasan individu dan pasar yang bebas muncul sebagai reaksi terhadap batasan-batasan merkantilisme. Dengan demikian, merkantilisme dapat dianggap sebagai tahap awal dalam evolusi sistem ekonomi yang menuju kapitalisme modern.

Kesimpulannya paham merkantilisme dapat berkembang pada abad ke-16 sampai abad ke-18 dikarenakan pada masa awal kemerdekaan. Pada masa itu, negara-negara lebih menekankan untuk pengumpulan ekonomi seperti emas dan logam mulia. Peningkatan ekspor dan pembatasan pada impor ditekankan dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian dan perkembangan industri-industri lokal. Namun seiring dengan perkembangan zaman, prinsip tersebut mulai mendapatkan kritik dan bertentangan dengan prinsip perdagangan bebas. Sehingga reaksi dari kritik tersebut menjadi tahap awal adanya evolusi sistem ekonomi baru menuju kapitalisme modern yang sekarang digunakan oleh sebagian besar negara di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun