Sebuah perubahan pasti ada pro dan kontra.Pro adalah dari  pihak yang merasa bahwa segala sesuatu akan membaik,sedangkan kontra adalah pihak yang merasa tidak bermanfaat,tidak memajukan,merugikan dan masih banyak lagi.
Kasus nyata adalah berbelit-belitnya perubahan yang dilakukan dengan menembus kealotan dan cukup lama adalah dengan dibangunnya bandara baru di Yogyakarta.
Perubahan agar terjadi pengembangan wilayah untuk segala aspek,karena pusatnya adalah kota Yogyakarta,ketidak layakan bandara lama mengharuskan dibangun bandara baru yang memerlukan lahan yang luas dan tinjauan segala aspeknya.
Penolakan-penolakan,beberapa protes dan juga terpecah antara pro dan kontra diantara mereka.Ada yang senang hati menjual tanahnya ,ada yang tidak mau.Semua berakhir sekarang dengan ending yang baik.
Lalu pembangunan tol cipali,para pemilik tanah menolak menjual tanahnya,berbagai upaya mediasi diadakan dan kebetulan waktu itu anak sulung saya yang masih kuliah menyambi menjadi note taker disana,bersama sekelompok temannya mengadakan mediasi,mencatat apa  saja yang dibutuhkan sebagai tuntutan dari penduduk asli,beberapa yang menganggap diri berkuasa malahan minta uang dan kalau tidak dikasih maka akan membuat kerusuhan,orang-orang desa terpecah antara dua,rela menjual tanahnya dan satunya sebaliknya.
Cukup lama tersendat proyek itu karena pembebasan tanah sangat sulit.Ada pergerakan ketidak puasan harga,merasa tidak ada manfaatnya dan mengusir mereka sebagai pemilik asli wilayah sana,harga tanah dianggap terlalu murah karena tuntutannya tinggi.
Semua perubahan ada pro kontra.Yang merasa tidak mendapatkan keuntungan berkata halah buat apa.Jalan dan jembatan baru dibuat agar segala distribusi dan bantuan cepat datang,lebih -lebih lagi jika ada bencana.Lalu tol Cipali yang dibangun oleh PT Lintas Marga Sedaya milik Sandiaga Uno berakhir dengan baik setelah melewati ketersendatan cukup lama karena masalah pembebasan tanah.
Contoh lain adalah ketika PT Kereta Api Indonesia melarang semua pedagang berjualan di dalam kereta.Memang ada yang dirugikan karena tidak bisa lagi berdagang kopi,teh nasi.Hal yang sama untuk aturan di bus antar propinsi yang eksekutif.Selalu memang ada yang dirugikan demi sebuah kebaikan,memandang darimana kata rugi itu.
Begitu juga penggusuran pedagang atau kios-kios di sepanjang stasiun kereta api.Demo-demo dan protes-protes karena tidak diperbolehkan berdagang ditanah milik PT KAI yang sudah puluhan tahun mereka huni dan turun temurun.
Yang lebih kecil skalanya kala tukang parkir di Malioboro dipindahkan lahan parkir di jalan Abu Bakar Ali .Juga memakan waktu.Hasilnya seperti sekarang ini.
Saya rasa masih banyak contoh lain yang disikapi dengan tidak kooperatif pada mulanya,lalu melalui beberapa mediasi akhirnya berakhir dengan lancar.
Jadi tidak heran kalau ada protes sana sini karena perubahan yang terjadi,tetapi mengaca dari semua contoh di atas adalah bukankah lebih baik atau subyektifitas penilaian masing-masing.
Pro dan kontra ada,ada yang merasa diuntungkan dan dirugikan.Bahkan untuk hal yang lebih kecil,apalagi untuk sesuatu yang sangat besar yakni pemindahan ibukota.Pasti pro dan kontranya lebih besar.
Orang kadang memiliki sikap defensif sangat tinggi seperti tahu sebelum waktunya dan memastikan itu benar,sebelum segala sesuatu terlaksana dan jika tidak sesuai dengan pendapatnya.
Itu saja menurut saya,saya tidak piawai sama sekali dalam hal ini.
Sekian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H